Sebanyak 3607 item atau buku ditemukan

Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus, merupakan salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Bimbingan Konseling dan Pendidikan Khusus. Sebagai mata kuliah wajib, bahkan pula di Program Studi PAUD dan PGSD, maka kajian yang luas dan dalam tentang Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus (BK ABK) diharapkan dapat dikuasai oleh mahasiswa calon guru. Pemahaman yang baik terhadap materi ini dapat mengantar mahasiswa pada kepemilikan kompetensi yang profesional dalam penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus, merupakan salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Bimbingan Konseling dan Pendidikan Khusus.

Bimbingan Konseling Di SD (Mendampingi Siswa Meraih Mimpi)

Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar sejatinya adalah kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik karena merupakan bagian dari sebuah kompetensi pedagogik. Oleh sebab itu, Bimbingan dan Konseling menjadi salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi PGSD di Universitas Kuningan yang learning outcome-nya adalah mahasiswa mampu menguasai konsep tentang karakteristik perkembangan peserta didik di sekolah dasar (baik perkembangan fisik, psikologis, dan sosial); Menguasai konsep dan teknik evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran di sekolah dasar; dan Mampu menerapkan layanan bimbingan penyuluhan di sekolah dasar untuk memecahkan permasalahan yang terkait dengan perilaku siswa dalam pembelajaran secara mandiri sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Bimbingan Konseling Di SD (Mendampingi Siswa Meraih Mimpi) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Bimbingan Konseling Di SD (Mendampingi Siswa Meraih Mimpi) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Bimbingan Konseling Populasi Khusus

Konseling populasi khusus adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli (individu atau kelompok) yang mengalami suatu masalah dengan ciri-ciri yang sama dan menempati ruang yang sama pada waktu tertentu secara khusus, sehingga konseli memperoleh pemahaman yang lebih tentang dirinya, lingkungannya, dan masalahnya. Serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan mampu mengarahkan potensi yang dimiliki kearah perkembangan yang optimal dan kemudian dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya Buku persembahan Penerbit PrenadaMediaGroup

A. STANDAR KOMPETENSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Dalam Permendiknas No. 23/2006 telah dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai ...

Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar : Teori dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar.

Judul :Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar : Teori dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar. Penulis : Fuadi Totok Agus Suryanto, M.Si Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 185 Halaman ISBN : 978-623-68729-7-0 Bimbingan dan konseling belajar merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan via wawancara konseling oleh konselor kepada peserta didik, atau suatu interaksi atara konselor dan konseli secara face to face atau lainnya untuk membantu memahami, menganalisa dan mengatasi masalah sehingga kemudian konseli dapat berkembang secara optimal. Setiap manusia memiliki permasalahan-permasalahan pada dirinya, baik pribadi, kelompok, sosial, belajar maupun karier. Namun jamak manusia yang tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, sehingga diperlukan bantuan dari seorang di luar dirinya yang disebut konselor. Lebih khusus lagi, bimbingan dan konseling belajar merupakan proses pemberian bantuan terhadap peserta didik yang sedang mengalami gangguan atau permasalahan-permasalahan pada dirinya sehingga hal itu dapat menghambat terhadap proses pembelajaran secara maksimal. Sementara itu, tujuan bimbingan konseling secara umum, yaitu untuk membantu individu dalam mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada sesuai dengan tuntutan positif lingkungan. Tujuan bimbingan konseling secara khusus, yaitu penjabaran dari tujuan secara umum yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik, dari aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Buku ini berusaha menggambarkan tentang bimbingan dan konseling belajar mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga pendidikan di Perguruan Tinggi, serta tidak luput juga bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus, dan yang terakhir e-counseling yang lagi ngetren akhir-kahir ini.

Judul :Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar : Teori dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar.

Evaluasi Bimbingan dan Konseling

Bahwa evaluasi bimbingan konseling adalah penyediaan informasi mengenai karakteristik layanan dan program bimbingan konseling kepada siswa, orang tua murid, sekolah, pemerintah dan masyarakat. buku ini berisi uraian mengenai kajian berbagai persoalan mengenai evaluasi layanan, evaluasi program bimbingan konseling serta akuntabilitasnya kepada pelaku, pemanfaat, penerima dan pihak-pihak lain yang membutuhkan. Buku ini kiranya cocok dan bermanfaat bagi para akademisi, praktisi bimbingan dan konseling, tenaga kependidikan lainnya dan mahasiswa yang berkeinginan mendalami persoalan evaluasi dan akuntabilitas bimbingan konseling.

Bahwa evaluasi bimbingan konseling adalah penyediaan informasi mengenai karakteristik layanan dan program bimbingan konseling kepada siswa, orang tua murid, sekolah, pemerintah dan masyarakat. buku ini berisi uraian mengenai kajian berbagai ...

Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

Buku ini pada dasarnya menggambarkan dan memahami diri sebagai pribadi maupun sebagai sosial. Dalam hal ini merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan individu untuk menghadapi dan mengatasi masalah pribadi dan sosial dengan menciptakan lingkungan interaktif, pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap positif, serta mengembangkan keterampilan pribadi dan sosial.

Buku ini pada dasarnya menggambarkan dan memahami diri sebagai pribadi maupun sebagai sosial.

Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling

Buku ini diberi judul “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” yang merupakan rangkuman dari berbagai referensi dan sumber bacaan. Dengan adanya buku ini, diharapkan bisa menjadi bahan acuan dan dapat memberikan gambaran terkait tentang bagaimana hakikat, konsep sampai dengan perkembangan bimbingan dan konseling saat ini serta penerapannya dalam dunia Pendidikan. Buku ini akan membahas lebih detail tentang: Bab 1 Hakikat Bimbingan Konseling Bab 2 Landasan Layanan Bimbingan dan Konseling Bab 3 Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Bab 4 Perkembangan Bimbingan Konseling Bab 5 Persoalan-Persoalan BK di Sekolah Bab 6 Bimbingan dan Konseling Lintas Budaya Bab 7 Sasaran Bimbingan dan Konseling

Buku ini diberi judul “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” yang merupakan rangkuman dari berbagai referensi dan sumber bacaan.

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses ...

Surat Kabar Guru Belajar 29: Asesmen Formatif sebagai Upaya Merawat Kemerdekaan Belajar

Asesmen sebagai belajar menjadi kunci dalam merawat kemerdekaan belajar. Asesmen sebagai belajar, atau dalam kesehariannya disebut asesmen formatif, menjadi penting karena hasilnya menunjukkan kemajuan belajar bagi guru maupun bagi murid. Dengan pemahaman terhadap kemajuan belajar tersebut, guru dan murid dapat melakukan penyesuaian strategi belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.

Praktik Baik Pembelajaran Students' Movie Project: Sarana Asesmen Formatif Guru dan Pameran Karya Murid Menerapkan pembelajaran yang dapat membangun dan mengembangkan kompetensi serta kreativitas murid merupakan tujuan keberlanjutan ...

Panduan Asesmen Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar

Pendidikan Anak

Program Magister Pendidikan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, ... Teknik asesmen, instrumen tes, dan prosedur pelaksanaan dapat ...