Anti-terrorist Task Force agent John Corey and his wife, FBI agent Kate Mayfield have been posted to Yemen-one of the most dangerous places in the Middle East. While there, they will be working with a small team to track down one of the masterminds behind the USS Cole bombing: a high ranking operative known as The Panther. Ruthless and elusive, he's wanted for multiple terrorist acts and murders and the U.S. government is determined to bring him down, no matter the cost.
Understanding Islam Through Its Goals Islam Simplified i s based on a series of l ectures i n Arabic by Dr. Tareq AlSuwaidan. The Al-Islam Bi Basatah ( الاسلام ببساط ة ) was aired during Ramadan 2020 on Dr. AlSuwaidan’s new channel, suwaidan.tv, which i s a digital platform focusing on Leadership & Mastery. The channel has been developed by Dr. AlSuwaidan to give you the flexibility of watching at your own pace.
This book discusses the why, what and how of Rahmatan lil-Alamin as the higher
objective of humanity. It presents a practical understanding of the purpose of
creation and humanity to improve the individual and collective well-being of ...
Ketika di berbagai tempat kita mendapati wajah Islam yang semakin hari semakin jauh dari apa yang dijargonkan oleh Islam sendiri, yakni sebagai agama yang rahmatan lil alamin, sudah sepantasnya kita merenungkan kembali, pola beragama bagaimanakah yang selama ini kita jalani. Wajah Islam terlihat semakin hari semakin garang. Islam hadir seolah menjadi wasit yang tangannya gatal ingin mengeluarkan kartu kuning dan kartu merah bagi siapa saja yang dianggap salah. Islam sekarang menjadi Islam yang reaktif, bukan Islam yang inspiratif. Buku ini adalah salah satu usaha untuk mengajak pembaca merenung kembali bahwa Islam adalah inspirasi. Islam adalah agama yang ramah, yang mengajarkan pemeluknya untuk bersikap santun, bukan saja kepada sesama manusia, namun juga kepada seluruh alam dan seisinya.
Ketika di berbagai tempat kita mendapati wajah Islam yang semakin hari semakin jauh dari apa yang dijargonkan oleh Islam sendiri, yakni sebagai agama yang rahmatan lil alamin, sudah sepantasnya kita merenungkan kembali, pola beragama ...
Buku ini layaknya kumpulan artikel yang membahas keunggulan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin. Moeslim Abdurrahman berusaha untuk mengemukakan bahwa Islam yang memiliki banyak kajian terkait pola komunikasi dan sosial. Terutama pola hubungan antara individu satu dengan yang lainnya, termasuk mereka yang berbeda agama.
Buku ini layaknya kumpulan artikel yang membahas keunggulan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin. Moeslim Abdurrahman berusaha untuk mengemukakan bahwa Islam yang memiliki banyak kajian terkait pola komunikasi dan sosial.
Islam adalah agama yang benar. Ajarannya selalu memihak kepada kepentingan manusia. Tidak pernah sedikit pun menyulitkan, apalagi memaksa. Semua apa yang disyariatkan Allah SWT dalam Islam sudah disesuaikan dengan batas kemampuan setiap manusia. Islam selalu memberikan kemudahan, bukan kesukaran. Ia adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Pemahaman yang benar tentang Islam akan mengantarkan manusia berbuat baik dan dengan cara yang baik. Begitu juga, pemahaman yang salah akan melahirkan aksi nyata yang salah. Karena output akan selalu selaras dengan input. Juga, ketika seseorang telah berislam dengan benar, sikap dan etos kerjanya pasti akan semakin baik. Mempunyai semangat yang tinggi, serta fokus terhadap setiap pekerjaan yang dilakukannya. Setiap masalah selalu disikapinya dengan kepala dingin dan penuh kedewasaan. Karena ia yakin, apa yang terjadi selalu telah sesuai dengan kehendak Allah SWT. Melalui buku ini, pembaca diajak untuk merenungi Islam sebagai agama yang ramah dan juga aplikasinya dalam kehidupan nyata. Selamat membaca!
Gerakan menyebarkan Islam ke seluruh dunia (Telling Islam to the World) itu telah resmi diluncurkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2015 lalu. Akan tetapi implementasi dan pergerakan utamanya akan digenjot dari kota New York, Amerika Serikat. Kenapa Jakarta dan New York? Peluncuran inisiatif Telling Islam to the World dilakukan di Jakarta, ibukota Indonesia, karena Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tentu disadari atau tidak, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan Islam yang sesungguhnya. Islam yang berwajah alternatif dari wajah-wajah Islam yang sedang dipropagandakan oleh dunia Barat saat ini. Nusantara Foundation sebagai eksekutor gerakan ini berpusat di kota New York Amerika Serikat. Kota yang sering kali dijuluki sebagai jantung dunia atau ibukota dunia. New York adalah rumah bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Wall Street. Dan New York pula adalah kota yang menjadi target serangan anti peradaban (terorisme) tahun 2001. Dengan menampilkan Islam yang berkarakter Indonesia dari kota New York dimaksudkan, antara lain: 1) bahwa Islam itu memang benar-benar agama dunia (global). 2) Menghadirkan Islam yang secara langsung menjadi jawaban terhadap tuduhan jika Islam adalah inspirasi serangan 9/11. Oleh karena itu, gerakan telling Islam to the world adalah gerakan yang akan mempertemukan antara Jakarta dan New York (connecting Jakarta to New York) dengan sinar Islam. Bahwa Islam yang sejati adalah yang berkarakter rahmatan lil-alamin. Dan Islam yang seperti itu yang dirindukan oleh dunia kita saat ini. Dan cahaya ini pulalah yang digerakkan dari jantung dunia global kita (New York), Amerika Serikat. Gerakan ini adalah mimpi. Mimpi besar yang tampaknya jauh dalam pandangan kasatmata. Akan tetapi mimpi bagi orang-orang beriman adalah kekuatan dahsyat. Mimpi di saat terjaga itu adalah mimpi besar dalam kenyataan. Rasulullah saw., itu adalah pemimpi besar. Dan mimpi besar Rasulullah itulah yang membawa Islam ke seluruh penjuru dunia, hingga ke bumi persada Nusantara. Dan dengan mimpi ini pula kita beranjak dari tidur panjang, menyingsingkan lengan baju, memulai langkah menuju seluruh pelosok dunia dalam membawa cahaya Islam yang damai.
Oleh karena itu, gerakan telling Islam to the world adalah gerakan yang akan mempertemukan antara Jakarta dan New York (connecting Jakarta to New York) dengan sinar Islam. Bahwa Islam yang sejati adalah yang berkarakter rahmatan lil-alamin.
Lafal Allahu Akbar sejatinya adalah untuk mengagungkan asma Allah, sayangnya kini banyak disalahgunakan. Lafal Allahu Akbar sering diikuti dengan aksi-aksi kebrutalan oleh sekelompok militan. Mereka mengaku bahwa sikap mereka adalah jihad untuk menegakkan agama Islam secara benar. Melihat realitas tersebut, banyak orang mengalami ketakutan ketika lafal Allahu Akbar disuarakan. Padahal, setiap azan dan iqamah lafal tersebut pasti digaungkan, memulai shalat pun dilantunkan sedemikian khusyuk. Padahal, Islam itu bukan cuma teriakan Allahu Akbar. Di dalam Islam, ada pula lafal Alhamdulillah untuk bersyukur dan memuji Allah, lafal Subhanallah untuk menegaskan kesucian Allah, lafal Assalamualaikum untuk bertegur sapa dengan sesama, dan lafal-lafal lainnya. Artinya, Islam tidak hanya mengajarkan nilai-nilai perjuangan (jihad), tetapi mengajarkan kasih sayang karena Islam adalah rahmatan lilalamin. Sementara itu, lafal Allahu Akbar yang kemudian diikuti perusakan dan aksi-aksi kebrutalan sungguh tidak berdalil dan hal itu bukanlah jihad. Karena, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mempunyai misi kasih sayang untuk semesta alam. Tulisan-tulisan dalam buku ini memperbincangkan Islam yang tidak sekadar Allahu Akbar. Tulisan-tulisan yang disajikan merupakan refl eksi atas realitas saat ini dengan mempertimbangkan berbagai kisah teladan serta epik moral lainnya. Marilah kita mengamalkan ajaran Islam dalam setiap sendi kehidupan kita. Bukankah Islam untuk hidup kita dan kita hidup untuk mengamalkan Islam?
Reflection on Islam in Indonesia related to local and regional culture, art and literature, women and youth, science and technology, globalization and entrepreneurship; papers of Forum Ilmiah Festival Istiqlal II, 1995, discussion forum.
Nah, moderat (sekadarnya) inilah yang merupakan falsafah keutuhan, falsafah
jalan tengah. Jawaban Alois A. Nugroho: Ada beberapa hal atau bidang
kebudayaan yang bisa membuat hati kita bergetar, meskipun sumbernya itu tidak
berasal ...
Berfilsafat adalah berfikir dalam tahap makna, ia mencari hakikat makna dari sesuatu. Dalam berfilsafat, seseorang mencari dan menemukan jawaban dan bukan hanya dengan memperlihatkan penampakan (appearance) semata, melainkan menelusurinya jauh dibalik penampakan itu dengan maksud menentukan sesuatu yang disebut nilai dari sebuah realitas. Hakikat dasar ontologis manusia dalam Negara Republik Indonesia yang ber-Pancasila sebagai makhluk yang monopluralis oleh Prof. Notonegoro diartikan sebagai makhluk yang memiliki tiga hakikat kodrat, yakni: (a) Sifat kodrat, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial; (b) Susunan kodrat, yaitu manusia sebagai makhluk yang tersusun dari dua unsur, yaitu raga dan jiwa; (c) Kedudukan kodrat, yaitu manusia sebagai makhluk yang berdiri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan YME. Atas dasar pemahaman hakikat kodrat ontologi manusia yang monopluralis itu maka kita dapat dengan mudah memahami hubungan antara manusia dengan nilai-nilai hidupnya.
Buku kecil yang sedang Anda pegang ini bermula dari catatan-catatan perkuliahan saya, beberapa tahun silam. Saat itu, buku "Four Theories Of The Press" hasil karya Fred S. Siebert, Theodore Petersons, dan Wilbur Schramm terbitan University of Illiois Pres, Urbana menjadi buku yang wajib untuk dipelajari. Waktu itu, buku yang memuat tentang teori-teori pers dari empat masa, menjadi buku wajib bagi mahasiswa ilmu komunikasi, wartawan, pekerja media penyiaran maupun masyarakat yang ingin mengetahui seluk-beluk dunia pers. Akan tetapi, empat teori yang dikemukakan Siebert, Petersons dan Schramm tersebut merupakan teori normative yang berasal dari pengamatan, bukan dari hasil uji dan pembuatan hipotesis dengan menggunakan metode ilmu sosial. Secara khusus, buku ini akan membahas mengenai Teori Pers Tanggung Jawab Sosial sebagai bab ketiga pada buku 'Four Theories of The Press' yang diulas Theodore Peterson. Tentunya agar mahasiswa dan pembaca memiliki kemampuan praktis dalam menyusun karya jurnalistik, khususnya sebagai pemahaman terhadap situasi politik dunia yang melatarbelakangi berbagai media massa, kantor berita dan kerja wartawan dari berbagai negara.