Sebanyak 26 item atau buku ditemukan

BUKU AJAR FILSAFAT HUKUM

... ilmu yang sudah sangat tua. Bila kita membicarakan filsafat maka pandangan kita akan tertuju jauh ke masa lampau di ... philosophy menans one's general view of lifeof men, of ideals, and of values, in the sense everyone has a philosophy ...

Pengantar Studi Islam Interdisipliner

Islam merupakan agama samawi yang bukan sekedar berisikan ajaran keagamaan yang menjurus pada ritual persembahan serta menuntut penegakan syari‘at. Tetapi menurut fakta sejarah peradaban Islam telah lama mengalami perkembangan menjadi sebuah disiplin ilmu. Karena segala hal yang berhubungan dengan Islam ini sangat menarik untuk dijadikan objek studi, dunia Barat sejak lama menyimpan hasrat besar untuk memahami eksistensi, kecenderungan, gejolak dan arah agama besar yang sejak lama telah menunjukkan pesonanya ini melalui kajian-kajian serius yang dilakukan para Islamolog, orientalis dan belakangan Islamisis baik yang jujur maupun tendesius, yang agak obyektif atau subyektif, yang agak netral maupun yang bertujuan mendistrosi dan mengaburkan pengertian Islam atau yang ―murni demi kepentingan ilmu.‖ Dalam kajiannya itu, dunia Barat kemudian menyebutnya Islamic Studies. H.A.R Gibb menyatakan “Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization ungkapan Gibb ini tercatat dalam bukunya Wither Islam? A Survey of Modern Movements in the Moslem World. Dengan demikian, pesatnya perkembangan studi Islam disebabkan agama ini tidak hanya memainkan perannya sebagai ajaran teologi dan spiritual belaka namun juga yang terkenal adalah peradaban yang lengkap. Dan Gerhard Endress menulis bahwasanya selain penelitian sejarah, studi Islam telah mantap sebagai disiplin keilmuan. Sebuah disiplin ilmu adalah sebuah perkembangan yang tak mungkin dihindari sebagai kekuatan sejarah. Melalui tradisi kesarjanaan yang panjang di Barat, menurut Edward Said, studi Islam, tradisi akademik tentang ketimuran atau gambaran tentang Timur telah direkonstruksi dan didominasi oleh konsepsi-konsepsi Barat yang ia sebut orientalism. Melaui orientalisme, Barat telah mengukuhkan dominasi sosial, politik dan kebudayaan selama berabad-abad atas dunia Timur. Karenanya, Timur dianggap ada karena usaha-usaha kesarjanaan Barat. ―The Orient was almost a European invetions, and had been since antiquity a place of romance, exotic being, haunting memories and landscape, remarkable experiences.” Dominasi ini baik di Amerika maupun di Eropa tampak pada perhatian Barat yang menaruh minatnya yang tinggi tentang keislaman dan ketimuran. Pada abad ke-20, minat dan dominasi itu ditunjukkan oleh pendirian Departement of Islamic Studies, Religious Studies atau Asian Studies di berbagai universitas di Barat baik di Amerika Serikat, Eropa dan Australia. Universitas-universitas seperti University of California of Los Angelos (UCLA), Chicago University, Princeton University, Columbia University, Harvard University, Yale University, Temple University, Ohio State University di Amerika Serikat; Faculty of Islamic Studies University of McGill di Kanada; SOAS London University di Inggris; Sorbone University di Perancis; Flinders University, Monash University dan Autsralian National Universtiy di Australia, menyediakan dan menyelenggarakan kajian-kajian keislaman dalam berbagai aspeknya atau studi kawasan dunia Islam dengan segala fasilitas perpustakaan yang lengkap dan metodologi yang lebih maju dibanding di negara-negara Muslim sendiri. Studi Islam (Islamic Studies), terlepas dari kecurigaan yang muncul, Buku ini akan mengulas secara lebih sistematis tentang studi Islam, agama, urgensi, tujuan, ruang lingkup, pembidangannya, dan bertujuan melakukan pendekatan atau kajian-kajian keislaman secara metodologis-akademis dan dari berbagai sudut pandang seperti fenomena Islam. Selain itu hal-hal yang berkenaan dengan sosial kebudayaan dan terutama aspek kesejarahan Islam dalam panggung peradaban dunia dan Indonesia hingga tema Islam Nusantara Berkemajuan meski belum secara holistic dibahas akan tetapi cukup dapat memantik semangat mahasiswa untuk melakukan kajian/studi lanjutan.

Islam merupakan agama samawi yang bukan sekedar berisikan ajaran keagamaan yang menjurus pada ritual persembahan serta menuntut penegakan syari‘at.

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum 2013

Dalam dunia akademik kita bergelut dengan istilah strategi, model, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Namun dikarenakan kurang akrab dengan istilah-istilah tersebut, sering sekali kemudian kita terjebak dengan pengucapan yang keliru. Mengabaikan kebakuan istilah-istilah tersebut mengakibatkan kerancuan atau gagal paham sehingga jangan heran kemudian muncul lulusan perguruan tinggi ketika ditanya perbedaan dari beberapa istilah di atas akan menjawab sekenanya saja. Sebagai contoh cooperative learning. Tidak jarang ada yang menduga cooperative learning adalah strategi pembelajaran, padahal cooperative learning adalah model dan atau pendekatan dalam sebuah pembelajaran. Contoh lain, inkuiri. Sebagian kita juga menyangka inkuiri adalah model pembelajaran, padahal lebih tepatnya inkuiri itu disebut metode pembelajaran. Pada kesempatan yang lain pula ada seorang guru menyampaikan atau menuliskan dalam silabus pembelajaran beberapa metode pembelajaran akan tetapi yang ia tulis bukan metode melainkan teknik pembelajaran. Adapun teknik pembelajaran yang sering diduga sebagai metode seperti Teknik Penugasan, Teknik Diskusi, Teknik Tanya Jawab, Teknik Ceramah dan lain sebagainya. Dalam buku Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini, penulis tidak akan meluas kan pembahasan sampai kepada strategi, pendekatan, dan teknik pembelajaran. Untuk edisi lengkap akan penulis sampaikan pada buku terbitan selanjutnya. Oleh karena itu, sesuai dengan judul buku ini Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka pembaca akan disuguhi penjelasan secara gamblang tentang model dan metode pembelajaran sebab dua istilah ini seringkali dipertukarkan. Dan pembaca akan mendapati bagaimana aplikasi dari metode pembelajaran tersebut yang tentunya telah penulis sesuaikan dengan konteks Kurikulum 2013.

Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.”.

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Evaluasi Pendidikan perspektif Islam merupakan suatu proses dan tindakan yang terencana berbasis Islam untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan perspektif Islam meliputi mengacu pada tujuan, dilaksanakan secara obyektif, bersifat komprehensif atau menyeluruh dan dilaksanakan secara terus menerus atau kontinu (istiqomah). Secara umum tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan perspektif Islam untuk: menguji, mengetahui, mengklasifikasi, mengukur, perbaikan, memberikan tabsyir (berita gembira) dan ‘iqab/nadir (siksa/kabar buruk). Dalam al-Qur’an istilah evaluasi tidak dijumpai persamaan kata yang pasti, tetapi ada kata-kata tertentu yang mengarah kepada arti evaluasi, seeperti al-balā’, al- ḥisāb, al-ḥukm, dan al-qaḍā. Prinsip-prinsip evaluasi dalam al-Qur’an mengacu pada tujuan, kontinuitas, totalitas, dan objektifi tas. Artinya, evaluasi harus dilakukan secara sistematis, berkesinambungan, dan terencana. Evaluasi merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah sistem pendidikan Islam. Sebab, ia dijadikan sebagai instumen untuk menilai serta mengukur keberhasilan proses pendidikan tersebut. Kesuksesan suatu pendidikan dapat dilihat dari model evaluasi hasil belajar yang telah ditentukan sesuai standar kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, ketepatan memilih model evaluasi hasil belajar mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.

Evaluasi Pendidikan perspektif Islam merupakan suatu proses dan tindakan yang terencana berbasis Islam untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat ...