Sebanyak 1421 item atau buku ditemukan

Dinamika Dan Rekonstruksi Kebijakan Publik Di Era Otonomi Daerah

Buku ini dengan berani mengambil titel Dinamika dan Rekonstruksi Kebijakan Publik di Era Otonomi Daerah, Perspektif Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya. Sebagaimana judul dari sebuah buku, ia berada pada posisi ―menyatakan‖ atau ―mempernyatakan‖ sesuatu (hal). Ia bisa juga menempatkan dirinya pada tendensi ―menanyakan‖ atau ―mempertanyakan‖, dalam konteks afirmasi ataupun negasi. Demikian buku ini, memberanikan hadir dengan hasrat menggebu-gebu ditimpali idealisme tinggi, mengangkat tema yang barangkali terlalu bombastis Dinamika dan Rekonstruksi Kebijakan Publik di Era Otonomi Daerah. Karenanya, boleh jadi kontennya belum mampu menangkap apalagi menjawab ekspektasi para pembaca.

Buku ini dengan berani mengambil titel Dinamika dan Rekonstruksi Kebijakan Publik di Era Otonomi Daerah, Perspektif Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya.

Dinamika demokrasi & politik nasional pasca Orde Baru

On democracy and political conditions in Indonesia after the New Order era.

On democracy and political conditions in Indonesia after the New Order era.

Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat

Dalam kajian yang komprehensif ini, dipaparkan penjelasan yang mendalam dan unik mengenai Semberdaya pesisir. Dengan diperkuat dengan teknologi, pihak-pihak yang bermodal mampu mengeksploitasi sumber daya secara berlebihan sehingga terjadi hukum rimba (siapa yang kuat, dia yang menang) dan daya produksi alamiah menjadi terganggu. Implikasi-implikasi lanjutan dari fenomena tersebut menyebabkan pula terjadinya degradasi lingkungan pesisir dan laut. Pembangunan yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan produktivitas ternyata telah menimbulkan kerusakan yang serius terhadap lingkungan . Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak

Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak

Dinamika Timur Tengah

Timur Tengah adalah kawasan yang selalu dinamis sepanjang abad ini. Di pusaran isu Timur Tengah adalah masalah nasib bangsa Palestina yang masih diduduki Israel sejak 1948. Perundingan damai yang bermula di Madrid telah menghasilkan kesepakatan, tetapi tidak cukup untuk membuat Palestina bebas dari belenggu Israel. Selain isu Palestina, perang di Irak pada 1990 masih menyisakan masalah besar hingga ketika sudah lepas dari Saddam Hussein. Selain isu Palestina dan Irak, isu kepemimpinan di Timur Tengah juga menjadi masalah sehingga lahirlah Arab Spring. Buku ini juga dengan rentang penulisan panjang memuat perkembangan terakhir mengenai munculnya Negara Islam Irak dan Suriah yang dikenal dengan ISIS serta bagaimana implikasinya terhadap Indonesia. ISIS menjadi fenomena dunia karena tidak hanya menguasai wilayah di Irak dan Suriah, tetapi juga menjadi daya tarik sebagian orang untuk ikut bergabung.

Timur Tengah adalah kawasan yang selalu dinamis sepanjang abad ini.

Dinamika Politik Indonesia Kontemporer : Politik Identitas Pada Masyarakat Multikultural Di Era Disrupsi Informasi

Buku Dinamika Politik Indonesia Kontemporer: Politik Identitas Di Era Disrupsi Informasi merupakan hasil dari kompetisi penulisan artikel ilmiah populer yang diselenggarakan FISIP UB dalam rangka DIES NATALIS Ke-16. Buku ini menjadi salah satu upaya dari FISIP UB dalam mendokumentasikan fenomena politik Indonesia kontemporer melalui tulisan-tulisan yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa di lingkup Malang Raya. Sebagai sebuah buku bunga rampai tentang politik Indonesia kontemporer buku ini berisi tentang isu-isu kekinian terkait politik identitas, politik di era disrupsi informasi, serta politik multikulturalime. Diharapkan kehadiran buku ini bisa menambah referensi bagi para pemerhati politik Indonesia.

Pendapat Benjamin Valentino mengenai konflik sosial yang terjadi di Indonesia
pada era desentralisasi cukup memadai sebagai instrumen analisis, yaitu
kuatnya kepentingan elit politik dalam suatu konflik (Wilson, Chris: 2008: 16).

Mencari Autensitas dalam Dinamika Zaman

“Tidak banyak orang yang seperti beliau, yang mau berbicara secara jernih, kritis, tapi masih dalam konteks persatuan kita. Pikiran-pikiran tokoh-tokoh penting seperti Buya patut disimak dan dipelajari serta dijadikan teladan.” —Drs. H. M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI Dua Periode. “Saya teringat pada Syafii lama, Syafii muda yang saya kenal dahulu, ketika saya membaca koleksi tulisan ini. Persamaannya banyak sekali. Misalnya, nama Mohammad Hatta muncul di hampir setiap artikel.” —R. William Liddle, profesor ilmu politik di The Ohio-State University, Columbus OH, AS. Di tengah gemuruh badai krisis di tanah air, Buya Syafii seakan tak pernah merasa lelah untuk terus mencari “embun yang bening dan sejuk”. Ia percaya bahwa badai krisis yang melanda bangsa Indonesia pasti segera berlalu. Dan, melalui tulisan-tulisannya di buku ini, ia mengungkapkan pencariannya itu secara gamblang dan kritis. Bagi Buya Syafii, buku ini sejatinya juga menjadi bagian dari kesaksian: kesaksian seorang anak bangsa atas realitas di negerinya. Dalam kesaksian ini, ia menuturkan banyak hal: dari masalah agama, budaya, ekonomi, hingga politik. Dan, ia berharap bahwa kesaksian itu dapat membangkitkan bangsa yang sedang mati suri agar segera siuman.

Adapun kemudian agama dilibatkan ke dalam suatu konflik, hal itu terutama
dimaksudkan untuk menggalang solidaritas antara pihak-pihak yang
berseberangan. Uraian ini akan lebih memusatkan perhatian pada konflik-konflik
yang ...

Dinamika sosial dan Politik Masa Revolusi Indonesia

Pada awal revolusi, polarisasi yang muncul terjadi pada dasar idiologi yang sama yaitu idiologi “kiri” yaitu sosialis. Mereka adalah dua tokoh yang paling diperhitungkan pada masa revolusi, yaitu Tan Malaka dengan Syahrir.Polarisasi kemudian terjadi antara Syahrir dengan Amir Syarifuddin di dalam Partai Sosialis. Pada saat sayap kiri sudah tidak lagi memegang kekuasaan, konflik bergeser antara pemerintah yang dikuasai kelompok kanan dengan kaum komunis yang ingin merebut kekuasaan kembali. Dalam melakukan oposisi terhadap pemerintah, kaum komunis justru terpecah menjadi dua yaitu kaum komunis ortodok yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Musso yang tergabung dalam PKI dan FDR, berhadapan dengan kaum komunis nasionalis pimpinan Tan Malaka yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan dan Gerakan Revolusi Rakyat (GRR). Konflik antara kaum komunis ortodok dengan komunis nasionalis berlangsung di Surakarta yang mengalami nasib kurang beruntung karena sebagai kota oposisi, karena kota tradisional lainnya yaitu Yogyakarta menjadi kota republik atau ibu kota RI. Kekacauan di Surakarta memuncak pada pemberontakan Madiun tahun 1948 yang dilakukan oleh kaum komunis ortodok pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin. Kaum komunis yang berhasil selamat dalam pemberontakan Madiun bersembunyi di beberapa tempat termasuk di lereng gunung Merapi dan Merbabu. Bersama dengan kaum bandit dan para pejuang korban rasionalisasi, kaum komunis pelarian dari Madiun itu melakukan aksi-aksi kriminalitas di lereng Merapi dan Merbabu. Gerakan mereka dikenal dengan nama MMC atau Merapi Merbabu Complek.

Pada awal revolusi, polarisasi yang muncul terjadi pada dasar idiologi yang sama yaitu idiologi “kiri” yaitu sosialis.

Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Buku ajar ini di susun guna membantu siswa/siswi Sekolah Menengah Atas dalam kegiatan belajar pembelajaran di sekolah dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Buku ajar ini di susun guna membantu siswa/siswi Sekolah Menengah Atas dalam kegiatan belajar pembelajaran di sekolah dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Pancasila Dasar Negara

Kursus Pancasila Oleh Presiden Soekarno Tentang Pancasila

Seorang filsuf konfusius Cina mengatakan bahwa dibutuhkan tiga unsur yang menyatu untuk membentuk sebuah negara yang kuat. Tentara yang kuat, pangan yang cukup, dan kepercayaan yang kuat. Sekitar tahun 1960-an, Indonesia pernah mengalami menjadi negara yang kuat di bidang tentara dan kepercayaan rakyat. Meski minus di bidang pangan, saat itu Indonesia mampu merebut Irian Barat dan memimpin negara-negara nonblok. Hari ini, Indonesia mempunyai TNI-Polri yang kuat, pangan yang semakin baik, namun minus kepercayaan rakyat. Indonesia tengah dilanda krisis kepercayaan. Salah satunya kepercayaan apakah Pancasila sebagai ideologi, sebagai dasar negara, adalah yang paling pas dan terbaik untuk bangsa Indonesia. Sebagian rakyat juga tidak percaya Pancasila mampu menjalani fungsinya sebagai alat permersatu bangsa. “Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya bangsa Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas dasar Pancasila itu.” Pancasila Dasar Negara: Kursus Presiden Soekarno tentang Pancasila. Sebuah buku yang disusun untuk membangun kembali kepercayaan rakyat, bahwa Pancasila adalah dasar negara yang pas dan baik bagi Indonesia, dengan ilmu yang benar. Ilmu yang kita dapatkan dari sumber utama, yaitu Bung Karno. Dengan kita mempelajari kembali, diharapkan dapat mengembangkan Pancasila sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini dan masa yang akan datang. Seperti yang diungkapkan Bung Karno dalam Kursus (Pendahuluan) Presiden tentang Pancasila di Istana Negara, tanggal 26 Mei 1958, “Kejadian-kejadian yang akhir-akhir ini, Saudara-saudara, membuktikan sejelas-jelasnya bahwa jikalau tidak di atas dasar Pancasila kita terpecah belah, membuktikan dengan jelas bahwa hanya Pancasilalah yang dapat tetap mengutuhkan negara kita, tetap dapat menyelamatkan negara kita.” Saya Indonesia, saya Pancasila!

Sebagian rakyat juga tidak percaya Pancasila mampu menjalani fungsinya sebagai alat permersatu bangsa. “Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya bangsa Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke hanyalah dapat ...

PANCASILA

Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah Pancasila agar dapat memberikan pemahaman terhadap pentingnya Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa Pancasila merupakan Mata Kuliah Wajib di Perguruan Tinggi, maka Pancasila wajib diketahui dan dimengerti oleh setiap warga negara Indonesia. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu bagi yang akan menggunakan buku ini dapat mengembangkannya lebih lanjut.

Sebagaimana diketahui bahwa Pancasila merupakan Mata Kuliah Wajib di Perguruan Tinggi, maka Pancasila wajib diketahui dan dimengerti oleh setiap warga negara Indonesia.