Sebanyak 5 item atau buku ditemukan

Manajemen Pesantren

"Ada lima agenda yang ingin dijelaskan buku ini dalam rangka menggerakkan perubahan dari pesantren, di antaranya ; pengembangan di level SDM Pesantren, dan arti pentingnya SDM bagi pesantren;keharusan pengembangan di level managemen pesantren, dan arti penting pembaruan manajemen di pesantren;keharusan pengembangan sistem komunikasi di pesantren, dan arti penting sebuah komunikasi di pesantren;keharusan pengembangan ekonomi bagi pesantren,dan bagaimana sebaiknya model-model yang mesti dikembangkan; dan keharusan teknologi terapan sanitasi, sesuatu yang sangat langka bagi pesantren. "

perbaikan hubungan antara internal Ponpes dan masyarakat, peningkatan akuntabilitas, transparansipeningkatan ... global menunjukkan bahwa budaya organisasi, baik di sektor swasta maupun sektor publik, sangat sulit untuk diubah.

Transformasi Manajemen Pesantren Penghafal Al-Qur'an di Pesantren Yanbu'ul Qur'an Kudus

Lembaga pesantren ini telah memiliki nama besar di kalangan masyarakat muslim di Jawa Tengah khususnya, maupun Indonesia pada umumnya. Para santri tidak hanya datang dari masyarakat di sekitar kota Kudus, tetapi berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ini membuktikan bahwa Lembaga Pesantren telah berkembang dan dikenal secara luas oleh masyarakat Muslim Indonesia. Kemampuan berkembang menjadi lembaga yang dapat lebih dipercaya oleh masyarakat luas, merupakan keinginan setiap lembaga pendidikan. Namun ada yang berhasil dan tidak sedikit juga yang belum berhasil/gagal. Masyarakat akan memberikan penilaian dengan cara mereka sendiri, apakah lembaga pendidikan tersebut baik, atau sebaliknya. Ketika pesantren hadir dan diminati oleh banyak masyarakat dalam jangka waktu yang lama, maka boleh dikatakan bahwa layanan di lembaga pesantren tersebut dapat diterima dan memuaskan masyarakat pelanggannya. Semua akan sangat ditentukan oleh strategi manajemen yang digunakan oleh pengurus pondok pesantren selama mengelola lembaga yang menjadi tanggungjawabnya. Oleh karena itu, menjadi hal yang sangat penting bagi para pengelola lembaga pendidikan pesantren untuk terus berinovasi, agar para pelanggan/masyarakat pengguna layanan di pondok pesantren merasa puas dan nyaman selama menuntut ilmu dan berada di pondok pesantren tersebut. Harus disadari bahwa keberadaan pesantren akan sangat ditentukan oleh badan pengelola dan masyarakat pemanfaat pesantren. Kedua pihak ini sama-sama penting keberadaannya. Ketika salah satu hilang, maka hilang pula lembaga tersebut. Namun lembaga pesantren yang sudah eksis sekalipun, harus tetap dijaga kelestariannya, melalui penataan dan pengelolaan yang lebih baik, dan terus-menerus diperbaiki, serta disesuaikan dengan perkembangan masyarakat penggunanya. Artinya pengelola pesantren tetap harus waspada dan selalu membaca trend masyarakat, termasuk berbagai perubahan kebijakan dalam bidang pendidikan, agar dapat terus menyesuaikan terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat maupun yang terkait dengan kebijakan pemerintah. Dari hasil penelitian dalam buku ini, dapat dijadikan suatu titik tolak untuk melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan di dalam mengelola pondok pesantren, agar eksistensinya terus makin kuat, dan selalu menyelaraskan dengan berbagai perubahan yang terjadi, sehingga eksistesi dari pesantren pun semakin kokoh di mata masyarakat.

Selain itu yang turut berpengatuh juga adalah semakin majunya ekonomi negara-negara di Benua Asia dan kerjasama Uni Eropa, perubahan sosial dan demografik, perhatian yang meningkat terhadap persoalan lingkungan, tingkat edukasi yang ...

Masa Depan Pesantren : Telaah atas Model Kepemimpinan dan Manajemen Pesantren Salaf

Kedua pesantren salafiyah yang dikaji dalam buku ini bukan hanya mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga tafaqquh fiddin (pendalaman ilmu-ilmu keagamaan), melainkan juga mampu mengkreasi peran-peran baru yang sangat strategis dan dibutuhkan masyarakat terkini. Penulis berhasil menunjukkan bahwa kedua pesantren tersebut tetap istiqomah mengembangkan peran utamanya, yaitu sebagai: pertama, transmisi ilmu-ilmu dan pengetahuan Islam (transmission of Islamic knowledge); kedua, pemeliharaan tradisi Islam (maintenance of Islamics tradition); dan ketiga, reproduksi (mencetak calon-calon) ulama (reproduction of ulama). Semua itu didukung oleh faktor manajemen dan kepemimpinan kedua pengasuh dari kedua pesantren tersebut.

Kedua pesantren salafiyah yang dikaji dalam buku ini bukan hanya mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga tafaqquh fiddin (pendalaman ilmu-ilmu keagamaan), melainkan juga mampu mengkreasi peran-peran baru yang sangat strategis dan ...

Manajemen pesantren

teori dan praktek

Hal ini dapat terlihat dari perjalanan sejarah , di mana pesantren terbentuk atas
kesadaran akan kewajiban dakwah Islamiyah , yakni menyebarkan dan
mengembangkan ajaran Islam , sekaligus mencetak kaderkader ulama atau da
26 .