Sebanyak 709 item atau buku ditemukan

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pra Modern

Ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, sejak masa arab pra Islam, masyarakat arab sudah memiliki konsep dan system ekonomi, Sebagian konsep dan system ekonomi tersebut senafas dengan ajaran Islam yang kemudian ditumbuhkembangkan dalam kehidupan berekonomi masyarakat dan sebagian lain berseberangan dengan ajaran Islam yang kemudian ditolak dan dijauhkan dari kehidupan berekonomi mereka. Nabi Muhammad saw. Sebagai founder pemikiran ekonomi Islam menggelunturkan pemikiran-pemikiran ekonomi yang bersumber dari wahyu dalam bentuk ajaran dan kebijakan dalam kapasitas beliau sebagai Nabi dan Kepala Negara. Ajaran dan kebijakan ekonomi tersebut direkam dalam hadis-hadis yang menjadi sumber kedua ajaran Islam. Hadis-hadis Nabi yang berisikan ajaran dan kebijakan ekonomi tersebut diwarisi, dikaji dan dikembangkan lebih jauh oleh ulama-ulama dengan latar belakang keilmuan yang berbeda, mulai dari ahli fikih, sejarawan, filosof, sufi dan sebagainya, seperti Zaid bin Ali, Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, Ahmad bin Hambal, Abu Yusuf, Muhammad Asy-Syaibani dan ulama-ulama lainnya. Pemikiran-pemikiran ekonomi mereka menurut Islahi turut serta berkontribusi dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan ekonomi barat yang luput dari catatan sejarah ekonomi mereka.

Ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, sejak masa arab pra Islam, masyarakat arab sudah memiliki konsep dan system ekonomi, Sebagian konsep dan system ekonomi tersebut senafas dengan ajaran Islam yang ...

Ekonomi Islam Nusantara

Nusantara yang saat ini bernama Indonesia dibangun di atas kekayaan sejarah yang melimpah. Kekayaan tersebut berupa keragaman suku, agama, adat, dan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat di masa lalu. Selain itu, terdapat pula aktivitas ekonomi yang menunjukkan keragaman yang dimiliki oleh Nusantara. Aktivitas tersebut pun memiliki karakteristik unik dan berbeda-beda di setiap daerah. Aktivitas ini tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan budaya masyarakat itu sendiri, tetapi juga dibentuk oleh masuknya budaya lain melalui interaksi ekonomi, seperti aktivitas perdagangan. Buku ajar ini tidak hanya memberikan wawasan tentang sejarah, tetapi juga menyuguhkan informasi mengenai praktek ekonomi dan keuangan yang menggunakan prinsip syariah yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kajian buku ini berupaya mengeksplorasi tujuh pembahasan pokok aktivitas ekonomi dan keuangan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam di masa lalu. Tujuh tema tersebut meliputi: Pertama, sektor keuangan publik yang meliputi instrumen zakat, pajak, ghanimah, waris, fa’i (upeti), dan denda. Kedua, sektor keuangan sosial yang meliputi pembahasan praktek wakaf, infak, sedekah, dan hibah/hadiah. Ketiga, sektor ekonomi internasional yang meliputi pembahasan tentang tarif perdagangan, kontrak-kontrak perdagangan intra kerajaan, pengaturan dermaga atau pelabuhan, kontrak-kontrak perdagangan antar kerajaan, dan kontrak-kontrak perdagangan kerajaan dengan pihak asing. Keempat, sektor ekonomi komersial yang terdiri dari praktek pengaturan pasar, utang-piutang, jual-beli, sewa, dan hak kepemilikan. Kelima, ekonomi moneter yang membahas kebijakan mata uang yang digunakan pada masa kerajaan Islam. Keenam, kelembagaan ekonomi masa kerajaan Islam yang menjalankan fungsi pengaturan praktek ekonomi, baik yang dilakukan kerajaan maupun masyarakat. Dan ketujuh, peraturan atau perundangan yang berlaku dan menjadi pedoman dalam pengaturan aktivitas ekonomi. Selain membahas aktivitas ekonomi dan keuangan Islam yang sudah dipraktekkan oleh kerajaan-kerajaan Islam tersebut, buku ajar ini juga akan membubarkan gerakan ekonomi Islam yang dilakukan oleh organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU) sebelum kemerdekaan. Eksplorasi sejarah terkait aktivitas tujuh sektor ekonomi dan keuangan Islam di kerajaan-kerajaan Islam dan organisasi-organisasi sosial-keagamaan tersebut diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya khazanah tentang sejarah ekonomi Islam di Nusantara dan menjadi referensi bagi pengembangan aplikasi ekonomi dan keuangan Islam pada masa sekarang ini. Proses asimilasi antara prinsip-prinsip Islam dan aktivitas ekonomi dan keuangan masyarakat Nusantara merupakan informasi yang sangat menarik untuk diketahui dan digali. Praktek ekonomi dan keuangan pada masa kerajaan-kerajaan Islam menjadi topik yang menarik untuk dielaborasi karena keduanya menjadi tolak ukur kemakmuran suatu kerajaan. Catatan praktek ekonomi dan keuangan pada masa kerajan Islam menunjukkan peran penguasa dalam perekonomian. Praktek ekonomi dan keuangan dengan segenap infrastruktur pendukungnya. Praktek tersebut setidaknya dapat ditemukan dalam catatan undang-undang kerajaan. Penjelajahan yang memadukan antara kajian sejarah dan ekonomi Islam yang terwujud dalam Buku Ajar Ekonomi Islam Nusantara ini merupakan langkah awal penulis yang tentu saja sangat jauh dari kesempurnaan. Buku Ajar Ekonomi Islam Nusantara diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur yang selama ini, penulis amati, belum tersedia. Mata kuliah ekonomi Islam adalah mata kuliah yang penulis coba kembangkan.

Buku Ajar Ekonomi Islam Nusantara diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur yang selama ini, penulis amati, belum tersedia. Mata kuliah ekonomi Islam adalah mata kuliah yang penulis coba kembangkan.

Kode Etik Dalam Penelitian Ilmu Sosial Di Indonesia

“Belum banyak buku tentang etika yang ada sekarang, terutama di Indonesia. Buku ini dapat mengisi kekosongan itu. Benar-benar buku yang layak dibaca oleh para peneliti, khususnya mengingat makin banyaknya penelitian tentang perilaku manusia. Sebuah karya yang sungguh mengagumkan.” M. Chatib Basri, Direktur Pelaksana IBER Menteri Keuangan Republik Indonesia Periode 2013–2014 “Buku ini membahas sejumlah topik penting dalam konteks Indonesia, sebuah negara berkembang di Asia Tenggara. Sebagian besar tulisan tentang etika penelitian memang bersumber dari negara berkembang. Kelebihan buku ini adalah kemampuannya untuk mengaitkan antara banyak sumber pustaka internasional dan masalah-masalah spesifik yang mungkin dihadapi oleh peneliti Indonesia, khususnya yang bergerak dalam ilmu sosial. Buku ini layak dibaca oleh banyak pihak baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.” Anne Booth, Profesor Emerita, SOAS, University of London “Di dunia yang penuh dengan berita bohong, birokrat korup, dan ketidakadilan ini, penting sekali bagi kita untuk melatih generasi baru para ilmuwan sosial dalam hal etika secara menyeluruh. Buku ini harus dijadikan sebagai bacaan wajib di semua program belajar serta bagian dari koleksi pustaka para sarjana yang hendak meniti karier sebagai peneliti sosial profesional.” Terence H. Hull, Profesor Emeritus di bidang Demografi, the Australian National University “Membaca buku ini merupakan sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan. Profesor Mayling Oey-Gardiner menawarkan sebuah kebaruan dengan membahas etika dalam ilmu sosial yang dikaitkan dengan isu-isu mutakhir, seperti mahadata, penelitian berbasis internet, dan penelitian lingkungan. Buku ini dapat membimbing para cendekiawan dan pembuat keputusan untuk menentukan batasan dan mempertimbangkan dampak-dampak dari suatu penelitian sosial.” Rhenald Kasali, Ph.D., Pendiri Rumah Perubahan Profesor di bidang Manajemen, Universitas Indonesia

... dapat membawa kerugian besar bagi banyak orang; oleh karena itu, etika diperlukan dalam menentukan kepenulisan. ... Oleh karena itu, guru, penyelia, mahasiswa, dan orang lain yang hanya membantu menyunting makalah tetapi tidak ...

Quality Assurance in Higher Education

A Study of Developing Countries

This title was first published in 2001. Universities in developing countries have followed their counterparts in developed countries and adopted quality assurance to improve the quality of their activities. This text examines the wisdom of such a move when many of the conditions necessary for its success are not present. It concludes that quality assurance can be useful in developing countries because it shows how a university's seemingly disparate activities are related to one another to serve a common goal and how the quality of these can best be improved by using an integrated approach. Quality assurance also provides more focus and direction to the work of the traditional university system. However, it must be modified to suit the conditions prevailing in developing countries by being simple in design, modest in expectations and realistic in requirements.

This text examines the wisdom of such a move when many of the conditions necessary for its success are not present.

Sharia Transformations

Cultural Politics and the Rebranding of an Islamic Judiciary

Few symbols in today’s world are as laden and fraught as sharia—an Arabic-origin term referring to the straight path, the path God revealed for humans, the norms and rules guiding Muslims on that path, and Islamic law and normativity as enshrined in sacred texts or formal statute. Yet the ways in which Muslim men and women experience the myriad dimensions of sharia often go unnoticed and unpublicized. So too do recent historical changes in sharia judiciaries and contemporary strategies on the part of political and religious elites, social engineers, and brand stewards to shape, solidify, and rebrand these institutions. Sharia Transformations is an ethnographic, historical, and theoretical study of the practice and lived entailments of sharia in Malaysia, arguably the most economically successful Muslim-majority nation in the world. The book focuses on the routine everyday practices of Malaysia’s sharia courts and the changes that have occurred in the court discourses and practices in recent decades. Michael G. Peletz approaches Malaysia’s sharia judiciary as a global assemblage and addresses important issues in the humanistic and social-scientific literature concerning how Malays and other Muslims engage ethical norms and deal with law, social justice, and governance in a rapidly globalizing world.

AMBUSH MARKETING? Much of this chapter has engaged the multifaceted rebranding process that (Malay) political and religious elites have undertaken to convey to variously defined publics that the sharia judiciary is a thoroughly ...

Mengembangkan Kawasan Perdesaan Kampung Inggris Kediri menjadi Desa Wisata Bersama

Kesederhanaan proses pelayanan bisa diawali dari sikap perilaku original masyarakat desa yang selalu menerapkan konsep 4S ... Dengan demikian proses layanan pada desa wisata meliputi: (a) Keterlibatan pelanggan akan didapat ketika ...

LITERASI TEKNOLOGI DI ERA DISRUPSI “CATATAN KRITIS MAHASISWA”

Di dunia perbankan, milenial juga digunakan. Dengan perkembangan zaman yang membuat teknologi digital di Indonesia semakin canggih, perbankan di Indonesia juga semakin kompleks. Berkat teknologi ATM, semua nasabah, termasuk kaum ...

Islam and the Political Economy of Meaning (RLE Economy of Middle East)

Comparative Studies of Muslim Discourse

To be a Muslim is to be a part of a culture with distinct beliefs, ideas, institutional forms and prescriptive roles. Yet there is a complex inter-relationship between a system of knowledge and belief, such as Islam, and the immediate political, economic and social context of its adherents. This book aims to improve understanding of Muslim social and political action by examining a broad spectrum of Muslim discourse, both written and spoken, to see how meaning is formed by context. It is a broad comparative study and examines discourses produced in opposition to government as well as those produced, in Iran or Pakistan for example, under an authoritarian Islamic state. Through cogent analyses of socio-historical contexts and textual materials from East Java, Nigeria, Iran, Pakistan, Indonesia, Malaysia, the Maghreb and Egypt, this book shows how to ‘read’ a familiar Islamic movement, period of change or textual source in a newer and better light. First published in 1987.

This book aims to improve understanding of Muslim social and political action by examining a broad spectrum of Muslim discourse, both written and spoken, to see how meaning is formed by context.

State, Society and Economy in Saudi Arabia (RLE Saudi Arabia)

Saudi Arabia is one of the most important countries in the modern world. Not only does it possess some 25 per cent of the world’s proven oil reserves, it also plays a crucial role in the wider Gulf region where over 50 per cent of proven reserves are located. Developments in Saudi Arabia will inevitably affect the economic well-being of the Western industrialised world, Japan and much of the Third World. At the same time, Saudi Arabia is ruled in a traditional way by an all-powerful king and royal family, and is one of the key countries of Islam, the Holy City of Mecca being within the country’s boundaries. The inroad of modern Western forces into this traditional Islamic society is underlined by the fact that may key posts are filled with imported Western workers. This book, first published in 1982, containing contributions by the world’s leading Middle Eastern experts, provides a comprehensive overview of important social, political and economic developments in Saudi Arabia. The opening chapters consider the formation of the Saudi State, and the bulk of the book surveys key themes such as political opposition, the oil industry, energy policy, banking, external relations and the future direction of development.

This book, first published in 1982, containing contributions by the world’s leading Middle Eastern experts, provides a comprehensive overview of important social, political and economic developments in Saudi Arabia.

The Social Economy

Poverty Alleviation and Social Wellbeing

This journal has been discontinued. Any issues are available to purchase separately.

This journal has been discontinued. Any issues are available to purchase separately.