Sebanyak 69 item atau buku ditemukan

Menalar Islam

Menyingkap Argumen Epistemologis Abdul Karim Soroush

Buku ini berhasil menguraikan gagasan Abdul Karim Soroush yang tidak hanya baru dari segi isi, tetapi juga dari segi argumentasinya. Soroush menggunakan epistemologi penyusutan dan pengembangan dalam memahami agama, dan teori ini membedakan agama dengan pengetahuan keagamaan. Hampir semua pemikir berpendapat bahwa agama adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada nabi-Nya melalui perantaraan malaikat. Pendapat ini mengandaikan nabi berada dalam posisi pasif. Berbeda dengan mereka, Soroush memahami agama sebagai hasil pengalaman seorang nabi bertemu dengan Yang Sakral. Pengertian ini melahirkan kesan bahwa nabi bersikap aktif dan agama tidak semata-mata setiap sesuatu yang datang dari Tuhan, melainkan harus dialami oleh seorang nabi. Jika selama ini para pemikir selalu merujuk pada al-Qur’an dalam memahami agama, Soroush justru mensyaratkan juga untuk memahami atau menafsirkan pengalaman keagamaan Nabi Muhammad Saw. karena al-Qur’an merupakan konkretisasi pengalaman keagamaan nabi. Pengalaman keagamaan nabi plural, begitu juga pesan yang terkandung dalam al-Qur’an. Dengan prinsip ini, Soroush berpendapat bahwa tidak boleh ada tafsir tunggal dan statis terhadap agama (al-Qur’an). Tafsir terhadap agama harus plural dan dinamis. Menariknya, jika biasanya para peneliti pemikiran seorang tokoh menggunakan kerangka teori dari tokoh lain, maka penulis buku ini menyingkap pemikiran Soroush menggunakan teori yang dikemukakan oleh Soroush sendiri. Sangat terasa buku ini dikerjakan di atas basis teori penulisan yang teoretis, bukan sekadar kompilatif sebagaimana banyak dilakukan orang.

Buku ini berhasil menguraikan gagasan Abdul Karim Soroush yang tidak hanya baru dari segi isi, tetapi juga dari segi argumentasinya.

Dakwah Islam Moderat ala KH. Afifuddin Muhajir dan KH. Abdul Moqsith Ghazali

Di tengah eskalasi kelompok radikal-fundamental yang mengancam keutuhan negara dan bangsa yang damai dan toleran, belajar kepada ulama yang punya pengaruh luas, baik pemikiran maupun kiprah kebangsaannya, adalah langkah urgen yang harus dilakukan, utamanya ulama yang membawa panji-panji Islam moderat. KH. Afifuddin Muhajir dan KH. Abdul Moqsith Ghazali merupakan dua ulama yang kepakarannya dalam bidang fiqh dan ushul fiqh telah diakui oleh publik, dan dedikasi sosial serta kontribusinya dalam membangun peradaban Islam telah teruji. KH. Afifuddin Muhajir dikenal sebagai pengusung fiqh tata negara, sedangkan KH. Abdul Moqsith Ghazali mendedahkan argumen pluralisme agama. Lebih dari itu, keduanya merupakan perumus ijtihad maqashidi. Buku ini mengeksplorasi model dan strategi dakwah Islam moderat yang diperjuangkan oleh dua ulama tersebut. Tujuannya tidak lain agar menjadi inspirasi, motivasi, dan teladan bagi generasi muda dan segenap elemen bangsa agar Islam moderat tetap kokoh sebagai basis umat Islam Indonesia untuk memperkuat bangunan NKRI yang toleran, damai, dan berkeadaban. Moderatisme Islam yang digaungkan oleh kedua ulama ini didasarkan kepada basis keilmuan yang kokoh dan relevansi yang tinggi terhadap realitas kontemporer. Keduanya mampu melakukan kontekstualisasi doktrin yang terdapat dalam kitab kuning terhadap kompleksitas dunia modern.

Di tengah eskalasi kelompok radikal-fundamental yang mengancam keutuhan negara dan bangsa yang damai dan toleran, belajar kepada ulama yang punya pengaruh luas, baik pemikiran maupun kiprah kebangsaannya, adalah langkah urgen yang harus ...

Moderasi Islam Indonesia

Wacana moderasi Islam kian hari semakin deras arus relevansinya dengan kompleksitas problem modernitas kita hari ini. Gagasan utamanya ialah menentang segala bentuk kekerasan, ekstremisme, terorisme, fanatisme, dan sejenisnya. Oleh Cak Nur, moderasi Islam digambarkan sebagai cara pandang maupun sikap keagamaan sebuah masyarakat yang lebih menekankan karakter moderat (ummatan wasathan). Salah satu ciri utamanya, mereka mengedepankan sikap-sikap yang fleksibel dalam menghadapi berbagai konflik maupun konfrontasi yang mencuat dari jurang-jurang perbedaan. Moderasi Islam mengemban misi: menjaga keseimbangan di antara dua kutub ekstremitas yang sulit dipertemukan, yakni antara (pemikiran, pemahaman, pengamalan dan gerakan) Islam fundamental dan Islam liberal. Dalam konteks Indonesia, moderasi Islam mendapatkan apresiasi yang bagus dari dunia internasional. Bukan hanya umat Islam kawasan Timur yang mengagumi pendekatan keagamaan kita, Barat pun mengakui Indonesia sebagai model alternatif bagi kerukunan antarumat beragama di permukaan bumi. Lebih dari itu, bahkan Islam Indonesia menjadi antitesis terhadap citra Islam yang dirusak oleh segelintir orang yang memilih jalan kekerasan. Lantas, bagaimanakah sebenarnya pemikiran, pemahaman, dan pengamalan Islam yang berkembang di kalangan Muslim Indonesia? Buku ini menjawab dan mengkajinya secara mendalam dalam berbagai aspek. Bahkan, disertai pula ulasan yang radikal ihwal implikasi Islam Indonesia terhadap dinamika peradaban, keberagamaan Islam yang ramah, dan stabilitas kedamaian. Selamat membaca!

Dalam konteks Indonesia, moderasi Islam mendapatkan apresiasi yang bagus dari dunia internasional.

Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XII M)

Abad ke-7 sampai ke-13 M merupakan momentum yang sangat bersejarah dalam lintasan sejarah kebudayaan dan peradaban Arab-Muslim. Islam mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan kekuasaan yang sangat luas serta penyatuan antarwilayah Islam. Daulah Abbasiyah di Baghdad (di belahan dunia Timur) dan Daulah Umayyah di Cordova, Andalusia/Spanyol (di belahan dunia Barat) memperlihatkan kemajuan sains, kebudayaan, dan peradaban yang sangat spektakuler. “The Golden Age of Islam. (Masa Keemasan Islam) benar-benar telah menghiasi panggung sejarah dunia pada Abad Klasik tersebut. Buku-buku ilmu pengetahuan Islam yang dihasilkan dan ditulis oleh para sarjana Muslim diterjemahkan secara besar-besaran ke dalam bahasa Barat-Latin. Intensitas persentuhan dan pergumulan Barat dengan peradaban Muslim pada gilirannya menggerakkan munculnya Era Renaissance di Barat pada abad ke-14 M. Era Renaissance pada gilirannya menggerakkan munculnya Era Reformasi dan Era Aufklarung (Pencerahan) pada abad ke-17 M yang kemudian mengantarkan bangsa-bangsa Barat menjadi bangsa yang sangat modern dan canggih di bidang sains dan teknologi. Robert Stephen Briffault, dalam buku terkenalnya yang berjudul The Making of Humanity mengapresiasi kontribusi besar para ilmuwan Muslim terhadap dunia modern. Briffault tanpa ragu mengatakan, “Ilmu pengetahuan adalah sumbangan peradaban Islam yang maha penting kepada dunia modern. Utang ilmu pengetahuan kita kepada ilmu pengetahuan bangsa Arab tidak tergantung kepada penemuan-penemuan teori yang revolusioner: ilmu pengetahuan berutang besar sekali kepada kebudayaan Islam.

Abad ke-7 sampai ke-13 M merupakan momentum yang sangat bersejarah dalam lintasan sejarah kebudayaan dan peradaban Arab-Muslim.

Rekonstruksi Paradigma Maqashid Asy-Syari'ah

Kajian Kritis dan Komprehensif

Dewasa ini, wajah pemikiran Islam global lebih banyak yang bersifat rigid, radikal, dan fundamentalistik. Bahkan, banyak dijumpai tindakan kriminal atau aksi terorisme yang diklaim oleh beberapa pelakunya atas nama "hukum Islam". Padahal, basis fundamental setiap hukum Islam adalah prinsip kebijaksanaan dan keselamatan umat manusia. Mirisnya lagi, aksi terorisme tersebut justru dilakukan di tengah-tengah masyarakat yang sedang menikmati kedamaian, ketenteraman, dan kemakmuran hidup. Salah satu problem fundamentalnya ialah wacana hukum Islam masih bercorak atomistik-parsialistik, baik dalam tataran metodologis maupun praktis. Aplikasi hukum Islam lebih bersifat reduksionis daripada holistik, literal daripada moral, satu dimensi daripada multidimensi, bercorak oposisi biner ketimbang multinilai, dekonstruksionis ketimbang rekonstruksionis, dan bersifat kausal ketimbang teleologis. Oleh karenanya, diperlukan pendekatan sistem yang bercorak multidisipliner terhadap teori-teori maqashid asy-syari'ah secara metodologis. Buku ini mengulas pendekatan sistem tersebut, yang diusung oleh Jasser Auda. la melakukan rekonstruksi paradigmatik baru dalam menganalisis hukum Islam. Berpijak pada sejumlah fitur sistem dalam membangun world view keislaman di era kontemporer. Maqosid yangdulutitiktekannya hanya pada pentingnya perlindungan terhadap umat Islam, bergeser menjadi perlindungan terhadap kemanusiaan-universal. Selamat membaca!

... syariah Islam dengan politik . Namun , titik tekan pembahasan hubungan antara syariah dengan politik tersebut adalah fenomena setelah Arab ... Sharia and Politics : Questions for Rekonstruksi Paradigma Maqashid asy - Syari'ah 57.

Tasawuf Dulu dan Sekarang

Tasawuf, jalan kerohanian, atau tarekat, salah satu tujuannya adalah untuk membebaskan manusia dari penjara kemajemukan menuju kodratnya yang utuh lagi suci (fitrah). Ketika manusia memegang teguh kodratnya dan menjadi diri sendiri seutuhnya, saat itu pula ia mencapai kebahagiaan hakiki di dunia ini dan di akhirat nanti. Melalui pengkajian yang cukup menyentuh dasar dan lengkap, tetapi disajikan secara sederhana, buku ini tidak hanya mengulas tujuan tasawuf. Di dalamnya, juga dibahas tentang tasawuf dan kelanggengan damba mistik, tingkatan kerohanian di dalam tasawuf, guru sufi, wahyu dan akal, Islam dan pertemuan agama-agama, dan lain sebagainya. Diharapkan, buku ini dapat menjadi kunci untuk membuka sejumlah pintu menuju gudang perbendaharaan tasawuf sejak dulu hingga sekarang. Terlebih, buku ini ditulis oleh Seyyed Hossein Nasr, salah seorang di antara ilmuwan muslim yang memiliki keahlian dalam pengkajian Islam yang cukup mendalam. Sekitar tahun tujuh puluhan, ia menjadi guru besar di tiga benua: Asia, Eropa, dan Amerika. Selamat membaca!

Terlebih, buku ini ditulis oleh Seyyed Hossein Nasr, salah seorang di antara ilmuwan muslim yang memiliki keahlian dalam pengkajian Islam yang cukup mendalam.

Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam

Banyak penulis buku tasawuf yang hanya menonjolkan aspek tertentu tentang tasawuf, terutama aspek positifnya terhadap pengalaman agama. Buku-buku semacam ini tidak bisa memberi pengertian yang utuh tentang tasawuf, tidak banyak manfaatnya bagi pengamat dan peneliti di bidang sufisme, apalagi yang aspek negatifnya. Inilah yang akan menyebabkan kemunduran Islam. Oleh karena itu, satu-satunya cara adalah harus dengan semboyan “pergi ke Makkah melalui London”. Yakni, menguasai dan menerapkan metode analisis ilmiah dari Barat untuk menelaah kitab-kitab kuning dan kehidupan keagamaan umat Islam. Dengan cara ini, pengertian inti cita sufisme, yaitu fana dan kasyaf, dapat diselami secara utuh.

Banyak penulis buku tasawuf yang hanya menonjolkan aspek tertentu tentang tasawuf, terutama aspek positifnya terhadap pengalaman agama.

Realitas Komunikasi Politik Indonesia Kontemporer

Komunikasi politik menyalurkan aspirasi dan kepentingan politik rakyat yang menjadi input sistem politik. Pada saat bersamaan, komunikasi politik juga menyalurkan kebijakan yang diambil atau output dari sistem politik. Dengan demikian, melalui komunikasi politik, rakyat dapat memberikan dukungan, menyampaikan aspirasi, serta melakukan pengawasan terhadap sistem dan praktik politik. Buku karya Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. ini mengulas realitas komunikasi politik Indonesia kontemporer sekaligus memberikan perspektif positif dalam membangun demokrasi melalui berbagai dialog, pertukaran pikiran, perdebatan, kompetisi, negosiasi, dan interaksi sosial-politik lainnya. Dan, karenanya, buku ini menjadi referensi penting untuk pembelajaran demokrasi politik Indonesia sebagai sarana untuk pembentukan konsensus, penentuan prioritas, dan terciptanya sistem nilai dalam masyarakat. Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika RI *** Gun Gun Heryanto adalah akademisi komunikasi politik terdepan di Indonesia saat ini. Pengamatannya berbobot, jernih, dengan bahasa yang lincah dan santun, tanpa menunjukkan tendensi partisan terhadap partai politik atau tokoh politik tertentu. Buku ini menunjukkan kepakarannya yang mumpuni di jagat politik Indonesia yang pelik dan sering sulit diuraikan oleh pengamat politik medioker. Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca para akademisi yang meminati (komunikasi) politik Indonesia, praktisi politik yang selalu ingin maju. Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., Guru Besar Fikom Unpad

Buku karya Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. ini mengulas realitas komunikasi politik Indonesia kontemporer sekaligus memberikan perspektif positif dalam membangun demokrasi melalui berbagai dialog, pertukaran pikiran, perdebatan, kompetisi, ...

Sejarah Lengkap Penyebaran Islam

Di antara sekian banyak buku sejarah Islam, buku karya Thomas W. Arnold, seorang Profesor Studi Arabia di University of London, ialah salah satu yang terpenting. Buku ini berhasil menyuguhkan kajian yang sangat menarik seputar penyebaran Islam, sejak awal agama Islam didakwahkan oleh Nabi Muhammad Saw. di Makkah dan Madinah hingga menyebar ke berbagai negara di dunia. Buku ini terdiri atas 13 bahasan utama. Di bahasan awal, penulis berhasil menayangkan ulasan yang mengagumkan seputar kehidupan Nabi Muhammad Saw. sebagai seorang dai. Kemudian, dilanjutkan dengan ulasan lain yang tak kalah mengagumkan dan apik, seperti penyebaran Islam di negara-negara di Asia Barat, Afrika, Eropa, Asia Tengah, India, Tiongkok, Kepulauan Melayu, dan sebagainya. Dengan bahasa yang amat gamblang dan didukung oleh data-data yang kredibel, buku ini tentu amat layak menambah koleksi bacaan Anda. Terlebih, jika Anda concern terhadap buku-buku sejarah Islam. Inilah babon yang sangat langka sehingga wajib untuk Anda baca segera. Tabik.

Di antara sekian banyak buku sejarah Islam, buku karya Thomas W. Arnold, seorang Profesor Studi Arabia di University of London, ialah salah satu yang terpenting.

Filsafat Komunikasi

Pengantar Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis

“Tidak mudah menjelaskan secara detail dimensi ontologi, epistemologi dan aksiologi ilmu komunikasi. Nyatanya, itu tidak berlaku bagi penulis buku ini. Uraiannya jelas, bahasanya pun lugas. Di sini kepiawaian penulis teruji baik. Selamat membaca….” —Dr. Andy Dermawan, M.Ag., Dosen Filsafat Ilmu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ada sebuah “kegamangan” yang terus menghinggapi benak kita, ketika mempersoalkan kebenaran Ilmu Komunikasi sebagai suatu realitas pengetahuan yang selalu bergerak dan mengalir secara dinamis. Bahkan, keragu-raguan pun mengarah pada pertanyaan-pertanyaan mengenai ontologi, epistemologi dan aksiologi Ilmu Komunikasi itu sendiri. Pertanyaannya, mengapa masyarakat tertutup, total, serta irasional seperti sekarang ini dapat terjadi? Apa relasinya dengan filsafat ilmu dan apa guna filsafat ilmu untuk menguraikan hal ini? Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dalam ilmu-ilmu sosial, termasuk ilmu komunikasi? Benarkah terjadi krisis dalam ilmu komunikasi? Berbagai implikasi dalam mempersoalkan ilmu sebagai satu realitas baik secara ontologi, epistemologi, dan aksiologi menjadi bagian yang signifikan untuk menjawab beragam pertanyaan di atas hal ini.

... Umum dan Metafisika Khusus Beberapa istilah lain untuk metafisika antara lain seperti disebutkan Aristoteles antara lain: Filsafat pertama (first philosophy) ... (general metaphysic) dan metafisika spesialis: Metafisika umum mengkaji “yang ...