Sebanyak 11 item atau buku ditemukan

Ayat-ayat Nida dalam Al-Qur’an

Dari sekian banyak ayat Al-Qur’an, terdapat ayat yang mengandung panggilan (nidā’), sekitar 527 buah. Ayat-ayat nidā’ mempunyai karakteristik dan nuansa tersendiri berbeda dengan ayat-ayat lain. Hal ini dikarenakan ayat-ayat kategori ini melibatkan setidaknya tiga komponen, dua di antaranya sebagai aktor (actant), yaitu pembicara dan audien dan yang ketiga materi pembicaraan. Melalui dialog yang tergambar dalam ayat-ayat tersebut, kita dapat mengetahui komunikasi antara pembicara (muta-kallim) dan audiens (munādā) dalam ayat-ayat itu dengan beragam maksud dan tujuannya Buku yang sedang di tangan pembaca ini merupakan hasil sebuah riset yang diharapkan dapat menambah nuansa ilmiah yang lebih beragam. Dengan fokus pada ayat-ayat nidā’ dalam Al-Qur’an, kajian melibatkan pendekatan semantik, sintaksis Arab, sejarah, dan filsafat. Buku ini mempunyai nuansa yang agak berbeda dengan materi dalam ilmu Al-Qur’an meskipun secara umum teori-teorinya berasal darinya. Hampir seluruh kajian diperoleh dari hasil eksplorasi terhadap eksistensi ayat-ayat nidā’ yang tersebar dalam seluruh ayat Al-Qur’an dengan beragam bentuk redaksi, indikasi dan orientasi, aktor pelaku, audiens, serta klasifikasinya. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup #PrenadaMedia

... Hadis di antaranya : Studi Hadis , Hadis Ekonomi , Epistemologi Ilmu Pengetahuan , Ilmu Hadis , dan Ilmu Hukum Is- lam , Metodologi Kritik Hadis , Hadis dan Orientalis , Problematika Otentisitas Hadis Nabi dari Klasik hingga ...

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Sebagai makhluk yang bergelut di bidang ekonomi (homo economicus), manusia baik secara personal maupun kolektif dalam memenuhi kebutuhan hidup, dihadapkan pada keinginan-keinginan yang tidak terbatas pada satu sisi dan sumber-sumber yang terbatas pada sisi yang lain. Sebagai bagian integral aktivitas manusia, kegiatan-kegiatan ekonomi (economic transactions) tak dapat dielakkan, guna memenuhi kebutuhan hidup itu dan dalam rangka menjalankan tanggung jawab manusia sebagai pihak yang berpartisipasi aktif dalam peningkatan taraf hidup manusia baik secara individu maupun kolektif. Menurut konsep Islam, keterlibatan manusia dalam aktivitas ekonomi tidak semata untuk pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik, tetapi juga dengan pembinaan komunikasi positif, perilaku mutualis mutandis (saling menguntungkan), realisasi keadilan, dan perilaku tidak saling merugikan perlu dikembangkan dalam aktivitas ekonomi. Hal ini dikarenakan, peredaran perekonomian akan lancar bila didukung dengan laju ekonomi tinggi yang dibarengi nilai-nilai luhur sehingga dapat memberikan nilai manfaat dan kemaslahatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Islam menekankan agar aktivitas ekonomi dimaksudkan tidak semata-mata sebagai alat pemuas keinginan (syahwat), tetapi lebih pada upaya pencarian kehidupan berkeseimbangan (dunia-akhirat) disertai perilaku positif dengan berbuat baik dan bukan perilaku destruktif dengan berbuat kerusakan di muka bumi. Dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, manusia dianjurkan supaya waspada dan menahan diri dari perilaku destruktif itu antara lain dengan cara bersabar. Buku ini mencoba mengetengahkan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang berisi konsep, paradigma, dan nilai-nilai universal ekonomi Islam dalam rangka menjaga kepentingan dan kebutuhan serta menciptakan kesejahteraan umat manusia melalui dimensi religi demi tercapainya equilibrium (keseimbangan) kehidupan dan terjaganya kemaslahatan umat manusia dengan meninggalkan praktik-praktik ekonomi yang menyimpang. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup #PrenadaMedia

Buku ini mencoba mengetengahkan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang berisi konsep, paradigma, dan nilai-nilai universal ekonomi Islam dalam rangka menjaga kepentingan dan kebutuhan serta menciptakan kesejahteraan umat manusia melalui dimensi ...

Pemasaran Syariah Era Digital

Buku “Pemasaran Syariah Era Digital” ini memuat informasi tentang disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan proses sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Buku ini mencoba mengungkapkan bagaimana mengemas model pemasaran yang menarik, saling menguntungkan, up to date, berdaya saing, sarat dengan nilai-nilai, revolusioner digital, era VUCA dan memiliki profitabilitas yang tinggi serta memberikan kecepatan, ketepatan dan kemudahan pelayanan serta kepuasan kepada pelanggan.

Buku “Pemasaran Syariah Era Digital” ini memuat informasi tentang disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan proses ...

Mewaspadai pemalsuan hadis

... “Consolidation of 'Ulum al-Hadith to the Society”, “A Forum of Scholars' Oversights; Imam al-Suyuti's Attitudes in Facing the Khilaf”, “The Principles of Islamic Economics and their Implementation in Indonesia”, dan lain-lain.

Manajemen Bisnis Syariah

Etika bisnis merupakan brand karakter dari bisnis syariah. Eksistensi bisnis tidak hanya berorientasi pada profit semata, tetapi juga harus memperhatikan aspek lingkungan sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Sejak zaman Rasulullah, sistem ekonomi Islam sangat pro dan telah ikut andil dalam perputaran bisnis global secara nyata. Islam merupakan agama yang mengatur semua aspek kehidupan manusia yang senantiasa mengikuti perkembangan zaman, termasuk pengembangan digitalisasi bisnis yang menjadi kebutuhan dalam bertransaksi baik lokal, regional, maupun global. Di era digital ini, teknologi dan informasi menjadi penopang utama aktivitas manusia tidak bisa ditinggalkan, sistem ekonomi Islam pun ikut andil di dalamnya. Buku ini membahas bagaimana bisnis kekinian di era digital tetap dapat dikelola sesuai aturan syariah.

C. Konsep Manajemen SDM Syariah Manajemen berasal dari kata kerja to manage (bahasa Inggris), yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola.71 Manajemen menurut istilah syariah, di mana manajemen dalam bahasa arab disebut ...

Epistemologi Ilmu Pengetahuan, Ilmu Hadis, dan Ilmu Hukum Islam

Sebagai ilmu pengetahuan untuk mengetahui benar tidaknya suatu hadis, ilmu hadis sejatinya memenuhi syarat epistemologis sehingga kebenarannya dapat diakui secara ilmiah. Dalam arti, kebenaran yang dikemukakan oleh studi hadis dapat dibuktikan, baik berdasar data empirik-historis maupun secara rasional. Dengan demikian, kaidah atau teori yang diusung dalam ilmu ini dapat dibuktikan kebenarannya sehingga dapat dijadikan sebagai alat dan barometer untuk menguji autentisitas hadis Nabi. Epistemologi ilmu hadis antara lain terlihat pada eksistensi epistemologi ilmu hadis dan strukturnya, juga epistemologi kritik hadis beserta metode kritikhadis. Demikian halnya keilmuan hukum Islam secara epistemologis dapat dilihat dari segi struktur keilmuan hukum Islam dan pemetaannya pada objek materia dan objek forma. Objek materia berkenaan dengan keilmuan hukum Islam normatif, keilmuan hukum Islam empirik dan pranata sosial, keilmuan metodologis, serta keilmuan instrumen. Adapun objek forma dapat berupa sudut pandang sejarah (historis), filsafat (epistemologis dan aksiologis), sosiologis, dan yuridis. Keilmuan hukum Islam tersebut dapat dianalisis menggunakan metode deduksi-koherensi, induksi-korespondensi, ilmiah, fenomenologis, dan struktural-fungsional. Kehadiran buku ini dimaksudkan untuk memperkuat wawasan tentang epistemologi ilmu pengetahuan secara umum, ilmu hadis, ataupun keilmuan hukum Islam. Karena itu, buku ini sangat penting dibaca oleh pengkaji filsafat; khususnya filsafat ilmu, kajian hadis dan hukum Islam, serta kajian ilmu humaniora ataupun kajian logika terutama dari kalangan akademisi (dosen, mahasiswa, guru, dan siswa). Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

It is also provided for global development of science through Muslim contacts especially via Andalusia leading to European renaissance and modern developments with economics and social benefits to the European society at large.

Problematika Autensitas Hadis Nabi Dari Klasik Hingga Kontemporer

Al-Qur’an dan Hadis, di samping sama-sama sebagai sumber ajaran Islam, keduanya mempunyai perbedaan yang sangat menonjol terutama dilihat dari segi keautentikannya. Seluruh ayat Al-Qur’an dipastikan berasal dari Allah berbeda dengan Hadis Nabi yang sebagiannya dipastikan berasal dari Nabi tetapi ada pula yang diragukan bahkan sebagian dipastikan tidak berasal darinya. Kepastian Al-Qur’an berasal dari Allah karena seluruh ayat-ayatnya telah ditulis semenjak diturunkannya kepada Nabi Muhammad, terjaga baik secara hafalan maupun catatan atau tulisan di kalangan para sahabat dan kemudian dibukukan dalam satu mushaf pada masa Abū Bakar al-Siddīq serta digandakan pada masa ‘Utsmān ibn ‘Affān dalam bentuk mushaf ‘Utsmānī. Adapun Hadis Nabi, pada masa Rasulullah hanya sebagian yang ditulis karena khawatir tercampur dengan Al-Qur’an. Mayoritas Hadis saat itu terekam dalam hafalan para sahabat Nabi yang diriwayatkan secara lisan dan hanya sedikit yang terekam dalam bentuk tulisan. Periwayatan Hadis secara lisan ini memakan waktu yang cukup lama sejak masa Rasulullah hingga masa-masa sesudahnya. Hadis-hadis baru dibukukan secara lengkap pada abad kedua dan ketiga Hijriyah. Karena itu, periwayatan Hadis memerlukan waktu ratusan tahun yang melibatkan beberapa generasi, yakni generasi sahabat, tābi’īn, tābi’ al-tābi’īn yang kemudian Hadis-hadis itu dibukukan oleh para mukharrij (kolektor) Hadis. Periwayatan Hadis dalam jangka waktu yang relatif panjang inilah antara lain yang menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas Hadis; ada yang sahih, hasan, a’īf bahkan palsu. Dapat dikatakan bahwa tidak semua hadis benar-benar dari Rasulullah, berbeda dengan Al-Qur’an yang dipastikan berasal dari Allah. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Suyuti's Attitudes in Facing the Khilaf”, “The Principles of Islamic Economics and their Implementation in Indonesia”, dan lain-lain. Aktivitas keseharian sekarang sebagai Guru Besar tetap pada Pascasarjana dan Fakultas Syariah dan ...

Problematika Autentitas Hadis Nabi Dari Klasik Hingga Kontemporer

Al-Qur’an dan Hadis, di samping sama-sama sebagai sumber ajaran Islam, keduanya mempunyai perbedaan yang sangat menonjol terutama dilihat dari segi keautentikannya. Seluruh ayat Al-Qur’an dipastikan berasal dari Allah berbeda dengan Hadis Nabi yang sebagiannya dipastikan berasal dari Nabi tetapi ada pula yang diragukan bahkan sebagian dipastikan tidak berasal darinya. Kepastian Al-Qur’an berasal dari Allah karena seluruh ayat-ayatnya telah ditulis semenjak diturunkannya kepada Nabi Muhammad, terjaga baik secara hafalan maupun catatan atau tulisan di kalangan para sahabat dan kemudian dibukukan dalam satu mushaf pada masa Abū Bakar al-Siddīq serta digandakan pada masa ‘Utsmān ibn ‘Affān dalam bentuk mushaf ‘Utsmānī. Adapun Hadis Nabi, pada masa Rasulullah hanya sebagian yang ditulis karena khawatir tercampur dengan Al-Qur’an. Mayoritas Hadis saat itu terekam dalam hafalan para sahabat Nabi yang diriwayatkan secara lisan dan hanya sedikit yang terekam dalam bentuk tulisan. Periwayatan Hadis secara lisan ini memakan waktu yang cukup lama sejak masa Rasulullah hingga masa-masa sesudahnya. Hadis-hadis baru dibukukan secara lengkap pada abad kedua dan ketiga Hijriyah. Karena itu, periwayatan Hadis memerlukan waktu ratusan tahun yang melibatkan beberapa generasi, yakni generasi sahabat, tābi’īn, tābi’ al-tābi’īn yang kemudian Hadis-hadis itu dibukukan oleh para mukharrij (kolektor) Hadis. Periwayatan Hadis dalam jangka waktu yang relatif panjang inilah antara lain yang menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas Hadis; ada yang sahih, hasan, a’īf bahkan palsu. Dapat dikatakan bahwa tidak semua hadis benar-benar dari Rasulullah, berbeda dengan Al-Qur’an yang dipastikan berasal dari Allah Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Al-Qur’an dan Hadis, di samping sama-sama sebagai sumber ajaran Islam, keduanya mempunyai perbedaan yang sangat menonjol terutama dilihat dari segi keautentikannya.

Orientasi Pendidikan Islam

Pendidikan adalah investasi peradaban yang berperan dalam menentukan maju dan mundurnya peradaban sebuah bangsa. Maju mundurnya sebuah bangsa ditentukan oleh sumber daya manusianya. Jika sumber daya manusia sebuah negara berkualitas, maka semua bidang kehidupan akan berkualitas juga. Dan pendidikanlah yang menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Jika pendidikan dianggap sebagai sebuah proses kehidupan dan upaya memanusiakan manusia, hendaknya mampu mengembangkan eksistensi dan potensi yang dimiliki manusia supaya mampu menjalankan misi mulia di muka bumi ini. Buku yang ada di tangan pembaca ini ditulis selain untuk memenuhi referensi para mahasiswa dalam mendapatkan bahan bacaan untuk keperluan studinya, juga untuk mengembangkan khazanah keilmuan Islam yang berkaitan dengan pendidikan. Orientasi Pendidikan Islam ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak*

Orientasi Pendidikan Islam ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak*