Sebanyak 823 item atau buku ditemukan

Kata-kata Arab dalam Bahasa Indonesia

Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang erat kaitannya dengan agama Islam, yakni dengan Alquran dan Hadisnya. Bahasa tersebut sekarang digunakan untuk mengomunikasikan bidang keagamaan, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya di berbagai negara Arab dan kawasan-kawasan lainnya. Dalam literatur Arab, kawasan ini disebut sebagai kawasan Urubah. Adapun dalam literatur Barat, kawasan ini disebut sebagai kawasan Middle Eastern Area yang mempunyai sejarah panjang, baik dari sisi kebahasaan maupun sebagai kancah berbagai perkembangan agama Islam, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sejak kurun waktu yang panjang, bahasa Arab dipakai sebagai wahana mengomunikasikan ilmu pengetahuan Islam dan ilmu pengetahuan lainnya. Jika dihitung sejak kedatangan Islam dan waktu-waktu sesudahnya, sampai sekarang telah mencapai waktu lebih dari 14 abad. Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa resmi organisasi negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab (League of Arab States) yang didirikan pada tahun 1945 dan beranggotakan 22 negara (lampiran 1). Bahasa Arab juga dipergunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, OKI (Organization of The Islamic Conference, OIC), yang berjumlah 45 negara, dan badan-badan subsidernya. Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa resmi Rabithah Alam Islamy (Islamic League), Dewan Kerja Sama Teluk, OAPEC (Organization of Arab Petroleum Exporting Countries), International Conference of Palestine, Organisasi Persatuan Afrika, OPA (Organization of African Unity, OAU). Sejak tahun 1973 bahasa Arab ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-6 Persatuan Bangsa Bangsa, PBB (United Nations Organization, UNO) sesudah bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, dan Cina. Bahasa Arab adalah salah satu di antara lima bahasa yang berpengaruh terhadap bahasa-bahasa lain bersama bahasa Cina Kuno, Sanskerta, Romawi, dan Latin. Bahasa Arab berpengaruh terhadap bahasa-bahasa yang digunakan oleh semua orang muslim di seluruh dunia yang jumlahnya meliputi sekitar 1,7 miliar penduduk dunia (KMF, 2005). Bahasa Eropa yang terpengaruh oleh Arab ialah bahasa Inggris, Spanyol, Portugis, Italia, dan Prancis. Pengaruh terhadap bahasa lain dapat terlihat pada bahasa Persi, Urdu, Turki, Berber, Hausa, Swahili, Argoba, Bengali, Gurage, Spanyol, Pustho, Oariya, Melayu, Tigre, Tigriya, Amharic, Tibetan. Bahasa-bahasa Afrika yang terpengaruh oleh bahasa Arab ialah bahasa Hausa, Yoruba, Somalia, Mandika, Wolof, dan Swahili. Adapun bahasa-bahasa Asia yang terpengaruh oelh bahasa Arab ialah bahasa Persi, Turki, Urdu, Bengali, Maranav, Kurdish, Pasthu, Melayu, dan bahasa Indonesia. Buku inilah yang membahas perihal pengaruh bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat pada bahasa Persi, Urdu, Turki, Berber, Hausa, Swahili, Argoba, Bengali, Gurage, Spanyol, Pustho, Oariya, Melayu, Tigre, Tigriya, Amharic, Tibetan Bahasa-bahasa Afrika yang terpengaruh oleh bahasa Arab adalah bahasa Hausa, Yoruba, Somalia, Mandinka, Wolof, dan Swahili. Adapun bahasa-bahasa Asia yang terpengaruh oleh bahasa Arab adalah bahasa Persi, Turki, Urdu, Bengali, Melayu, Maranav, Kurdish, dan Pasthu dan bahasa Indonesia. Bahasa Eropa yang terpengaruh oleh bahasa Arab adalah bahasa Inggris, Spanyol, Portugis, Itali, dan Perancis.

Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang erat kaitannya dengan agama Islam, yakni dengan Alquran dan Hadisnya.

Kelas kata dalam bahasa Indonesia

( d ) terjadinya kata majemuk morfologi sintaksis ( leksem tunggal perpaduan leksem kata majemuk ( leksem tunggal Keterangan : : batas antara morfologi dan sintaksis : arah kejadiannya 11100 : input dan output : proses morfologis ...

9 dari 10 kata bahasa Indonesia adalah asing

Foreign words and phrases in the Indonesian language ; collection of articles previously published in Amanah, Tiara, and Jakarta-Jakarta.

Foreign words and phrases in the Indonesian language ; collection of articles previously published in Amanah, Tiara, and Jakarta-Jakarta.

Guru SD di Era Digital: Pendekatan, Media, Inovasi

Kita bisa membayangkan, sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan jika masih ada guru yang buta digital di era milenial ini dan awam dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka kondisi pendidikan pasti tertinggal jauh. Padahal guru yang mampu menjawab tantangan zaman ke depan adalah mereka yang melek TIK, literasi digital, juga menguasai teknologi secara teoretis dan praktis. Dalam pendidikan, adanya teknologi tidak sekadar menjadi kebutuhan tambahan melainkan sudah menjadi basic need (kebutuhan dasar), baik itu untuk kebutuhan penelitian, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sampai dengan kebutuhan untuk pelancar dan piranti kesuksesan pelaksanaan pembelajaran. Di sinilah poin urgen yang harus diperhatian guru-guru SD di mana saja berada. Berbagai macam pendekatan, media, metode guru mengajar harus bisa menyesuaikan zaman karena hampir semua anak-anak sudah akrab dengan gadget, game, internet dan juga berbagai aplikasi yang semuanya berbasis digital. Perkembangan teknologi yang hanya dalam hitungan detik ini jika tidak diimbangi dengan akselerasi digital, maka guru ke depan akan terseok-seok dalam mengejar ketertinggalan. Hadirnya TIK harus menjadikan guru semakin melek literasi digital. Di sini tidak sekadar melek sebagai konsumen, melainkan harus berperan aktif dan produktif dalam melakukan inovasi dan pengembangan sebagai penguatan kompetensi guru. Selama ini, guru hanya dituntut memenuhi empat unsur kompetensi (pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional) dan delapan keterampilan mengajar. Namun, guru di era digital diharapkan memiliki “kompetensi digital” yang menjadi alternatif untuk percepatan kemajuan pendidikan melalui aktivitas pembalajaran di dalam kelas. Jika saat ini kita lihat karakteristik belajar peserta didik di SD, memang sudah berbeda jauh. Artinya, guru harus menangkap sinyal ini sebagai pembuka cakrawala untuk melakukan inovasi dan penguatan kompetensi digital agar tercipta sebuah pendekatan, model dan inovasi pembelajaran di dalam kelas yang berbasis TIK, digitalisasi dan mengajak anak untuk melek media. Mudahnya mendapatkan piranti teknologi saat ini harus semakin mempermudah para guru untuk membuka cakrawala pengetahuan untuk bisa menyesuaikan pembelajaran dari konvensional menuju digital. Pembelajaran di SD saat ini memang membutuhkan sosok “guru digital” sebagai figur guru yang mampu memprediksi masa depan peserta didik. Figur ini tidak sekadar figur yang heroik, melainkan guru yang benar-benar paham dunia TIK, literasi digital yang mengajak anak berkonversi di dunia digital dalam pembelajaran. Meski dalam pembelajaran berbasis TIK juga memiliki kelemahan dan kelebihan, akan tetapi hal itu justru membuat semakin rajin mencari, mengolah, dan mengalisis masalah itu untuk menemukan solusinya. Sebab, hanya guru digital yang bisa melanjutkan estafet pendidikan sebagai wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Dalam buku ini, dibagi menjadi delapan bagian yang secara komprehensif memetakan masalah-masalah dalam pembelajaran, penggunaan TIK, kompetensi guru yang diharuskan melek digital, karakter guru SD ideal, dan juga usaha mengembangkan media pembelajaran berbasis digital dalam rangka mencetak guru yang benar-benar digital. Juga menjadikan pembelajaran yang bermutu dengan basis digital untuk menyenangkan peserta didik. Buku ini memberikan spirit dalam merespon kemajuan zaman yang begitu cepat. Era kini tidak hanya generasi digital, namun kehidupan di “benua maya” membuat orang berpola pikir, berperilaku dengan basis digital, milenial dan semua berbasis internet. Jika tidak cepat tanggap, maka guru maupun calon guru akan tertinggal. Sebab, kemajuan pendidikan dasar tidak bisa terlepas dari inovasi dan melek literadi digital dengan wujud melakukan inovasi dalam pembelajaran. Semoga buku ini menjadi jawaban atas masalah ketertinggalan teknologi di dalam pendidikan dasar kita.

Kita bisa membayangkan, sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan jika masih ada guru yang buta digital di era milenial ini dan awam dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka kondisi pendidikan pasti tertinggal jauh.