Sebanyak 371 item atau buku ditemukan

Psikologi Kematian (Edisi Terbaru Gabungan)

Memandang kematian sebagai peristiwa yang mengerikan dan menakutkan adalah pilihan yang justru menyakitkan. Kematian, sebagaimana juga kehidupan, adalah anugerah Tuhan. Setiap saat kita berjalan menuju pintu kematian. Kita meyakini bahwa kita milik Allah dan pasti akan pulang kembali kepada-Nya. Sedangkan pengalaman sehari-hari mengajarkan, peristiwa pulang selalu melahirkan kegembiraan-pulang kerja, pulang mudik, pulang haji, dan sebagainya. Semua itu selalu ditunggu-tunggu, bahkan dirayakan. Maka berbahagialah mereka yang meyakini bahwa Allah adalah tempat pulang, lalu mempersiapkan bekal sehingga kematian benar-benar dihayati sebagai peristiwa yang pantas dirayakan, layaknya peristiwa wisuda atau datangnya hari panen. Hari yang disongsong dengan optimis. Melalui buku ini, Mas Komar-panggilan akrab Prof. Dr. Komaruddin Hidayat-mampu memupuk keyakinan bahwa kematian-dengan rahmat-Nya dan persiapan bekal yang cukup-merupakan hari berpulang yang amat membahagiakan. Keyakinan yang selain menenangkan juga memancangkan optimisme hidup yang menyala terang. [Mizan, Noura Books, Islam, Mati, Ibadah, Dunia, Hidup, Muslim, Indonesia]

Melalui buku ini, Mas Komar-panggilan akrab Prof. Dr. Komaruddin Hidayat-mampu memupuk keyakinan bahwa kematian-dengan rahmat-Nya dan persiapan bekal yang cukup-merupakan hari berpulang yang amat membahagiakan.

KONSEP KECERDASAN SOSIAL GOLEMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Sebuah Kajian Analisis Psikologi Islam)

Dari analisis literatur di atas maka ditemukan kesimpulan yang rasional bahwa kecerdasan sosial yang dikeluarkan oleh Daniel Goleman secara definisi merupakan ilmu yang mene- rangkan konsep bagaimana manusia berhubungan baik dengan manusia lainnya, dalam Islam juga mengajarkan ilmu berhubungan baik antara manusia satu dengan manusia lainnya akan tetapi ilmu kecerdasan sosial Islam ini tidak terlepas dari Hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah SWT sang pencipta). Hal ini dapat dilihat ketika kecerdasan sosial yang dicetuskan oleh Daniel Goleman proses pemero- lehannya hanya berdasarkan manusia sebagai objek pene- litiannya, sedangkan ilmu Islam lebih menitik beratkan kepada Al-Quran dan Hadis sebagai pegangan ilmu paling dasar dan utama yang semua itu bukan hanya objek penelitiannya ber- sifat horizontal saja (Hablum Minannas) akan tetapi tidak terlepas dari kajian vertikal (Hablum Minallah). Seperti contoh indikator Ikhlas pada kajian diatas yang merupakan salah satu indikator manusia berhubungan baik dengan manusia lainnya. Indikator Ikhlas ini bukanlah sebuah tindakan manusia yang dapat dilihat oleh verbal ataupun nonverbal, akan tetapi orang yang melakukan tindakan Ikhlas karen Allah SWT tidak akan memberitahukan ke- pada orang lain. Indikator iklas ini yang akan melandasi berabgai tindakan seperti tolong meno- long, menghargai, bekerjasama, dan segala tindakan yang meli- batkan kemanusiaan.

Urgensi Hablum Minannas perlu dan harus kita sadari betul sebagai bangsa Indonesia yang besar dan majemuk yang didalamnya mayoritas Islam itu berkemang.