Sebanyak 29 item atau buku ditemukan

Executive summary dan Memelihara integritas nasional Indonesia melalui peningkatan nasionalisme, desentralisasi manajemen konflik dan rekonsiliasi nasional

Restoration; interethnic relations; decentralization; dispute settlement; political stability; nationalism; collective volumes; Indonesia.

Restoration; interethnic relations; decentralization; dispute settlement; political stability; nationalism; collective volumes; Indonesia.

Manajemen Konflik Berbasis Sekolah

Intisari dari buku ini adalah bagaimana mengelola konflik yang terjadi di sekolah. Seorang pimpinan yang ingin memajukan lembaganya atau sekolahnya harus mengetahui fungsi manajemen konflik yakni untuk menghindari konflik, mengakomodasi (memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah harus memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik di dalam individu maupun konflik antarperorangan serta konflik yang disebabkan dari dalam maupun luar sekolah. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih memudahkan tugasnya dalam hal menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dan menyalurkannya ke arah perkembangan yang positif. Apabila konflik dapat dikelola dengan baik sehingga tidak meningkat menjadi kekerasan terbuka, maka perbedaan di kalangan siswa yang bersumber dari kemajemukan latar belakang mereka justru menjadi bagian dari pengalaman belajar dan tumbuh. Buku ini terdiri dari 8 Bab yang mendiskusikan mengenai: Bab 1 Konsep Dasar Konflik di Sekolah Bab 2 Jenis-Jenis Konflik di Sekolah Bab 3 Penyebab dan Dampak Konflik di Sekolah Bab 4 Peran Komunikasi Dalam Manajemen Konflik Di Sekolah Bab 5 Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Gaya Manajemen Konflik Di Sekolah Bab 6 Mediasi dan Negosiasi di Sekolah Bab 7 Pengembangan Pendekatan Dalam Manajemen Konflik Di Sekolah Bab 8 Gaya Manajemen Konfik di Sekolah

Intisari dari buku ini adalah bagaimana mengelola konflik yang terjadi di sekolah.

Manajemen Konflik Berbasis Sekolah

Tak bisa dimungkiri, konflik bisa muncul di mana saja termasuk di lingkungan sekolah. Konflik bisa terjadi karena urusan pribadi maupun urusan bersama, antar-individu atau antar-kelompok, antara guru dan siswa, guru dan kepala sekolah, bahkan antara para guru dan manajemen sekolah. Lantas bagaimana semua ini seharusnya diatasi? Penanganan konflik adalah dengan mengelolanya secara benar, bukan menghilangkannya sama sekali. Mengapa konflik perlu dikelola secara benar, siapa yang melakukannya, dan bagaimana caranya? Buku Manajemen Konflik Berbasis Sekolah ini memaparkannya dengan lugas dan bernas. Pembaca akan diajak memahami apa itu konflik dan manajemen konflik, bagaimana melakukan penaksiran konflik, sampai hal-hal praktis seperti bagaimana membina kelas dan sekolah yang damai, melakukan mediasi sejawat, bahkan mengatasi perundungan (bullying) yang kerap terjadi di lingkungan sekolah. Pengelolaan konflik secara benar di sekolah tidak saja akan menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar-mengajar, tetapi juga mendewasakan setiap individu untuk dapat menerima perbedaan sebagai rahmat dan pembelajaran, bukan masalah dan sumber pertentangan.

Mengapa konflik perlu dikelola secara benar, siapa yang melakukannya, dan bagaimana caranya? Buku Manajemen Konflik Berbasis Sekolah ini memaparkannya dengan lugas dan bernas.

Manajemen Konflik: Suatu Pendekatan Psikologi, Komunikasi, dan Pendidikan

Konflik merupakan suatu kondisi tidak menyenangkan yang terjadi dan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu dialami oleh diri sendiri, ataupun orang lain. Konflik bisa saja ditemui tanpa disengaja, baik disadari ataupun tidak. Ia bisa saja tiba-tiba muncul dan hadir di tengah-tengah kesibukan seseorang berumah tangga, bekerja, bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Dimanapun seseorang berada, konflik bisa saja terjadi. Jika tidak terjadi karena diri sendiri, konflik dapat terjadi disebabkan oleh perilaku orang lain. Sikap tidak dapat menerima kesalahan dan kenyataan menjadi salah satu sumber yang dapat menimbulkan konflik. Contoh kecil misalnya seseorang melakukan kesalahan dalam bekerja menyebabkan ia dimarahi atasan. Menghadapi kenyataan itu, ia memberontak dan tidak dapat merima kemarahan atasannya. Dari peristiwa itu kemudian muncul konflik antara dirinya dengan atasan yang pada akhirnya dapat mengganggu komunikasi dan interaksi dalam bekerja.

Buku Manajemen konflik: suatu pendekatan psikologi, komunikasi, dan pendidikan ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Kepemimpinan dan Manajemen Konflik

Strategi Mengelola Konflik dalam Inovasi Organisasi dan Pendidikan di Madrasah/Sekolah yang Unggul

Konflik yang terjadi dalam sebuah lembaga atau organisasi termasuk madrasah, jika dibiarkan terlebih pada lembaga atau organisasi yang baru mengadakan dan sedang berkembang, maka semakin besar. Dan ini memerlukan seorang pemimpin yang mampu mengelola konflik agar tetap dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Dan salah satu pemimpin yang mampu menurut hasil penelitian ini adalah pemimpin transformational. Dan jika di lembaga pendidikan khususnya madrasah, maka yang cocok adalah “Pemimpin Transformational Plus”. Dan lebih-lebih jika lembaga pendidikan atau madrasah ingin cepat mengadakan inovasi dan pengembangan dengan cepat, maka yang cocok adalah pemimpin transformational plus.

Strategi Mengelola Konflik dalam Inovasi Organisasi dan Pendidikan di Madrasah/Sekolah yang Unggul H. Nur Zazin, M.A. ... di MTs N dia mengadakan lomba yang diikuti siswa-siswi MI/ SD, sedangkan di Madarasah Aliyah Negeri mengadakan ...

Tinjauan Teoritis Manajemen Konflik Sosial dan Hukum

Sebagai wujud dinamika proses kehidupan manusia, konflik muncul dalam berbagai bentuk. Dengan kata lain, konflik yang terjadi antar manusia merupakan hal yang tidak bisa terelakkan. Memahami konflik tidak cukup dengan melihat satu aspek dan satu perspektif saja. Konflik membutuhkan metode penanganan berbeda dengan masalah sosial lainnya. Diperlukan berbagai disiplin ilmu agar penanganan konflik bisa menyeluruh sesuai akar permasalahannya. Pengelolaan pontensi konflik yang baik akan memunculkan peluang manfaat dari konflik, tidak hanya mudarat. Harapannya, konflik yang terselesaikan membuat hidup manusia sebagai mahluk sosial tetap terjalin dengan baik demi tercapainya kesejahteraan social.

Sebagai wujud dinamika proses kehidupan manusia, konflik muncul dalam berbagai bentuk.

Manajemen Konflik Keagamaan (Analisa Latar Belakang Konflik

Teori sosiologi konflik belum banyak digunakan oleh para praktisi konflik keagamaan saat ini, mereka umumnya justru banyak yang menggunakan pendekatan yang bersifat teologis, sehingga cenderung tidak bersikap netral dalam menangani konflik. Buku ini secara akademis kaya akan data-data lapangan, yang umunya didapat langsung oleh penulis dari sumber pertama (lokasi peristiwa), meski informasi itu sengaja ditulis dengan lebih disederhanakan, karena jika ditulis secara lengkap maka halaman buku ini akan menjadi sangat tebal, namun demikian jika dibutuhkan data-data lapangan tersebut, maka dapat diakses sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka buku ini. Di samping itu, uraian manajemen konflik dalam buku ini tidak hanya mengulas penyebab konflik, namun berbagai dinamika yang mengiringi konflik tersebut, sehingga buku ini sangat informatif. Buku ini penting dibaca, karena memberikan informasi tentang konflik keagamaan yang terjadi belakangan ini, yang melibatkan beberapa paham dan gerakan keagamaan, seperti kasus Ahmadiyah, Syiah, Islam radikal, Islam liberal, salafi dakwah, dan konflik seputar pendirian rumah ibadah. Saat ini masyarakat membutuhkan informasi terkait berbagai paham, aliran, dan gerakan keagamaan yang ada di Indonesia, khususnya terkait konflik-konflik keagamaan yang dialami oleh paham, aliran, dan gerakan keagamaan tersebut. Dengan memahami hal tersebut maka masyarakat akan dapat memahami konflik yang terjadi, sehingga bisa memahaminya secara proporsional dan lebih objektif dalam melihat suatu konflik keagamaan.

Teori sosiologi konflik belum banyak digunakan oleh para praktisi konflik keagamaan saat ini, mereka umumnya justru banyak yang menggunakan pendekatan yang bersifat teologis, sehingga cenderung tidak bersikap netral dalam menangani konflik.