Sebanyak 15342 item atau buku ditemukan

TRANSFORMASI DIGITAL DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI ERA SOCEITY 5.0

Era Society 5.0 merupakan visi masa depan yang mengintegrasikan teknologi digital dengan kehidupan manusia untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan penyelesaian tantangan sosial. Transformasi digital menjadi pilar utama dalam mewujudkan visi ini, di mana teknologi seperti kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things (IoT) memainkan peran sentral dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi di berbagai sektor ekonomi.

... Marketing UMKM Kopi Produk Menuju Transformasi Digital di Era Pandemi Covid-19. Journal Social Society, 3(2), 113 ... Syariah, 3(1). Anandari, A. A., & Afriyanto, D. (2022). Urgensi Sikap Toleransi Umat Beragama dalam Transformasi ...

Buku Ajar Akuntansi Syariah: Landasan dan Implementasi Akad Murabahah, Musyarakah, dan Mudharabah

Buku ini menghadirkan pemahaman mendalam tentang realitas industri keuangan syariah di Indonesia, dengan fokus pada implementasi akuntansi pembiayaan dalam tiga dimensi kunci: Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah. Dimensi Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Mudharabah Penulis mengurai betapa pentingnya transparansi dalam akad mudharabah, yang menjadi pijakan utama transaksi kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana. Risiko pembiayaan mudharabah, yang sepenuhnya ditanggung oleh bank syariah, menjadi sorotan khusus. Dimensi Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Musyarakah Buku ini membahas seberapa baik pengakuan dan pengukuran transaksi kerjasama dalam bisnis melalui akad musyarakah. Bagaimana modal disertakan dan bagaimana keuntungan dan kerugian dibagi menjadi fokus utama. Dimensi Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Murabahah Melalui dimensi ini, pembaca akan meresapi bagaimana bank syariah mencatat dan mengukur akad jual beli barang melalui akad murabahah. Tahapannya, dari pengakuan transaksi hingga pembiayaan produk seperti KPR, ditelusuri dengan menggunakan panduan PSAK No. 102. Murabahah, Musyarakah, dan Akuntansi Mudharabah Bagian kedua buku membawa pembaca lebih dekat ke tiga konsep kunci: Murabahah sebagai transaksi jual beli dengan markup, Musyarakah sebagai perjanjian kerjasama, dan Akuntansi Mudharabah sebagai uniknya prinsip bagi hasil dalam Lembaga Keuangan Syariah. Pembaca diajak memahami konsep-konsep ini dan bagaimana mereka meresapi prinsip-prinsip syariah. Buku ini menjadi panduan komprehensif bagi mahasiswa, praktisi keuangan, dan pembaca umum yang ingin mengeksplorasi dunia akuntansi syariah dan implementasinya dalam konteks keuangan syariah Indonesia.

... Syariah (PSAK) 102 tentang akuntansi murabahah. Adapun ruang lingkup dari PSAK 102 ini mengikat pihak-pihak berikut: 1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Koperasi Syariah yang melakukan transaksi murabahah baik sebagai penjual maupun ...

Gus Dur, Pluralisme, dan Moderasi Beragama

Judul : Gus Dur, Pluralisme, dan Moderasi Beragama Penulis : Dr. Akmal Kamil, M.A. Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 332 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-505-199-4 No. E-ISBN : 978-623-505-200-7 (PDF) SINOPSIS Buku “Gus Dur, Pluralisme, dan Moderasi Beragama” mengungkap secara mendalam pandangan dan pemikiran KH Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, tentang pluralisme dan moderasi dalam konteks keberagaman agama di Indonesia. Melalui narasi yang kaya akan kutipan-kutipan langsung dari Gus Dur, pembaca dibawa untuk memahami betapa pentingnya sikap inklusif dan toleransi dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Buku ini adalah hasil penelitian tentang konsepsi pluralisme Gus Dur dalam kaitannya dengan penerapan moderasi beragama di lingkungan ICC Jakarta sebuah lembaga kebudayaan Islam Iran di Indonesia. Dalam hal ini, topik moderasi beragama dalam lembaga kebudayaan Islam Iran yang dipandang dominan Syiah ditelusuri lebih mendalam. Hadirnya ICC Jakarta sebagai lembaga kebudayaan Iran di Indonesia, dengan demikian, mendapat tantangan untuk tampil dalam wajah plural. Oleh sebab itu, selain penelitian tentang pandangan moderasi beragamanya, pandangan pluralismenya pun perlu diteliti. Dengan topik seperti ini memunculkan tiga kerangka berpikir berikut: (i) Konsepsi Moderasi Beragama; (ii) Lembaga Kebudayaan Islam Iran; (iii) Pluralisme Perspektif Gus Dur. Penelitian ini memilih konsepsi pluralisme perspektif Gus Dur karena lebih pekat dengan substansi dan penerapan moderasi beragama di lapangan praksis jika dibandingkan pemikiran tokoh lain, seperti Mukti Ali, Cak Nur, Kang Jalal, Pak Kunto, atau Buya Ma’arif. Gus Dur memperjuangkan inklusi dan dialog antaragama sebagai cara untuk membangun masyarakat yang harmonis dan damai. Buku ini menjadi panduan yang berharga bagi pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang perjuangan dan visi Gus Dur dalam membangun Indonesia yang berdasarkan prinsip-prinsip pluralisme, toleransi, dan moderasi beragama serta sangat penting dan mendesak dalam rangka turut mengklarifikasi kekeliruan cara pandang tentang posisi ICC Jakarta sebagai sebuah lembaga kebudayaan Islam.

Judul : Gus Dur, Pluralisme, dan Moderasi Beragama Penulis : Dr. Akmal Kamil, M.A. Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 332 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-505-199-4 No. E-ISBN : 978-623-505-200-7 (PDF) SINOPSIS Buku “Gus Dur, ...

Politik Moderasi dan Kebebasan Beragama - Suatu Tinjauan Kritis

Moderasi Beragama, sebagai program resmi pemerintah yang giat dipromosikan dalam beberapa tahun terakhir ini, adalah bentuk kehadiran negara untuk menanggapi realitas keagamaan mutakhir Indonesia. Isu-isu itu mencakup intoleransi dan diskriminasi atas dasar agama, hingga politisasi dan ancaman kekerasan dari kelompok agama. Bagian Pertama buku ini menggali ide moderasi beragama secara kritis. Yaitu dengan menempatkannya dalam konteks wacana global tentang moderasi, sejarah tata kelola keagamaan Indonesia, maupun efektifitasnya untuk memecahkan masalah-masalah mutakhir kita. Bagian Kedua mengeksplorasi lebih dalam, dengan mengusung perspektif kebebasan beragama atau berkeyakinan, sebagai norma yang telah ada dalam Konstitusi Indonesia sejak tahun 1945 dan diperkuat setelah tahun 1998. Apakah moderasi sejalan atau bersimpang jalan dengan komitmen pada kebebasan? Cukupkah menjadi ‰ÛÏmoderat‰Û�? Apa yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa program dan wacana ini membantu memenuhi cita-cita konstitusi kita?

Moderasi Beragama, sebagai program resmi pemerintah yang giat dipromosikan dalam beberapa tahun terakhir ini, adalah bentuk kehadiran negara untuk menanggapi realitas keagamaan mutakhir Indonesia.

MODERASI BERAGAMA BERBASIS PESANTREN

Buku monograf yang hadir di tengah-tengah kita ini adalah sebuah sajian ilmiah hasil penelitian yang mengeksplorasi model moderasi beragama berbasis pesantren di Sumatera Utara. Uraian di dalamnya kemudian diperkaya dengan pendekatan dan paradigma yang mengajak kita untuk bisa lebih melihat dan memahami fenomena keberagamaan pesantren. Agama sesungguhnya merupakan totalitas sumber kearifan, cinta, dan perdamaian di antara sesama manusia. Namun, realitas menyajikan fenomena yang justru berlawanan dengan hakikat agama. Terjadinya ekspresi kekerasan agama erat kaitannya dengan beberapa hal yaitu fenomena sosio-politik, kondisi internal penganut agama, solidaritas dan militansi kelompok, memiliki basis sistemik dalam sejarah survivalitas agama, rasa superioritas diri atas pihak lain, adanya ketaatan kepada Tuhan, adanya persepsi para pemeluk agama tentang Tuhan yang diyakininya.

Buku monograf yang hadir di tengah-tengah kita ini adalah sebuah sajian ilmiah hasil penelitian yang mengeksplorasi model moderasi beragama berbasis pesantren di Sumatera Utara.

Moderasi Beragama dalam Pandangan Aktor-Aktor Kerukunan Provinsi Sulawesi Barat

Buku kategori Keagamaan yang berjudul Moderasi Beragama dalam Pandangan Aktor-Aktor Kerukunan Provinsi Sulawesi Barat merupakan karya dari Busrang Riandhy, S.Ag., M.H., dkk. Indonesia merupakan bangsa yang memiliki berbagai jenis keberagaman. Salah satu keberagaman di Indonesia adalah keberagaman agama yang dianut oleh warga negara. Di satu sisi keberagaman bangsa Indonesia dapat dijadikan sebagai kekuatan dan modal yang besar untuk membangun bangsa. Namun, keberagaman yang ada juga dapat memicu adanya konflik. Maka dari itu Kementerian Agama hadir melalui Gerakan Moderasi Beragama mulai didengungkan sejak enam tahun belakangan. Hal ini masif dilakukan untuk merespons maraknya intoleransi, ekstremisne dan fanatisme berlebihan yang dapat mencabik kerukunan umat beragama di Indonesia.

Buku kategori Keagamaan yang berjudul Moderasi Beragama dalam Pandangan Aktor-Aktor Kerukunan Provinsi Sulawesi Barat merupakan karya dari Busrang Riandhy, S.Ag., M.H., dkk.

Implementasi Moderasi Beragama Bersama Penyuluh Perempuan di Bandung Raya

Penanganan radikalisme dan ekstrimisme kekerasan dapat dilakukan melalui pelaksanaan moderasi beragama. Ia meletakkan dasar pemikiran dan cara pandang melihat perbedaan agama secara bersama dengan cara yang baik dan adil untuk mencapai kebaikan bersama dalam segi kehidupan. Oleh karenanya, penelitian ini berargumen bahwa persepsi dan aksi perempuan memiliki peran penting dalam penelitian ini, karena mereka tidak hanya memiliki kapasitas untuk bergabung dengan organisasi radikal, tetapi juga memainkan peran penting dalam menghindari radikalisme.

Penanganan radikalisme dan ekstrimisme kekerasan dapat dilakukan melalui pelaksanaan moderasi beragama.

Moderasi Beragama Penyuluh Perempuan: Konsep dan Implementasi

Pentingnya moderasi beragama sangat disadari oleh pemerintah dalam mengelola iklim bermasyarakat di Indonesia yang plural, dengan begitu banyan serta memiliki banyak perbedaan dan keberagaman, dari suku, etnis, agama, dan budaya. Kemajemukan merupakan kunci pemicu konflik atas nama perbedaan yang sangat mudah dipantik menjadi konflik berbasis kekerasan, termasuk mengarahkan pemikiran radikalisme ke arah ekstremisme kekerasan. Untuk itu, buku ini dapat memberikan gambaran real tentang tanggapan pihak perempuan, terutama perempuan penyuluh agama Islam, terhadap moderasi beragama tersebut.

Pentingnya moderasi beragama sangat disadari oleh pemerintah dalam mengelola iklim bermasyarakat di Indonesia yang plural, dengan begitu banyan serta memiliki banyak perbedaan dan keberagaman, dari suku, etnis, agama, dan budaya.