Sebanyak 334 item atau buku ditemukan

Berkembang dalam Bayang-Bayang Jakarta

Sejarah Depok 1950—1990-an

Depok merupakan sebuah kota yang mengalami fenomena menarik dalam perkembangannya. Nama Depok bukan hanya menyiratkan keberadaan sebuah kota yang terletak di antara dua pusat administratif penting dalam sejarah colonial, yaitu Batavia dan Buitenzorg, melainkan punya makna yang lebih luas yang mencakup suatu perubahan struktur sosial masyarakatnya, pola tata ruangnya, dan sistem nilai budayanya. Perubahan yang dialami oleh kota ini menciptakan suatu bentuk dan dinamika kehidupan baru yang sama sekali berbeda dengan tujuan awal kota ini dirancang dan dikembangkan. Dalam proses perkembangannya, Depok terkait erat dengan kota metropolitan Jakarta yang menentukan eksistensinya. Keterlibatan Depok dalam percaturan permasalahan yang disangga Jakarta, lebih disebabkan jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Kehadiran UI sebagai satelit pendidikan yang otonom di Depok pada 1987 di satu pihak berdampak pada terjadinya transformasi ekonomi, sosial, dan budaya yang berlangsung secara cepat. Dari segi ekonomi telah terjadi perubahan dari tata ruang ke tata uang. Sementara itu, dari segi politis, pemerintah pun tidak berupaya untuk memindahkan kedudukan UI ke Depok. Namun, di pihak lain, UI belum sepenuhnya memenuhi harapan pemerintah Kota Depok untuk menjadi identitas baru Depok. Depok adalah UI dan UI adalah Depok. Dalam perkembangan selanjutnya, pada 1999 Depok muncul sebagai sebuah simpul baru, dan merupakan bagian dari realitas Jabodetabek. Kota-kota tersebut merupakan sebuah entitas yang saling berhubungan dalam berbagai dimensi. Apa yang terjadi di Jakarta, akan terjadi juga di Depok. Namun, dalam perjalanannya, terjadi diskoneksi antara Depok realitas dan Depok ideal. Depok masih bergantung pada orbitnya, Jakarta. Dari realitas tersebut, akankah Depok terus berkembang dalam bayang-bayang Jakarta, dan pada akhirnya akan menjadi bagian dari DKI Jakarta seperti halnya Meester Cornelis?

Depok masih bergantung pada orbitnya, Jakarta. Dari realitas tersebut, akankah Depok terus berkembang dalam bayang-bayang Jakarta, dan pada akhirnya akan menjadi bagian dari DKI Jakarta seperti halnya Meester Cornelis?

Sejarah Perkembangan Pers Minangkabau (1859 - 1945)

Peran penting pers dalam membentuk sejarah Minangkabau tak terbantahkan. Lahir dari tanggapan kritis terhadap perubahan zamannya, pers Minangkabau menampilkan mozaik situasi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang dihidupi oleh orang-orang pada zamannya. Kendati pers Minangkabau tergolong salah satu yang tertua di Indonesia, ternyata belum banyak tulisan yang secara mendalam mengangkat sejarah pers Minangkabau khususnya pada periode 1859–1950. Dalam konteks itulah buku ini mengambil perannya. Secara garis besar buku ini akan menunjukkan (1) latar belakang sejarah Minangkabau, adat-istiadat, dan budayanya; (2) sejarah pergerakan reformasi Islam di Minangkabau, yang bermula pada abad ke-8, ketika Islam diperkenalkan di Minangkabau oleh para pedagang dari Arab dan Gujarat; (3) sejarah pers Minangkabau yang diawali dengan pemakaian bahasa dan abjad Arab-Melayu, sampai masa pemakaian bahasa Melayu sepenuhnya oleh media; dan (4) perkembangan pers Islami hingga organisasi dan lembaga pendidikan yang menjadi lokasi awal produksi sebelum akhirnya benar-benar berbentuk penerbitan. Ditulis dengan metode historiografi, buku ini dengan lugas menekankan bahwa pers Minangkabau berkontribusi penting dalam pembentukan jiwa nasionalis hingga akhirnya turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. *** "Sudah lama kita kehilangan gambaran tentang dinamika lokal. Sistem media, termasuk penyiaran kita, terkonsentrasi di Jawa khususnya Jakarta. Ratusan kelompok etnis dan bahasa lokal tak lagi tergambar di media. Keanekaragaman terasa hilang. Buku ini rasanya menggugah kembali keinginan kita untuk memahami Indonesia secara utuh." —Amir Effendi Siregar; Dosen Komunikasi UII, Pemimpin Umum Majalah Warta Ekonomi, Ketua Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2MEDIA) "Sejak awal, perkembangan pers, sastra, pemikiran tertulis, dan segala bentuk pertarungan gagasan nasional melalui media komunikasi berbahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang berasal dari Minangkabau, paling tidak dibesarkan atau menuntut ilmu di daerah itu. Sekelumit nama di antaranya: Adinegoro, St. Takdir Alisyahbana, Marah Rusli, Rosihan Anwar, Usmar Ismail, Asrul Sani, Mochtar Lubis, P.K. Ojong, dll. Khusus dalam pers Islam nasional, misalnya, M. Natsir, HAMKA, Abu Hanifah, Mahmud Yunus... Mudah-mudahan segera menyusul buku-buku sejarah perkembangan pers dari daerah-daerah lain." —Prof. M. Alwi Dahlan, Ph.D; Guru Besar Emeritus Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

Peran penting pers dalam membentuk sejarah Minangkabau tak terbantahkan.

Sejarah Perkembangan Nasionalisme Melayu Sebelum Kemerdekaan

Kajian ini akan menganalisis sejarah perkembangan nasionalisme Melayu dalam menentang kuasa-kuasa Barat, khususnya British di Tanah Melayu sebelum mencapai kemerdekaan pada tahun 1957. Kaedah kajian yang digunakan adalah berdasarkan kaedah penelitian terhadap sumber-sumber yang diperolehi di perpustakaan dan Arkib Negara Malaysia. Kajian ini akan dimulakan dengan merungkai terlebih dahulu sejarah awal perkembangan ekonomi Tanah Melayu. Kedatangan kuasa-kuasa Barat, iaitu Portugis, Belanda dan British ke Tanah Melayu adalah disebabkan oleh kepentingan ekonomi Tanah Melayu yang juga dikenali sebagai Bumi Emas dan Semenanjung Emas oleh bangsa asing. Tanah Melayu telah dijajah selama lebih 400 tahun sejak penjajahan Portugis pada 1511. Apabila British menguasai Tanah Melayu, kemasukan pemikiran pro-Barat mereka telah mewujudkan konflik dengan masyarakat Melayu. Kajian ini akan memfokus kepada pensejarahan masyarakat Melayu bagi melihat sejarah perkembangan nasionalisme Melayu dan pihak-pihak yang terlibat dalam penentangan terhadap British. Selepas negara berjaya mencapai kemerdekaan, perlaksanaan Dasar Pandang Ke Timur oleh Tun Dr. Mahathir Mohamad pada tahun 1982 dilihat menamatkan konflik berterusan antara pemikiran Pro-Barat yang dibawa penjajah dan semangat nasionalisme Melayu, dengan model Jepun yang mewakili model Timur telah menggantikan model Barat yang sekian lama mendominasi kehidupan masyarakat Melayu seawal penguasaan Portugis di Melaka pada tahun 1511.

Kajian ini akan menganalisis sejarah perkembangan nasionalisme Melayu dalam menentang kuasa-kuasa Barat, khususnya British di Tanah Melayu sebelum mencapai kemerdekaan pada tahun 1957.

From the Greeks to the Arabs and Beyond

Volume 2: Islamic Philosophy

From the Greeks to the Arabs and Beyond written by Hans Daiber, is a six volume collection of Daiber’s scattered writings, journal articles, essays and encyclopaedia entries on Greek-Syriac-Arabic translations, Islamic theology and Sufism, the history of science, Islam in Europe, manuscripts and the history of oriental studies. It also includes reviews and obituaries. Vol. V and VI are catalogues of newly discovered Arabic manuscript originals and films/offprints from manuscripts related to the topics of the preceding volumes.

From the Greeks to the Arabs and Beyond written by Hans Daiber, is a six volume collection of Daiber’s scattered writings, journal articles, essays and encyclopaedia entries on Greek-Syriac-Arabic translations, Islamic theology and Sufism ...

Penelitian Tindakan Kelas PAK

Classroom Action Research in Christian Class

Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Kristen pertama kali dikenal dengan istilah penelitian tindakan yang diambil dari frase bahasa Inggris Classroom Action Research. Classroom Action Research secara sederhana dapat diartikan dengan riset aksi kelas, kajian tindakan dalam kelas dan riset tindakan kelas. Classroom Action Research maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas Pendidikan Agama Kristen merupakan kegiatan terencana dalam mencermati/observasi tindakan kegiatan belajar mengajar yang secara sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Namun perlu disadari bahwa tindakan tersebut bukanlah dari siswa melainkan berasal dari guru serta guru menfasilitasi siswa dalam melaksanakan tindakan tersebut.

Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Kristen pertama kali dikenal dengan istilah penelitian tindakan yang diambil dari frase bahasa Inggris Classroom Action Research.

Moral Conduct and Authority

The Place of Adab in South Asian Islam

"The essays in this volume explore adab, the Muslim ideal of the harmonious life of a person who knows the proper relationship to God, to others, and to oneself, and who, as a result, plays a special role among his or her fellows."-- From dust jacket.

This inner unity of the theory and practice of sufism may reflect the unity of belief and practice characteristic of Islam as a whole . The roots of sufism in religious practice and conduct enabled sufism to persist as a unifying bond ...

Gandhi's Moral Politics

This volume explores the scope and limits of Mahatma Gandhi's moral politics and its implications for Indian and other freedom movements. It presents a set of enlightening essays based on lectures delivered in memory of the eminent historian B. R. Nanda along with a new introductory essay. With contributions by leading historians and Gandhi scholars, the book provides new perspectives on the limits of Gandhi’s moral reasoning, his role in the choice of destination by Indian Muslim refugees, his waning influence over political events, and his predicament amid the violence and turmoil in the years immediately preceding partition. The work brings together wide-ranging insights on Gandhi and revisits his religious views, which were the foundation of his morality in politics; his experience of civil disobedience and its nature, deployment and limits; Satyagraha and non-violence; and his struggle for civil rights. The volume also examines how Gandhi’s South African phase contributed to his later ideas on private property and self-sacrifice. This book will be of immense interest to researchers and scholars of modern Indian history, Gandhi studies, political science, peace and conflict studies, South Asian studies; to researchers and scholars of media and journalism; and to the informed general reader.

He prayed at the shrine of [the Tamil Sufi] Datta Peer, whereupon the saffron in his warehouse miraculously turned to cardamom, confounding the customs inspector”.12 The stories form a neat diptych, with Rustomjee at its centre.

The Quest for a Moral Compass

A Global History of Ethics

In this remarkable and groundbreaking book, Kenan Malik explores the history of moral thought as it has developed over three millennia, from Homer's Greece to Mao's China, from ancient India to modern America. It tells the stories of the great philosophers, and breathes life into their ideas, while also challenging many of our most cherished moral beliefs. Engaging and provocative, The Quest for a Moral Compass confronts some of humanity's deepest questions. Where do values come from? Is God necessary for moral guidance? Are there absolute moral truths? It also brings morality down to earth, showing how, throughout history, social needs and political desires have shaped moral thinking. It is a history of the world told through the history of moral thought, and a history of moral thought that casts new light on global history. At a time of great social turbulence and moral uncertainty, there will be few histories more important than this.

AlGhazali discovered the truths he was seeking in Sufism, in the 'light which God infused into [my] heart'.8 The transcendent, he came to believe, could neither be apprehended by the senses nor described by human language, ...

Satu Kota Tiga Tuhan

Deskripsi Jurnalistik di Yerusalem

Yerusalem, dengan sejarahnya yang penuh konflik, adalah tempat suci dari tiga agama monoteisme yang berakar pada tradisi Ibrahim: Yahudi, Kristen, dan Islam. Orang Yahudi menyebut Yerusalem dengan Yerusblayim, artinya kota perdamaian; sementara orang Arab menyebutnya Al-Quds, artinya Kudus (suci). Lazimnya, suasana kekudusan selalu identik dengan suasana kedamaian, namun Yerusalem mengajarkan lain. Kekhusyukan, ketaatan, dan kesalehan masing-masing penganut agama di kota yang berumur lebih 2000 tahun tampaknya tidak menetes ke dalam interaksi keseharian mereka. Yang tampak justru adalah kebekuan yang memendam bibit-bibit permusuhan. Hubungan antara orang Arab Palestina dengan orang Yahudi sebenarnya tidak sesederhana seperti yang terlihat dalam konflik fisik saja, namun karena berada di bawah yurisdiksi yang sama, akhirnya mereka terpaksa berhubungan karena kepentingan ekonom, misalnya. Karena kepentingan ekonomi inilah maka hubungan-hubungan sosial dalam bentuk lain berkembang. Sebagai contoh: berbagai perusahaan orang Yahudi mempekerjakan orang Arab Palestina dan sejumlah barang produk Arab Palestina dipasarkan oleh orang Yahudi. Jadi, sebenarnya banyak di antara orang Arab Palestina dan orang Yahudi dalam interaksi keseharian mereka saling memandang satu sama lain dengan sudut pandang yang berbeda dari sekadar konflik belaka, sebagaimana opini yang selalu diekspose media massa. Tulisan-tulisan dalam buku ini-meski ditulis oleh seorang jurnalis-menawarkan sudut pandang yang berbeda. Alih-alih melaporkan perang, buku ini justru melukiskan sisi-sisi kehidupan sehari-hari antara dua bangsa yang "terpaksa" hidup bersama meski memiliki perbedaan yang nyaris tak terjembatani.

Yerusalem, dengan sejarahnya yang penuh konflik, adalah tempat suci dari tiga agama monoteisme yang berakar pada tradisi Ibrahim: Yahudi, Kristen, dan Islam.