Sebanyak 453 item atau buku ditemukan

The Handbook of Education Management

Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia Edisi 2

Mengelola pendidikan bukanlah persoalan mudah, dibutuhkan pemikiran dan analisis mendalam agar pendidikan yang dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Secara konseptual-filo-sofis pendidikan digali dari identitas, karakteristik dan khazanah budaya yang dimilikinya, sehingga pendidikan yang diterapkan tidak keluar dari akar sejarahnya. Adapun dalam praksis-aplikatifnya, pendidikan dikelola dengan manajemen yang baik agar konsep-filosofis pendidikan tersebut dapat dibumikan secara efektif, efisien, dan produktif. Tanpa sistem pengelolaan pendidikan yang baik, konsep-konsep tersebut tidak mempunyai banyakarti. Oleh karena itu, manajemen mempunyai peran sangatsignifikan dalam pelaksanaan pendidikan agar konsep dan tujuan pendidikan dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Begitu pentingnya fungsi manajemen di lembaga pendidi kan, maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya tidak ada lembaga pendidikan yang buruk, tetapi lembaga pendidikan dengan manajemen tidak baik. Buku ini merupakan referensi dan sekaligus panduan teoritik-aplikatifdalam mengelola pendidikan khususnya di sekolah/madrasah, oleh karenanya buku ini layak menjadi referensi pegangan atau Handbook of Education Management. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Buku ini merupakan referensi dan sekaligus panduan teoritik-aplikatifdalam mengelola pendidikan khususnya di sekolah/madrasah, oleh karenanya buku ini layak menjadi referensi pegangan atau Handbook of Education Management.

Berjuang menjadi wirausahawan

sejarah kehidupan kapitalis bumi putra Indonesia

History of capitalism in Java.

History of capitalism in Java.

Etika profesi hukum

rekonstruksi citra dunia peradilan di Indonesia

On implementation of legal ethics and its impact on the image of Indonesian courts.

On implementation of legal ethics and its impact on the image of Indonesian courts.

Broadcasting in the Malay World

Radio, Television, and Video in Brunei, Indonesia, Malaysia, and Singapore

The study considered questions on five broad topics regarding mass communication in the Malay-Indonesian Archipelago: 1.

Islam dan masyarakat

pantulan sejarah Indonesia

Rupa - rupanya , seperti yang dilaporkan oleh catatan harian seorang opper - koopman Belanda yang sedang berkunjung ke Aceh , mangkatnya Sultan Iskandar Tsani telah memberi kesempatan bagi golongan moderat , yang bukan tak mungkin ...

Manajemen pemasaran

studi kasus Indonesia

Marketing management; case study in Indonesia.

Marketing management; case study in Indonesia.

Reorientasi Sistem Pendidikan Nasional

Kritik Nalar Internasionalisasi Pendidikan di Indonesia

Melalui penelitian ini, penulis mendapatkan dua kesimpulan pokok. Pertama, bahwa formasi nalar internasionalisasi tumbuh bersamaan dengan transformasi sosial menuju masyarakat pasca-industri. Dengan demikian logika perumusan, kelahiran, model evaluasi dan pengembangannya didasarkan pada arus industrialisasi global. Hal itu bisa ditengarai dari isu yang mengemuka adalah peningkatan kualitas pendidikan, sebagai upaya untuk 1) memenuhi kebutuhan modernitas; 2) mengejar ketertinggalan dalam pertumbuhan industri; 3) meningkatkan daya saing dengan negara-negara berkembang-maju lainnya. Dalam rangka itu, pemerintah memiliki peran signifikan melalui regulasi serupa keterlibatan dalam OECD, PISA, penetapan SNP, dan beberapa UU dan Peraturan yang mendukung orientasi pendidikan ke arah industrialisasi dan globalisasi. Namun, dalam hal ini pemerintah hanya memainkan peran pendukung, sebatas legislasi dan legalisasi orientasi sebuah kelompok yang memainkan peran utama, yaitu kelas menengah borjuis. Pada dasarnya diksi transformasi sosial, industrialisasi dan modernisasi sosial dapat ditandai sebagai sinyalemen keterlibatan kelas menengah borjuis sebagai aktor utama. Mereka adalah sebuah kelas sosial yang memiliki kecenderungan liberalism politik-ekonomi, relativisme kultural dalam arti mengaburkan sekat-sekat identitas nasional, dan pemikiran keagamaan yang progresif. Sangat wajar jika ide yang diusung dalam bidang pendidikan adalah pendidikan yang berkualitas, penyiapan sumber daya manusia yang kompetitif dan berdaya saing. Semua itu dicanangkan dapat terealisasi dalam program internasionalisasi pendidikan, dengan menempatkan wawasan internasional dan iklim pasar global sebagai orientasi pendidikan. Kedua, orientasi sistem internasionalisasi yang apolitis bahkan cenderung depolitis tidak berarti bahwa ia hanya bergerak dalam bidang pendidikan an sich, atau semata-mata dimaksudkan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan output SDM yang dihasilkan. Depolitisasi ala kelas menengah dalam bidang pendidikan merupakan ideologisasi kepentingan mereka, mengingat pendidikan merupakan superstruktur yang mencerminkan ideologi kelas. Dalam hal ini, penulis menemukan titik lemah internasionalisasi sebagai orientasi pendidikan nasional, karena tiga alasan. Alasan pertama, internasionalisasi pendidikan hanya menguntungkan kelas menengah, baik nasional maupun global, dengan mengabaikan kepentingan nasional, dan kebutuhan rakyat lokal. Alasan kedua, program ini membunuh potensi kearifan lokal sebagai muara pengembangan keilmuan. Alasan ketiga, internasionalisasi juga berarti dehumanisasi, yaitu menempatkan rakyat Indonesia hanya sebagai tuas mesin besar globalisasi, menjadi korban kolonialisasi ekonomi-budaya global, tanpa kesempatan menjadi subjek aktif yang terlibat dalam mengevaluasi sistem. Alasan terakhir ini dapat dijabarkan, bahwa output unggulan pun pada saatnya akan tergilas oleh sistem yang memiliki tingkat perubahan sosial yang cepat.

Sebagai sebuah sistem yang sudah terbentuk, kapitalisme global mengondisikan mental kelas menengah dunia guna memperkuat sistem tersebut. ... perlu juga disimak pandangan Bung Karno tentang kesejahteraan dan kemerdekaan ekonomi.