Sebanyak 893 item atau buku ditemukan

Sejarah pendidikan di Maluku sejak masa prakolonial hingga Orde Baru

penjajahan, partisipasi, kepedulian

History of education in Maluku, Indonesia.

History of education in Maluku, Indonesia.

Pendidikan Sejarah untuk Membentuk Karakter Bangsa

Berbagai persoalan yang menerpa bangsa kita dewasa ini, mulai konflik antar kampung, tawuran, narkoba, aksi terorisme, korupsi sampai pada kekerasan dalam dunia pendidikan. Hal ini merupakan gejala mulai lunturnya karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Diperlukan formula baru dalam dunia pendidikan agar karakter generasi ke depannya benar-benar tangguh dalam menghadapi tantangan kemajuan zaman. Pendidikan menghadapi masalah dilema, di satu sisi guru sudah mendapatkan kesejahteraannya lewat tunjangan sertifikasi, fasilitas sekolah kian megah hampir tidak ada yang kurang dalam hal sarana dan prasarana. Prestasi peserta didik yang luar biasa. Namun, di sisi lain karakter serta moralitas peserta didik semakin bobrok. Buku Pendidikan Sejarah untuk Membentuk Karakter Bangsa ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Jalaludin (1997) dalam Haryati berpendapat bahwa karakter terbentuk dari pengaruh luar, terbentuk dari asimilasi dan sosialisasi. Asimilasi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan bendawi, sedangkan sosialisasi menyangkut hubungan ...

Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa: Dilengkapi Dengan Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen

Pengertian Reformasi Dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan hidup
bernegara Republik Indonesia termasuk jalannya ketatanegaraan , bangsa
Indonesia telah mengalami momen sejarah baru , yaitu reformasi . Tepatnya
terjadi pada ...

Sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam

Dengan mengajarkan tasawwuf yang moderat, maka tasawwuf moderat itu
diterima oleh kaum Asy'ariyyah khususnya, dan ahl al-sunnah pada umumnya.
Semangat tasawwuf juga mewarnai pembicaraannya pada aspekaspek ibadah
dan ...

Kisah-kisah Terbaik Dalam Sejarah Islam

Diatas Sebilah Kayu

Para sahabat Nabi saw. itu menyembah Tuhan mereka, sibuk dengan berniaga dan bertani, sibuk dengan produksi seperti menenun, menjahit, tukang pandai, tukang kayu, tukang samak dan lain sebagainya. Mereka itu hamba-hamba Allah sekaligus pencari ilmu, pedagang sekaligus petani, dan pengrajin, mereka adalah muslimin yang pertama dan muslimin yang terakhir. Mereka adalah manusia paling moderat, mereka makan dan minum, berbicara dan tertawa, berjual beli, bertani dan berkarya, hanya saja semua itu ada di jalan Allah, karena mereka mencari rida Allah.

Para sahabat Nabi saw. itu menyembah Tuhan mereka, sibuk dengan berniaga dan bertani, sibuk dengan produksi seperti menenun, menjahit, tukang pandai, tukang kayu, tukang samak dan lain sebagainya.

Sejarah Islam di Nusantara

Agama Islam tidak dilahirkan di Indonesia, namun justru negara inilah yang memiliki penduduk muslim dengan jumlah terbesar di dunia. Bagaimanakah cara agama ini masuk dan berkembang di antara suku dan budaya yang beragam di nusantara? Fondasi pertanyaan ini kemudian menggerakkan Michael Laffan, Profesor Sejarah di Universitas Princenton, untuk meneliti proses tumbuh kembangnya Islam di Indonesia yang memiliki corak dan ciri khusus. Dari aneka ragam sumberdaya, Laffan mereka ulang sejarah interaksi dan diskusi ihwal Islam di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Islam di Indonesia kerap digambarkan bersifat moderat berkat peran yang dimainkan Sufisme mistis dalam membentuk pelbagai tradisinya. Menurut para pengamat Barat—mulai dari para administrator kolonial, para cendekiawan orientalis Belanda, hingga para antropolog modern seperti Clifford Geertz—penafsiran Islam yang damai ala Indonesia terus-menerus mendapat ancaman dari luar oleh tradisi-tradisi Islam yang lebih keras dan intoleran. Sejarah Islam Nusantara menawarkan sebuah penilaian yang lebih berimbang terhadap sejarah intelektual dan kultural Indonesia. Michael Laffan menyusuri bagaimana citra populer mengenai Islam Indonesia dibentuk oleh berbagai perjumpaan antara para cendekiawan kolonial Belanda dan para pemikir Islam reformis. Tak berhenti sampai di situ, Laffan juga menyuguhkan peran-peran tradisi Arab, Cina, India, dan Eropa yang telah saling berinteraksi sejak awal masuknya Islam. Hasil perkawinan lintas budaya dan intelektualitas inilah yang kemudian melahirkan Islam Nusantara. "Sejarah Islam Nusantara merupakan kontribusi keilmuan yang mengesankan dan penting, mengandung informasi berlimpah dan sudut pandang kritis bagi para cendekiawan dan peneliti yang sebidang.” —Christina Sunardi, American Journal of Islamic Social Sciences “Terlepas dari gaya berapi-api yang kadang jenaka, buku ini padat dan dapat menjadi bahan diskusi.... Menarik." —Anthony H. Johns, Journal of Southeast Asian Studies "Michael F. Laffan menulis buku yang gembur, sangat informatif, dan sangat inspiratif. Semua orang yang ingin menekuni Islam di Indonesia dan Orientalisme Belanda harus membacanya." —Stephan Conermann, Sehepunkte "Buku ini merupakan sumbangsih besar bagi Islam di Indonesia.” —Barbara Watson Andaya, co-writer A History of Malaysia [Mizan, Bentang Pustaka, Bunyan, Islam, Sejarah, Budaya, Indonesia]

Michael Laffan menyusuri bagaimana citra populer mengenai Islam Indonesia dibentuk oleh berbagai perjumpaan antara para cendekiawan kolonial Belanda dan para pemikir Islam reformis.