Sebanyak 87 item atau buku ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM ISLAM INTERDISIPLINER Elaborasi Filsafat Ilmu dan Ilmu-Ilmu Keislaman

Secara keseluruhan, buku ini dikemas ke dalam delapan bab yang dipilah ke dalam beberapa sub-bahasan: pertama, hukum Islam sebagai objek penelitian; kedua, bingkai ilmiah penelitian hukum Islam; ketiga, ragam penelitian hukum Islam; keempat, rancangan penelitian hukum Islam; kelima, pendekatan keilmuan penelitian hukum Islam; keenam, desain proposal dan laporan hasil penelitian hukum Islam; ketujuh, aplikasi metode kajian hukum Islam normatif; kedelapan, aplikasi metode kajian hukum Islam empiris. Beberapa bab yang telah disajikan di dalam buku ini, sekalipun tidak dinilai telah mencakup seluruh persoalan yang terkait dengan metodologi penelitian hukum Islam, setidaknya memberikan gambaran, baik secara teoretis maupun praktis, tentang penelitian hukum Islam. Terlebih, di dalam buku ini pula diungkap keragaman tentang peristilahan dan struktur kandungan yang harus dicakup di dalam proposal dan penelitian skripsi dalam bidang hukum Islam dengan mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi fakultas syariah dan hukum di beberapa universitas Islam negeri di Indonesia.

Secara keseluruhan, buku ini dikemas ke dalam delapan bab yang dipilah ke dalam beberapa sub-bahasan: pertama, hukum Islam sebagai objek penelitian; kedua, bingkai ilmiah penelitian hukum Islam; ketiga, ragam penelitian hukum Islam; keempat ...

Filsafat Ilmu dan Logika

Buku karya Waston ini mengulas dengan sangat lugas persoalan-persoalan filsafat ilmu, tidak saja menyangkut aspek historis, namun juga menyentuh sisi esensialnya. Penggunaan sistematika yang demikian padat dengan penjelasannya yang sebra mencakup, buku ini dapat dengan mudah mengantarkan pembaca untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai fisafat ilmu. (Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, M.Hum., Ph.D of Arts) Diperlukan jembatan yang menghubungkan antara filsafat dan ilmu/logika secara integral, yang akan dapat mengurangi dampak kehancuran nilai-nilai kemanusiaan yang semakin dalam. Oleh karena itu, buku ini sangat perlu dibaca bagi para dosen dan menjadikan buku ini sebagai referensi bagi para mahasiswa saya. Semoga berkah dan bermanfaat, aamiin. (Prof. Dr. Musa Asy'arie, M.A.)

... Ilmu. Jakarta: Grasindo. Muhadjir, Noeng. 2001. Filsafat Ilmu: Positivisme, Post-Positivisme dan Post Modernisme ... Philosophy in General 1728, translated, with an introduction and notes, by Richard J. Blackwell. Indianapolis: The ...

Pengantar Filsafat Ilmu

Buku ini menerangkan tentang filsafat ilmu dalam kajian ontologi, epistimologi dan aksiologi, serta pemikiran ilmia dan kritis, agar para pembaca dapat menyelami apa saja yang terdapat di filsafat ilmu

Buku ini menerangkan tentang filsafat ilmu dalam kajian ontologi, epistimologi dan aksiologi, serta pemikiran ilmia dan kritis, agar para pembaca dapat menyelami apa saja yang terdapat di filsafat ilmu

FILSAFAT ILMU: Menelusuri Jejak Integrasi Filsafat, Sains, dan Sufisme

Knowing is a mode of being. Mengetahui dan pencarian atas pengetahuan untuk meraih kebijaksanaan adalah cara manusia menjadi “ada”. Kegiatan “ilmiah” dan peristiwa epistemologis yang melingkupinya merupakan modus operandi wujud kita. Lewat ilmu bukan hanya kualitas kemanusiaan semakin luhur (humanisasi), namun juga iman akan menemukan kematangannya (transendensi). Aktivisme yang didasarkan pada pengetahuan jauh lebih tepat ketimbang kegiatan yang tak melibatkan pengetahuan. Knowledge is for the sake of action. Dewasa ini, pada era digital yang ditandai kehadiran “kecerdasan artifisial”, ilmu dan teknologi bukan hanya penting tapi menjadi penentu dalam merumuskan berbagai hal. Knowledge is power. Melekat di dalam pengetahuan daya untuk mengubah keadaan. Tetapi apa sebenarnya ilmu itu? Apa sifat dan hakikat serta faedahnya termasuk kemungkinan keterbatasannya? Apa perbedaannya dengan agama, seni, filsafat, dan ideologi? Prosedur dan metode bagaimana yang harus ditempuh untuk melaksankan amal ilmiah? Dan apa pula yang dapat membatalkannya? Kebenaran seperti apa yang ditawarkan ilmu? Adakah ilmu itu bebas nilai atau harus menengok mempertimbangkannya? Bagaimana semestinya memposisikan relasi ilmu agama dengan ilmu umum, yang dalam kurun lama sering kali keduanya dibenturkan secara berhadap-hadapan. Sebuah perspektif yang ternyata lebih banyak madaratnya ketimbang manfaatnya. Sikap dualistik antara materi dan roh, alam dan pikiran, tubuh dan jiwa yang pada gilirannya telah menciptakan disintegrasi peradaban dan keterbelahan kepribadian. Kalau ada paralelisme antara fisika-sub atomik dengan filsafat, agama dan kearifan kuno, pada sisi apa dan bagaimana cara mengintegrasikan, mengetahui (the way we know things), dan menganggapnya sebagai sesuatu yang saling melengkapi (complementa) sehingga mampu membangun landasan bersama (common platform)? Buku ini mencoba mengurai permasalahan tersebut. Dimulai dengan mengangkat filsafat dan sejarah ilmu pengetahuan dan berujung pada tawaran Ibu Arab tentang Al-Kasyaf sebagai bagian sahih dari tradisi epistemologi. Sebuah peta jalan filsafat ilmu dengan menggali dan menghidupkan lagi jejak integrasi filsafat, sains, dan sufisme agar kita bisa berkelit dari jebakan bibliolateri. Ketika menghadapi masalah, bukan pemahaman yang diperluas, tapi mereduksi masalah itu supaya masuk dalam pikiran kita yang sempit dan pada akhirnya menjadi awal kehancuran martabat kita, terlempar pada konflik, kontras, tumpang-tindih yang tak berkesudahan. Dengan demikian, ilmu menjadi jalan terang meraih kabahagiaan (tahshil al-sa’adah) dan “jangkar etis” untuk mengejar dan tiba pada kecerdasan yang menjulang sekaligus kearifan yang dalam. Buku ini, karenanya, wajib disimak siapa pun yang memiliki minat terhadap dialektika ilmu dalam kehidupan modern. Memperkaya wawasan filosofis terutama menggeluti pertanyaan-pertanyaan mendasar, koheren, dan menyeluruh tentang epistemologi. DR. ASEP SALAHUDIN, wakil rektor bidang akademik IAILM Suryalaya. Dosen di FIS Unpas dan Pascasarjana UIN Bandung. Ketua Lakpesdam PWNU Jawa Barat. Menulis sejumlah buku/jurnal dan kolomnis tetap disejumlah media nasional dan lokal. Meraih penghargaan dari LBSS, PWI Jakarta, dan Rucita Aksara UNPAD Bandung.

Memperkaya wawasan filosofis terutama menggeluti pertanyaan-pertanyaan mendasar, koheren, dan menyeluruh tentang epistemologi. DR. ASEP SALAHUDIN, wakil rektor bidang akademik IAILM Suryalaya.

KAJIAN TEORI FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Buku Kajian Teori Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini membahas falsafah ilmu serta kajian­kajian yang terkait. Pada beberapa pem­bahasan dikembangkan dengan implementasi pendidikan anak usia dini dalam perspektif Islam. Penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi para penulis­nya sebagai motivasi untuk mengembangkan kreativitas dan kualitas tulisan berikutnya. Selanjutnya, bagi khalayak pencinta pendidikan khususnya di bidang filsafat ilmu, semoga buku ini memberikan wa­wasan dan pandangan baru dalam memahami filsafat ilmu.

Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Dini . ... 95 95 96 97 98 98 99 99 101 102 103 106 108 108 110 116 BAGIAN VIII PENDIDIKAN ANAK USIA DINI: PERSPEKTIF ISLAM . ... Anak Usia Dini dalam Islam ........... Pendidikan Akhlak pada Anak .

Filsafat Ilmu

Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu

Pembeda manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal itu kemudian manusia memiliki kecenderungan untuk berpikir. Dan, kekhasan manusia berada pada adanya hasrat untuk berpikir, begitu setidaknya kata Aristoteles. Berpikir tentang kenyataan semesta, sosial dan kealaman, yang kompleks untuk dapat terlepas dari belenggu “kebodohan”. Itu pula yang membangun eksistensi manusia sebagai khalifah Allah di bumi. Cagito ergo sum, aku berpikir maka aku ada. Berpikir inilah yang merupakan poin inti dari filsafat. Filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi rasional, kritis, dan radikal mengenai hal-hal mendasar dalam kehidupan. Refleksi rasional merupakan perenungan ilmiah yang tidak bersandar pada rasio atau akal dan penalaran. Filsafat merupakan “seni bertanya”, mempertanyakan apa pun tanpa tabu, mempertanyakan tentang apa yang ada (being) maupun yang mungkin ada, sehingga filsafat kerap juga disebut berpikir spekulatif. Pertanyaan yang diajukan filsafat memiliki ciri khas yang mendalam (radikal). Kedalaman pertanyaan inilah yang menjadi distingsi antara filsafat dengan ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dengan jelas merumuskan dan menentukan apa yang hendak dikaji, bagaimana cara memperolehnya, dan bagaimana pula nilai kegunaannya. Tiga elemen ini merupakan hal yang mendasari bangunan ilmu pengetahuan. Pada kaitannya, dengan filsafat ilmu, ianya merupakan kajian yang mendalam secara filosofis mengenai apa yang menjadi dasar-dasar ilmu. Apa yang hendak dikaji disebut dengan istilah “ontologi”, bagaimana cara memperolehnya disebut dengan “epistemologi”, dan bagaimana nilai gunanya diistilahkan dengan “aksiologi”. Oleh karenanya, pengetahuan ilmiah bertujuan untuk menemukan kerangka konseptual berbagai aspek yang dapat mempermudah manusia menyelesaikan masalah kehidupan. Buku persembahan penerbit MediaPressindoGroup #Kencana

Tiga elemen ini merupakan hal yang mendasari bangunan ilmu pengetahuan. Pada kaitannya, dengan filsafat ilmu, ianya merupakan kajian yang mendalam secara filosofis mengenai apa yang menjadi dasar-dasar ilmu.