Sebanyak 21321 item atau buku ditemukan

Evaluasi Bimbingan dan Konseling

Bahwa evaluasi bimbingan konseling adalah penyediaan informasi mengenai karakteristik layanan dan program bimbingan konseling kepada siswa, orang tua murid, sekolah, pemerintah dan masyarakat. buku ini berisi uraian mengenai kajian berbagai persoalan mengenai evaluasi layanan, evaluasi program bimbingan konseling serta akuntabilitasnya kepada pelaku, pemanfaat, penerima dan pihak-pihak lain yang membutuhkan. Buku ini kiranya cocok dan bermanfaat bagi para akademisi, praktisi bimbingan dan konseling, tenaga kependidikan lainnya dan mahasiswa yang berkeinginan mendalami persoalan evaluasi dan akuntabilitas bimbingan konseling.

Bahwa evaluasi bimbingan konseling adalah penyediaan informasi mengenai karakteristik layanan dan program bimbingan konseling kepada siswa, orang tua murid, sekolah, pemerintah dan masyarakat. buku ini berisi uraian mengenai kajian berbagai ...

Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

Buku ini pada dasarnya menggambarkan dan memahami diri sebagai pribadi maupun sebagai sosial. Dalam hal ini merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan individu untuk menghadapi dan mengatasi masalah pribadi dan sosial dengan menciptakan lingkungan interaktif, pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap positif, serta mengembangkan keterampilan pribadi dan sosial.

Buku ini pada dasarnya menggambarkan dan memahami diri sebagai pribadi maupun sebagai sosial.

Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling

Buku ini diberi judul “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” yang merupakan rangkuman dari berbagai referensi dan sumber bacaan. Dengan adanya buku ini, diharapkan bisa menjadi bahan acuan dan dapat memberikan gambaran terkait tentang bagaimana hakikat, konsep sampai dengan perkembangan bimbingan dan konseling saat ini serta penerapannya dalam dunia Pendidikan. Buku ini akan membahas lebih detail tentang: Bab 1 Hakikat Bimbingan Konseling Bab 2 Landasan Layanan Bimbingan dan Konseling Bab 3 Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Bab 4 Perkembangan Bimbingan Konseling Bab 5 Persoalan-Persoalan BK di Sekolah Bab 6 Bimbingan dan Konseling Lintas Budaya Bab 7 Sasaran Bimbingan dan Konseling

Buku ini diberi judul “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” yang merupakan rangkuman dari berbagai referensi dan sumber bacaan.

Kumpulan Soal Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Guru Bimbingan Konseling

Kumpulan Soal Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Guru Bimbingan Konseling PENULIS: Taufik Hidayat Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-281-762-3 Terbit : Agustus 2020 Sinopsis: Setelah dinyatakan lulus SKD, maka peserta akan melaksanakan tes yang ketiga yaitu Seleksi kompetensi bidang (SKB). Pada tahap Seleksi kompetensi bidang (SKB) ini para pelamar akan diuji sebatas mana kemampuan bidang nya karena soal Seleksi kompetensi bidang (SKB) adalah soal-soal berkaitan dengan bidang jurusannya. jadi Seleksi kompetensi bidang (SKB) setiap jurusan pasti beda soal. Soal-soal Seleksi kompetensi bidang (SKB) mencakup wawasan seorang guru dalam bidang pengajaran dan juga mencakup wawasan seorang pendidik ataupun formasi lainnya dalam memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan terhadap anak didiknya. materi dalam Seleksi kompetensi bidang (SKB) ini berkaitan dengan kompetensi, kemampuan dan kecakapan seorang tenaga pengajar. Buku ini akan membantu dan mempermudah kalian yang akan menghadapi Tes SKB CPNS Guru Bimbingan Konseling karena berisi tentang Panduan Umum Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Pendidik, Soal Tes Pedagogik, Soal dan Kunci SKB Bimbingan Konseling, Latihan Soal SKB Bimbingan Konseling www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Kumpulan Soal Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Guru Bimbingan Konseling PENULIS: Taufik Hidayat Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-281-762-3 Terbit : Agustus 2020 Sinopsis: Setelah dinyatakan lulus SKD, maka peserta akan melaksanakan tes ...

B-KESPRO: Bimbingan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja

B-kespro adalah sebuah buku pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang berisi berbagai aspek dalam kesehatan reproduksi remaja. Buku ini terdiri atas 2 bagian, yaitu buku materi untuk siswa/remaja dan buku panduan pelaksanaan bimbingan untuk praktisi/guru bimbingan konseling/ konselor sekolah. Materi yang dikembangkan di buku ini telah melalui proses revisi dan uji coba. Dalam buku ini diuraikan materi tentang a) tumbuh kembang remaja (fisik dan psikologis), b) alat, sistem, dan fungsi reproduksi, c) seks bebas (pengertian, bentuk, faktor penyebab, dan dampaknya), d) pengendalian diri dari perilaku seks bebas (cara meningkatkan kualitas pribadi, konsep diri dan keterampilan berkomunikasi remaja), e) etika moral dan norma sosial dalam pergaulan, f) tanggung jawab remaja dan keluarga. Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan kesehatan reproduksi remaja serta dapat bermanfaat bagi remaja secara umum dalam rangka memperoleh informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi remaja dan diharapkan remaja bisa menghindarkan diri dari perilaku seks bebas.

Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam ... Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Gunung Sari I , SD Negeri 5 Wua ...

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses ...

Model Asesmen Pembelajaran Kooperatif: Strategi Menjawab Tantangan

Buku ini memperkenalkan metode baru bagi guru-guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif. Landasan pokok terciptanya metode ini adalah prinsip kesesuaian. Harus ada kesesuaian antara metode pembelajaran yang diterapkan di kelas dengan cara menilai hasil metode. Singkat kata, harus ada kesesuaian antara pembelajaran dan cara menilai hasil pembelajaran. Ketika pembelajaran kooperatif yang menekankan kerja kelompok telah diterapkan, penilaian hasil kerja kelompok pun harus menjadikan ‘kelompok’ menjadi kunci penilaian. Pengalaman penulis dan juga hasil penelitian penulis dalam memantapkan metode baru ini menunjukkan ketimpangan yang cukup nyata yang terjadi di dunia pendidikan kita. Ketika preferensi terhadap pembelajaran kooperatif tinggi dan sudah diterapkan di kelas, penilaian terutama pada penilaian hasil kerja kelompok yang bersifat tes formatif masih bersifat konvensional. Penilaian yang diterapkan belum memiliki ‘roh’ kelompok. Karena pada dasarnya metode diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing, penulis percaya satu hal: di tangan guru yang berwawasan ‘agen perubahan’ serta di tangan guru yang punya identitas dan integritas, kekurangan metode ini akan ‘tinggal diam’ dalam teori. Seperti kata bijak Parker J. Palmer (2007) “Good teaching cannot be reduced to technique; good teaching comes from the identity and integrity of the teacher.” Selamat mencoba metode baru yang tampil dalam beberapa model yang kami persembahkan dalam buku ini.

Buku ini memperkenalkan metode baru bagi guru-guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif.

Panduan Asesmen Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar

Pendidikan Anak

Program Magister Pendidikan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, ... Teknik asesmen, instrumen tes, dan prosedur pelaksanaan dapat ...