Sebanyak 459 item atau buku ditemukan

Etika Pendidikan Islam Perspektif Tafsir Manajemen Pendidikan

Islam Adalah agama yang syamil dan mutakammil. Ia tidak hanya berbicara tentang aspek yang berkaitan dengan ibadah dan akhlak, tapi juga berbicara tentang seluruh aspek yang ada dalam kehiduapn. Diantarnya adalah tentang pendidikan. Alquran sebagai Pedoman umat manusia sepanjang zaman hadir menjadi solusi atas segala permasalahan yang terjadi di tiap zaman tersebut. Sebagaimana Quran ini pula yang telah mengawal kebesaran islam disepanjang zaman. Diantara aspek yang disoroti di dalam Alquran dan menjadi tema penting yang hari ini membutuhkan solusi adalah pendidikan. Sebab dari aktivitas pendidikan, lahirlah manusia-manusia yang mana mereka adalah bahan baku baik/tidak nya suatu kaum. Pendidikan adalah asas bagi pembagunan peradaban, dan melalui pendidikan inilah, Nabi kita shalallahu ‘alaihi wasallam mulai melakukan perbaikan di bumi yang kala itu sedang dalam kondisi gelap gulita. Buku ini menyajikan sebuah perspektif tentang Etika pendidikan islam dari sudut pandang kajian Quran, dengan sebuah pengantar tentang bagaimana jenis-jenis tafsir kontemporer (tafsir ilmi, tematik dstny). Dengan pendekatan keilmuan para penulis di manajemen pendidikan islam, mudah-mudahan buku ini menjadi sebuah tambahan khazanah dalam dialektika perbaikan pendidikan islam khususunya di negeri kita tercinta.

Setelah membahas pengertian guru dalam perspektif Islam, kemudian akan dibahas mengenai profesionalisme itu sendiri. Profesionalisme berasal dari kata profesi. Kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa profesi adalah bidang ...

Tafsir Al-Amîn—Bedah Surah Al-Fâtihah

Edisi Revisi

Tafsir Al-Amîn—Bedah Surah Al-Fâtihah dilakukan secara berkelanjutan (sustainable) dengan menggunakan banyak metode (multi method) penafsiran. Hal ini demi menghasilkan Tafsir Al-Qur’an yang lebih objektif, terbaik, utuh, dan menyeluruh (comprehensive). Langkah ini dipilih, terinspirasi oleh Al-Qur’an yang secara tekstual maupun kontekstual memiliki keragaman serta one book for all (satu buku untuk semua insan dan semua urusan). Cita ideal yang disuarakan Tafsir Al-Amîn, yakni dengan dinamika penafsirannya yang selalu berubah secara elastik sehingga bisa menjawab setiap tantangan dan semua persoalan. Pada edisi revisi ini tidak ada perbedaan yang bersifat mendasar dan dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan penerbitan perdananya. Namun demikian, terdapat penambahan materi terkait dengan subfasal dan bahkan bab tertentu dalam hal ini “Hubungan Antara Surah Al-Fâtihah dan Surah An-Nas” di samping subbab “Kesimpulan Hukum (istinbath al-ahkam)” dan “Catatan Penting Nilai Edukasi yang Diperoleh dari Surah Al-Fâtihah pada khususnya dan Al-Qur’an pada umumnya”.

... (1) tafsir falsafi, (2) tafsir ilmi/kauniyah, (3) tafsir tarbawi/pendidikan, (4) tafsir
akhlaqi, (5) tafsir ahkam/fiqhi, (6) tafsir iqtishadi/ekonomi, dan lain-lain sesuai
dengan perkembangan bidang/cabang ilmu pengetahuan yang selalu
berkembang.

Tafsir Gaul - Bebas Masalah Cara Al-Qur'an

"Kamu ingin selalu mengikuti perkembangan zaman, nyambung bicara apa pun dengan teman-teman? Berani melakukan hal-hal positif, teguh berprinsip, dan menemukan cinta sejati–sekaligus tetap syar'i? Buku ini akan membagikan rahasianya untukmu! Gak tanggung-tanggung, semuanya dibeberkan melalui kehidupan para remaja pilihan Allah. Dikemas dalam bentuk kutipan Alquran yang indah, menakjubkan, dan menyentuh, pengalaman mereka bisa menjadi pedoman dan sumber inspirasimu dalam menjalani masa remaja. Kisah-kisah yang gak kenal kata basi tersebut akan membantumu memaksimalkan masa muda, menjadikannya bukan hanya lebih berwarna, namun juga bermakna."

Media yang pernah memuat karyanya, antara lain Republika, Mimbar Minang,
Suara Kampus, Padang Ekspres, Anggun, Saksi, Penuntun Amal Bakti, SAGA,
Swara Damai, Tarbawi, Hidayah, Yoyo, Paras, Sabili, Ummi, Muslimah, Annida,
dan ...

TAFSIR AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KONSEP METODE PEMBELAJARAN (PANDUAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN)

Secara eksplisit maupun implisit, dalam al-Quran dan al-Hadits menggariskan bahwa metode pembelajaran setiap manusia tidak sama, terkadang manusia belajar dengan cara meniru, atau dengan cara praktis dan mencoba, atau belajar dengan cara pembiasaan dan pengkondisian, atau belajar dengan cara berpikir. Selain itu, belajar sebaiknya dimulai dari yang paling mudah dipahami. Kegiatan pembelajaran memerlukan metode yang tepat dan beragam, sehingga pembelajaran berlangsung secara lebih efektif dan efisien dan tidak membosankan. Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan dilakukan berdasarkan tujuan dan bahan pelajaran, kondisi peserta didik, kemampuan pendidik, ketersediaan media dan sumber belajar, serta kondisi lingkungan. Dengan demikian, seyogyanya seorang pendidik yang baik akan selalu mencari sarana dan metode pendidikan yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai potensi maksimalnya.

Konsep Teori Belajar Dalam Islam Perspektif Al-Quran Dan Hadits. Jurnal TA'DIB: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 212-223. doi: 10.29313/tjpi.v6i1.2319. Izzan, A. & Saehudin. (2016). Hadis Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Hadis.

Tafsir al-Azhar

diperkaya dengan pendekatan sejarah, sosiologi, tasawuf, ilmu kalam, sastra, dan psikologi, juz 1, 2, 3 : 1

Tafsir al-Azhar Jilid 5

Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Ilmu Kalam, Sastra, dan Psikologi

Tafsir al-Azhar ini menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan ungkapan yang teliti, me-nerangkan maknamakna yang dimaksud dalam Al-Qur’an dengan bahasa yang indah, dan menghubungkan ayat dengan realita social dan sistem budaya yang ada. Tidak hanya itu, beliau juga membicarakan permasalahan sejarah, sosial, dan budaya di Indonesia. Me-ner jemahk an ayat demi ayat, menafsirkan ilmu pengetahuan untuk memperkuat tafsir uluhiyyah dan rububiyah. Menyeimbangkan dalil-dalil naqli dan aqli serta tidak hanya menukil dari ulama salaf, namun beliau juga meng angkat pengalaman sendiri namun tetap ber landaskan atas kepercayaan ulama-ulama ter dahulu. Beliau juga menguraikan makna dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia dan memberi kesempatan bagi pembaca untuk berpikir. Tafsir ditulis membawa corak pandang hidup penafsir, haluan dan madzhabnya. Dalam tafsir ini, Hamka merujuk pada madzhab salaf, yaitu madzhab Rasulullah saw., para sahabat, dan ulama yang mengikuti jejak beliau. Tentang aqidah dan ibadah, Hamka mengikuti yang mendekati kebenaran dan meninggalkan yang menyimpang. Dan, mengenai pengetahuan umum, Hamka kerap kali meminta bantuan kepada ahlinya. Selain penyajiannya dalam masalah-masalah sosial, antropologi, dan sejarah, tafsir ini juga memiliki keunggulan lain yakni pembaca akan menemukan beberapa pen dapat dari para ulama Indonesia yang tidak terdapat dalam tafsir lainnya. Sehingga, wajar jika tafsir ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Mengutip ucapan Perdana Menteri Malaysia waktu itu, Tun Abdul Razak, “Hamka bukan hanya milik bangsa Indonesia, tapi juga bangsa-bangsa Asia Tenggara.” [Gema Insani]

Dalam tafsir ini, Hamka merujuk pada madzhab salaf, yaitu madzhab Rasulullah saw., para sahabat, dan ulama yang mengikuti jejak beliau. Tentang aqidah dan ibadah, Hamka mengikuti yang mendekati kebenaran dan meninggalkan yang menyimpang.

Filsafat dan Teori Hukum Dinamika Tafsir Pemikiran Hukum di Indonesia

Filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi rasional, kritis, dan radikal mengenai hal-hal mendasar dalam kehidupan. Refleksi rasional merupakan perenungan ilmiah yang tidak bersandar pada rasio atau akal dan penalaran. Filsafat merupakan “seni bertanya”, mempertanyakan apa pun tanpa tabu, mempertanyakan tentang apa yang ada (being) maupun yang mungkin ada, sehingga filsafat kerap juga disebut berpikir spekulatif. Pertanyaan yang diajukan filsafat memiliki ciri khas yang mendalam (radikal). Kedalaman pertanyaan inilah yang menjadi distingsi antara filsafat dengan ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dengan jelas merumuskan dan menentukan apa yang hendak dikaji, bagaimana cara memperolehnya, dan bagaimana pula nilai kegunaannya. Tiga elemen ini merupakan hal yang mendasari bangunan ilmu pengetahuan. Pada kaitannya, dengan filsafat ilmu, ianya merupakan kajian yang mendalam secara filosofis mengenai apa yang menjadi dasar-dasar ilmu. Apa yang hendak dikaji disebut dengan istilah “ontologi”, bagaimana cara memperolehnya disebut dengan “epistemologi”, dan bagaimana nilai gunanya diistilahkan dengan “aksiologi”. Oleh karenanya, pengetahuan ilmiah bertujuan untuk menemukan kerangka konseptual berbagai aspek yang dapat mempermudah manusia menyelesaikan masalah kehidupan. Buku persembahan penerbit Prenada Media

Filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi rasional, kritis, dan radikal mengenai hal-hal mendasar dalam kehidupan.

Sedjarah dan pengantar 'ilmu al-Qurän/tafsir

dalam qiraat tudjuh . Baik diterimanja dari imam jang tudjuh , maupun
diterimanja dari imam jang sepuluh , ataupun dari jang lain . $ 40. QARI TUDJUH
DAN QARI SEPULUH Dan jang dipandang ahli qiraat tudjuh dari antara nama ?
jang ...