Sebanyak 41482 item atau buku ditemukan

Manaemen Sumber Daya Manusia Lanjutan

Buku ini membahas manajemen sumber daya manusia (MSDM) dari sisi tanggung jawab perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan. Perguruan tinggi memiliki dua tujuan untuk mengembangkan SDM melalui proses pendidikan, yaitu satu, meningkatkan kualitas SDM, dan dua, meiningkatkan kuantitas SDM yang berpendidikan. Kriteria SDM yang berkualitas yaitu individu-individu yang kreatif, berdaya saing tinggi, dan produktif dalam berkarya. Hal ini berarti bahwa tugas perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas SDM juga menjadi tugas para tenaga pendidik yaitu para dosen di berbagai universitas. Buku ini juga membahas kinera dosen di perguruan tinggi baik di perguruan tinggi negeri ataupun swasta.

Buku ini juga membahas kinera dosen di perguruan tinggi baik di perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Buku Manajemen sumber daya manusia lanjutan ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Menunjang Kinerja Aparatur Berkualitas

Pada Bab I, Pendahuluan menggambarkan pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan aparatur dengan tujuan menunjang kinerja aparatur agar dalam melaksanakan tupoksinya dengan baik dan profesional karena di temukan banyak permasalahan dalam kinerja aparatur. Pada Bab II, Kajian Teori menjelaskan tentang dasar teori untuk menjelaskan perlunya dilakukan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur yang disampaikan oleh para ahli tentang teori-teori yang berkaitan manajemen pengembangan sumber daya manusia. Pada Bab III, Model pengembangan kualitas sumber daya aparatur melalui pengembangan kualitas, dimulai dari perumusan visi dan misi yang akan di capai pada kegiatan pengembangan sumber daya aparatur. Pada Bab VI, Pengembangan pengabdian sebagai penunjang kinerja aparatur kepada masyarakat yang dipokuskan pada 5 isu geloobal penting. Pada Bab VII, Menggambarkan hasil pengamatan pengembangan sumber daya aparatur yang mengetengahkan ada 3 pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia dalam menunjang kinerja aparatur. Pada Bab VIII, Kesimpulan yang mengambarkan secara keseluruhan bahwa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menunjang kinerja aparatur. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Menunjang Kinerja Aparatur Berkualitas ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak

Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Menunjang Kinerja Aparatur Berkualitas ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak

Manajemen Sumberdaya Manusia di Era Revolusi Industri 4.0

Pemikiran dan praktek MSDM mengalami perkembangan mengikuti perkembangan pemikiran dan praktek di bidang dan ilmu manajemen. Pemikiran di bidang ilmu manajemen berkembang sangat pesat, bahkan termasuk salah satu bidang ilmu yang tercepat perubahannya. Saya teringat pada awal tahun 1990-an tepatnya pada tahun 1994 Brian L. Joiner dalam bukunya The Fourth Generation Management-The New Business Conciousness: How the Evolution of Management and the Revolution in Quality are Converging, and What is Means for Business and the Nation (McGraw-Hill Education), menjelaskan secara detail perkembangan generasi pemikiran ilmu manajemen sebelumnya dan sekaligus memperkenalkan Generasi Keempat. Pemikiran utama dalam generasi ini adalah konsep Management by Process yang menggantikan generasi ketiga yaitu konsep Management by Result. Perubahan konsep ini merupakan perubahan paradigma manajemen dari yang bertumpu pada organisasi piramida menjadi organisasi horisontal. Tom Peters pada tahun 1992 dalam bukunya Liberation Managemen: Necessary Disorganization for the Nanosecond Nineties (Ballantine Books), yang memprediksi bahwa bentuk organisasi perusahaan pada awal Abad 21 cenderung melakukan de-organization menuju bentuk Banker Organization. Transformasi budaya organisasi dari nilai-nilai hubungan kerja yang bersifat ‘atasan-bawahan’ menjadi kemitraan yang setara dalam hubungan kerja. Perubahan dari functional teamwork menjadi role teamwork, dan perubahan konsep job description menjadi konsep job role. Namun hanya dalam kurun waktu 2 tahun tepatnya pada tahun 1996, Charles M. Savage memperkenalkan Generasi Kelima dalam pemikiran ilmu manajemen yang dipresentasikan dalam bukunya : “ The 5th Generation Management -- Co-Creating Through Virtual Enterprising, Dynamic Teaming and Knowledge Networking. (Butterworth-Heilmann., Wildwoor, 1996). Pandangan Savage ini melengkapi dan melanjutkan pandangan Joiner yang intinya menjelaskan bahwa kompleksitas perubahan dalam era global menuntut setiap perusahaan (organisasi) melakukan integrasi (keterpaduan) dan jejaring (networking) dan merupakan prasyarat bagi terbangunnya multiple strategy alliances. Savage juga menekankan bahwa peningkatan daya saing organisasi perusahaan perlu memperhatikan kepentingan pelanggan, dalam arti pelanggan perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan (kebijakan) perusahaan yang kemudian dikenal dengan prinsip customer’s customer. Selanjutnya, Peter Drucker menyebut bahwa persaingan yang sedang berlangsung dan diperkirakan terus berkelanjutan ke depan merupakan persaingan yang berbasis prinsip knowledge to knowledge competition. Dalam persaingan seperti ini maka yang sangat penting dikembangkan sebagai kekuatan organisasi/perusahaan adalah how the brain learns best, bagaimana agar kemampuan otak para pekerja bisa dioptimalkan. Menurut Drucker, Selain kekuatan penguasaan ilmu pengetahuan yang dapat mendorong peningkatan daya saing juga yang terpenting adalah kecepatan (speed), bahkan beberapa kalangan (teoritis dan praktisi) memandang persaingan sekarang ini sebagai speed up competition. Dalam kondisi persaingan seperti ini maka kecepatan (speed) menjadi salah satu penentu utama untuk meraih tingkat daya saing (keunggulan) yg lebih tinggi. Terakhir saat menjelang memasuki Abad 21 konsep Ilmu Fisika dan bidang Matematika banyak berkontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen seperti Teori Quantum (E = m.C2), yang mengandalkan pada kecepatan untuk meningkatkan daya saing yang kemudian dikenal dengan Quantum Management, yang selanjutnya berkembang teori Quantum Leadership. Teori ini menawarkan 3 (tiga) kecepatan yang harus dimiliki oleh seseorang (pebisnis) untuk berhasil unggul, yaitu quick to see (cepat melihat peluang bisnis), quick to decide (cepat mengambil keputusan), dan quick to act (cepat bertindak). Kalau pada era sebelumnya bidang Psikologi banyak memberi kontribusi pada perkembangan ilmu manajemen terutama di bidang manajemen sumberdaya manusia seperti aspek motivasi, kemudian bidang Mathematical Programming pada fase berikutnya yang melahirkan Management Science. Maka terakhir ilmu manajemen banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi khususnya Teknologi Informasi. Seiring dengan perkembangan ilmu manajemen, ilmu MSDM juga mengalami perkembangan pemikiran sejak sebelum revolusi Industri I hingga sekarang. Pada awalnya MSDM dikenal dengan Prepersonal Management. Pada era ini para pekerja dipandang tidak memiliki pengetahuan dan skill sehingga mereka bekerja atas instruksi manajer. Cara kerja para pekerja diibaratkan seperti cara kerja mesin (man-machine dengan on-off system), bekerja ketika dion dan berhenti ketika dioff. Mereka tidak dibedakan berdasarkan pengetahuan dan skill, semuanya dipandang sama sehingga penghargaan juga sama untuk semuanya. Periode berikutnya dikenali dengan Personal Management. Para pemilik perusahaan dan manajer memandang bahwa para pekerja berbeda-beda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan skill mereka. Insentif dan penghargaan lainnya diberikan kepada pekerja sesuai dengan tingkat keterampilan mereka. Semakin tinggi keterampilan pekerja semakin besar pula upah yang mereka terima. Supaya system seperti ini bisa dilaksanakan dengan baik, perusahaan membentuk bagian personalian yang bertugas untuk menilai dan menetapkan tingkat keterampilan dan karakteristik lainnya para pekerja. Teori dan praktek penilaian keterampilan (kinerja) mulai berkembang dan diterapkan di berbagai perusahaan (industri). Pada tahun 1950-an mulai berkembang pemikiran tentang manajemen sumberdaya manusia, terutama ketika ilmu psikologi mengintrodusir variabel motivasi ke dalam ilmu manajemen. Bahwa kinerja pekerja tidak hanya ditentukan oleh penguasaan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) tetapi faktor motivasi ikut menjadi penentu kinerja pekerja, dan motvasi sangat terkait dengan sikap pribadi seseorang. Pada akhirnya berkembang konsep KSA (Knowledge, Skill and Attitude) sebagai penentu kinerja manusia. Pada era ini pemikiran tentang pentingnya manusia dikelola dengan baik semakin berkembang dan berbagai disiplin ilmu khususnya psikologi semakin besar pengaruhnya. Bahkan diyakini bahwa manusia tidak bisa disamakan dengan sumberdaya lainnya karena manusia menjadi faktor stratejik dalam peningkatan daya saing perusahaan. Selanjutnya berkembang pemikiran tentang manajemen sumberdaya manusia stratejik (Strategic Human Resources Management). Bahwa manusia dipandang bukan sebagai faktor produksi semata, tetapi lebih sebagai asset perusahaan yang harus dirawat, dikembangkan dan diberi penghargaan yang sesuai dengan derajat kemanusiaanya disamping faktor KSA. Para pekerja dipandang sebagai manusia yang memiliki selain KSA juga memiliki karsa dan kehendak yang perlu dilindungi dan dimanfaatkan untuk kepentingan pemajuan perusahaan. Pada era inilah banyak didiskusikan tentang human capital dan intellectual capital. Namun demikian, mencermati berbagai literatur maka ditemukan bahwa ada 2 Mazhab pemikiran Hubungan antara Human Capital dan Intellectual Capital. Mazhab pertama memandang bahwa intellectual capital adalah unsur dari Human Capital, sementara mazhab lainnya memnyatakan sebaliknya bahwa Human Capital adalah unsur dari Intellectual Capital. Mazhab pertama lebih jauh memperkenalkan beberapa unsur dari human capital antara lain Intellectual Capital (modal intelektual), Emotional Capital (modal emosional), Social capital (modal sosial), spiritual capital (modal spiritual), Adversity Capital (modal ketabahan), moral capital (modal moral), dan health capital (modal kesehatan). Ketika Peter Drucker memperkenalkan teorinya bahwa persaingan sekarang adalah persaingan yang berbasis knowledge to knowledge competition, dan yang paling penting strateginya adalah how the brain learnt best untuk memenangkan persaingan, seperti dijelaskan di atas, maka berkembanglah “brainware theory” dalam pemikiran MSDM. Berbagai organisasi dan perusahaan, terutama di Amerika Serikat, menerapkan teori ini dalam menata tugas-tugas karyawannya sesuai dengan tipe otaknya (ada manusia bertipe otak kiri yang lebih rasional, dan bertipe otak kanan yang lebih emosional). Perusahaan General Electric Motor di Amerika, dan beberapa perusahaan lainnya, berhasil meningkatkan produktivitasnya setelah seluruh karyawannya ditempatkan sesuai dengan tipe otaknya. Penerapan teori otak semakin berkembang di perusahaan setelah Ned Herrmann memperkenalkan “The Whole Brain Model”. Model ini menyatakan bahwa tipe manusia tidak hanya bertipe otak kiri (rasional) dan bertipe otak kanan (emosional), tetapi terbagi atas 4 bagian yang berbeda, yaitu Tipe Otak Kiri Atas (logical, analytical, fact based, and quantitative), Tipe Otak Kiri Bawah (sequential, organized, detailed, and planned), Tipe Otak Kanan Atas (holistic, intuitive, integrating, and synthesizing), dan Tipe Otak Kanan Bawah (interpersonal, feeling based, kinesthetic, and emotional). Penugasan karyawan berdasarkan model ini di beberapa perusahaan di Amerika dan Eropa ternyata meningkatkan kinerja karyawan yang cukup signifikan. Memasuki Abad 21 muncul pemikir-pemikir dari kalangan humanistic dan agamawan, termasuk cendekiawan Muslim yang sangat bersemangat memperkenalkan pemikiran yang bersandar pada nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai agama (Islam) pada berbagai disiplin ilmu, termasuk pada ilmu manajemen, yang juga berimbas pada teori-teori MSDM. Pemikiran ini sesungguhnya sudah mulai disounding sejak abad ke 20, bahkan sejak para Nabi menyampaikan risalahnya. Inti pemikiran ini bertumpu pada asumsi bahwa kekuatan manusia tergantung pada kekuatan hatinya (heart= qalbu). Dari sinilah berkembang konsep/teori “heart management (manajemen qalbu)” dengan berbagai variannya. Pandangan ini meyakini bahwa untuk meningkatkan kinerja (produktivitas) pekerja maka perlu hatinya dikelola dengan optimal. Berbagai organisasi dan perusahaan di Amerika, Eropa, dan Jepang menerapkan sistem dengan cara menyenangkan hati pekerjanya sebelum mulai bekerja. Ada dengan cara mengawali dengan joget, menyanyi, olah raga, berdoa dan sebagainya sebelum memulai bekerja. Suatu penelitian di Amerika menemukan bahwa terjadi perubahan paradigma tentang hubungan antara kerja keras (hardwork), sukses (success) dan kebahagiaan (happiness). Sebelumnya diyakini bahwa dengan kerja keras akan melahirkan kesuksesan dan akhirnya memberikan kebahagiaan, tetapi penelitian ini menemukan fakta baru bahwa ternyata untuk membuat pekerja bekerjakeras (hardwork) dan sukses (success) ternyata terlebih dahulu perlu dibuat bahagia (happiness) atau senang. Paradigmanya menjadi: Happiness-hardwork-success. Beberapa cendekiawan muslim di bidang MSDM sangat sependapat dengan paradigma pada pemikiran heart management. Sangat diyakini bahwa sumber kekuatan manusia, baik kekuatan otak (pikIr) maupun kekuatan fisik (otot) adalah qalbu (heart). Selain didukung oleh beberapa studi, memang Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda bahwa: أَلآ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلآ وَهِيَ الْقَلْبُ “Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada “mudgah”. Jika “mudgah” tersebut baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, “mudgah” itu adalah qalbu .” (HR. Bukhari dan Muslim). Demikian juga dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa kekuatan akal dan penglihatan terdapat pada qalbu yang terletak di dalam dada, sebagaimana dalam Surah Al-Hajj-46: أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَآ أَوْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى ٱلْأَبْصَٰرُ وَلَٰكِن تَعْمَى ٱلْقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ Artinya: “maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai qalbu yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah qalbu yang di dalam dada” Perkembangan teori dalam heart management semakin meluas meliputi berbagai disiplin ilmu dengan berbagai variannya, tetapi juga fokus pada teori kepemimpinan. Pada hakikatnya pemimpin yang baik adalah mereka yang dalam memimpin mengutamakan kasih sayang terhadap sesama (kawan sekerja atau bawahan) dan bersifat nurturing (membina, memelihara). Seorang pimpinan diibaratkan sebagai seorang Ibu yang terus membimbing dan memelihara (nurturing) bayinya hingga dewasa dengan penuh kasih sayang. Pada Tahun 2017 World Economic Forum mempublish karya Professor Klaus Schwab: The Fourth Industrial Revolution mengguncang dunia bahwa dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat akan mengubah tatanan dunia, bahkan ada sekian banyak jenis pekerjaan yang akan sirna tetapi juga akan berkembang berbagai pekerjaan-pekerjaan baru berbasis teknologi. Konsep Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0) menjadi diskursus yang sangat intens di kalangan akademisi dan praktisi. Para ahli menyimpulkan bahwa ada beberapa karakteristik dan komponen utama era RI 4.0, yaitu artificial intelligence, industrial internet, industrial cloud computing, industrial big data, industrial robot, 3 dimansion printing, knowledge work automation, industrial network security, and virtua lreality. Memasuki era seperti ini diperlukan sekurang-kurangnya 3 literasi yang harus dikuasai bila ingin survive, yaitu literasi data (kemampuan utk membaca, analisis dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital, literasi teknologi (memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi seperti coding, artificial intelligence dan engineering principles, dan literasi manusiawi (humanities, komunikasi dan design). Disrupsi juga terjadi pada kecenderungan para pekerja khususnya yang tergolong millenial, yaitu perubahan/pergeseran dari bentuk-bentuk kerja antara lain: bekerja dengan jam kerja tertentu menjadi bekerja kapan saja (work anytime), bekerja di kantor tertentu menjadi bekerja dimana saja (work anywhere), bekerja menggunakan peralatan kantor menjadi bekerja dengan menggunakan peralatan apa saja (use any device), bekerja fokus pada input menjadi bekerja fokus pada output, bekerja dalam jenjang karir tertentu menjadi bekerja dengan mengatur sendiri jenjang karirnya (create your own ladder), dsb. Skill (keterampilan) dalam bekerja terutama di industri mengalami perubahan yang mendasar. Skill yang harus dikuasai untuk bisa survive di era RI 4.0 antara lain: complex problem solving (36%), social skill (19%), process skill (18%), system skill (17%), cognitive abilities (15%), resource management skill (13%), technical skill (12%), physical abilities (4%). Persentase tersebut menggambarkan scale of skill demanded pada tahun 2020. Bisa dibayangkan betapa sedikit sekali permintaan skill yang bersifat physical abilities (otot) hanya sebesar 4%. Baru-baru ini Rhenald Kasali (video di Media sosial) mengemukakan beberapa kecerdasan baru yang diperlukan di era sekarang dan ke depan, khususnya setelah covid 19. Mengacu pada pandangan Jack Ma bahwa pada Tahun 2030-an 85% perdagangan dunia akan melalui e-commerce. Sejumlah psikolog dan pakar lainnya berpandangan bahwa menghadapi situasi tersebut ada 6 kecerdasan baru yang diperlukan, yaitu: technological intelligence, contextual intelligence, social and emotional intelligence, generative intelligence (kecerdasan menangkap peluang), explorative transformational intelligence (kecerdasan untuk mengeksplor kesempatan yang ada lalu melakukan transformasi), moral intelligence (kecerdasan menggunakan/ menyesuaikan dengan nilai-nilai yang berlaku). Semua kecerdasan tersebutakan efektif bila dilengkapi dengan integrity (dapat dipercaya) sebagi basis karakter. Disrupsi yang dijelaskan di atas akan mengubah secara mendasar (radical changing) paradigma pengelolaan sumberdaya manusia. Teori-teori yang berkaitan dengan MSDM juga mengalami perubahan yang mendasar dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sulit diprediksi ke depan perkembangan teori-teori tersebut, tetapi yang pasti adalah perubahan terus akan terjadi. Sikap kita harus tepat bahwa kita tidak boleh digilas oleh perubahan, tapi kita yang harus menge ndalikan perubahan tersebut. Apa yang harus kita lakukan menghadapi situasi seperti itu bahwa terlebih dahulu kita yang harus berubah, tetapi perubahan itu harus dari dalam, transform from whithin. Al-Qur’an jauh sebelumnya sudah mengajarkan bahwa (Ar-Ra’ad: 11): لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. The last but not least, buku yang ditulis oleh Dr. Sitti Nurbaya, S.Pd., MM ini akan menambah hasanah pengetahuan kita di bidang MSDM. Semoga dengan membaca buku ini bukan hanya manambah pengetahuan kita, tetapi juga ketika kita ikhtiarkan sebagai bentuk melaksanakan perintah Allah untuk membaca (iqra’) maka in syaa Allah akan memperoleh pula pahala di sisi Allah SWT, dan in syaa Allah pahala tersebut juga tercurah ke penulis buku ini Dr. Sitti Nurbaya, S.Pd., MM. Amin Ya Rabbal Alamiin.. Wallahu A’lam Bishshawab. Jakarta, 7 Juni 2020 Wassalam, Prof. Dr. Mansyur Ramly

Wallahu A’lam Bishshawab. Jakarta, 7 Juni 2020 Wassalam, Prof. Dr. Mansyur Ramly

DIMENSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Buku dimensi manajemen pendidikan Islam ini mengkaji tiga pokok bahasan, yakni berkenaan dengan sejarah perkembangan manajemen lembaga pendidikan Islam, manajemen karier, dan manajemen konflik. Hadirnya buku ini setidaknya memberikan gambaran pentingnya mengetahui bagaimana sejarah perkembangan manajemen lembaga pendidikan Islam, kemudian berkenaan dengan karier tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bagaimana dalam hal pengelolaan karier mereka sehingga pemimpin lembaga pendidikan memiliki rancangan yang jelas terkait jenjang karier mereka, dan yang terakhir berkenaan dengan konflik di suatu lembaga pendidikan, bagaimana bisa menyelesaikan sebuah konflik yang terjadi di sebuah lembaga pendidikan, karena tidak bisa dipungkiri adanya konflik itu bisa saja terjadi dan dialami oleh institusi pendidikan, sehingga dengan penguasaan manajemen konflik seorang pemimpin bisa membuat terobosan-terobasan penting untuk penyelesaian sebuah konflik. Semoga hadirnya buku ini bisa bermanfaat bagi kalangan akdemisi khususnya yang konsen mengkaji perihal manajemen pendidikan Islam.

Buku dimensi manajemen pendidikan Islam ini mengkaji tiga pokok bahasan, yakni berkenaan dengan sejarah perkembangan manajemen lembaga pendidikan Islam, manajemen karier, dan manajemen konflik.

Meningkatkan Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni dalam mengelola sumber daya yang kita miliki. Untuk itu banyak cara, metode, roses manajer dalam melaksanakan konsep manajemen di suatu institusi atau lembaga dan organisasi. Begitu juga dalam fasilitas pelayanan kesehatan diperlukan sebuah manajemen yang baik agar pengelolaannya sesuai dengan perencanaan dan agar tercapai tujuan yang diinginkan. Pengelolaan atau manajemen pelayanan kesehatan diperlukan agar program dan kegiatan yang direncanakan sesuai dengan harapan dan cita-cita yang diinginkan. Sehingga pelayanan kesehatan di rumah sakit menjadi lebih baik di masa depan. Melihat kompleksnya pengelolaan rumah sakit, maka diperlukan suatu manajemen yang disebut manajemen rumah sakit (Hospital Management). Banyak unsur-unsur manajemen dalam sebuah rumah sakit, yang terdiri dari 5 M, yaitu Man (SDM), Money (Financial), Material (Bahan Habis Pakai, dan bahan lainnya), Machine (Teknologi yang digunakan dalam sebuah rumah sakit), dan Method (Metode, Proses, Sistem yang digunakan dalam sebuah rumah sakit). Pengelolaan manajemen pelayanan kesehatan yang dimulai dari Perencanaan (Planning), Pengorganisasi (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling) Konsep manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit dalam buku ini dimulai dari definisi manajemen secara umum, manajemen pelayanan kesehatan, konsep rumah sakit yang terdiri dari fungsi dan tujuan rumah sakit, peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, pengelolaan manajemen SDM serta kepuasan kerja untuk kemajuan rumah sakit. Pengelolaan SDM sangat penting dari beberapa unsur manajemen lainnya, karena manajemen SDM merupakan salah satu unsur yang akan mengelola unsur manajemen lainnya. Untuk itu, diperlukan kepuasan kerja bagi SDM yang bekerja di sebuah rumah sakit. Buku yang berjudul “Meningkatkan Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit”yang ditulis oleh Mishbahhuddin— seorang peneliti dan Dosen Kesehatan Masyarakat—sangat penting dimiliki sebagai referensi dalam bidang Manajemen Kesehatan. Buku ini sangat penting di miliki, karena tidak hanya menjelaskan definisi rumah sakit dan manajemen pelayanan rumah Sakit, tetapi buku ini juga merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan penulisnya dalam menelaah tentang faktor-faktor apa saja yang diperlukan dalam mengelola rumah sakit menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Di dalam buku ini juga dilampirkan UUD tentang rumah sakit, sehingga menjadi referensi bagi para pembaca.

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni dalam mengelola sumber daya yang kita miliki.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA: Pendekatan Berbasis Penilaian Kriteria Malcolm Baldrige

Buku ini merupakan hasil penelitian penulis mengenai bagaimana manajemen SDM yang dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah X yang berlokasi di DKI Jakarta. Di mana RSUD X ini awalnya adalah Puskesmas X, namun karena keterbutuhan dan kriteria yang sudah terpenuhi dalam peningkatan status, maka dari Puskesmas X menjadi RSUD X. Lalu bagaimana manajemen SDM saat Puskesmas X ini berubah menjadi RSUD X. Pada pembahasan buku ini, penulis juga menggunakan pendekatan berbasis penilaian kriteria Malcolm Baldrige dalam memetakan dan menilai tingkat manajemen SDM yang ada di RSUD X.

... maka dilakukan upaya penjajakan dengan institusi pendidikan maupun organisasi pendidikan. ... Terutama dari kesiapan SDM dan sarana prasarana.

Manajemen Sumber Daya Manusia (Tinjauan Strategis Berbasis Kompetensi) - Jilid 1

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Dikatakan penting karena kegiatan ini mengacu pada serangkaian kebijakan, praktik dan berbagai sistem yang terdapat pada suatu organisasi (perusahaan) yang dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan kinerja karyawan. Oleh karenanya peran departemen SDM (Human Resource Department - HRD) dalam suatu perusahaan menjadi sangat vital, terlebih departemen ini harus dapat mencari solusi dari berbagai permasalahan yang terkait dengan para pekerja (karyawan) di dalamnya. Bukan hanya aspek tantangan yang datang dari luar organisasi, namun juga aspek internal yang harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang sehat, sehingga pada akhirnya tujuan dari organisasi tersebut dapat dicapai dengan baik. Buku ini menjelaskan materi ke HRD-an secara komprehensif kepada Pembaca, utamanya ditinjau dari aspek strategis perusahaan melalui pemberdayaan SDM yang berkompeten. Materi dalam buku ini disampaikan dari berbagai sisi perspektif, baik dari sisi perusahaan maupun para karyawan, sehingga menjadi sebuah kisi-kisi strategi yang aplikatif untuk diterapkan oleh masing-masing pihak. Selain itu, keistimewaan materi dalam buku ini juga tidak melulu hanya menjelaskan teori, namun juga menjelaskan berbagai teknik penting yang harus dikuasai oleh para praktisi HRD dan diketahui oleh para karyawan. Seperti halnya teknik menentukan jumlah karyawan yang ideal, proyeksi turnover karyawan, teknik dan strategi wawancara berbasis kompetensi, perangkat assesment center, penyusunan struktur dan skala upah, metode penilaian dan model pengukuran kinerja, serta masih banyak lagi berbagai kajian yang menarik di dalamnya. Berbagai materi komprehensif tersebut disajikan ke dalam 13 bab yang meliputi: Bab 1 – Peran Penting Manajemen SDM Bab 2 – Kompetensi Strategis dan Konsep Organisasi Pengetahuan Bab 3 – Perencanaan SDM Bab 4 – Strategi Rekrutmen Kandidat Terbaik Bab 5 – Seleksi dan Penentuan Kandidat Bab 6 – Manajemen Pelatihan Bab 7 – Pengembangan Karyawan Bab 8 – Pemberdayaan dan Pemeliharaan SDM Bab 9 – Manajemen Kinerja (Perspektif Penilaian dan Evaluasi) Bab 10 – Tinjauan Model Pengukuran Kinerja (Implementasi KPI Berbasis Balance Scorecard) Bab 11 – Manajemen Karier Bab 12 – Penghargaan SDM Melalui Kompensasi Bab 13 – Strategi Menetapkan Tingkat Kompensasi Buku ini sangat direkomendasikan untuk dapat digunakan oleh para akademisi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) pada Program Studi Manajemen, baik program Sarjana maupun Pasca Sarjana, khususnya pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia (Strategik). Selain itu, materi dalam buku ini juga dapat dijadikan referensi dan literasi bagi para praktisi SDM (HR), para karyawan, dan masyarakat umum yang ingin meningkatkan pengetahuannya di bidang MSDM.

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting di dalam suatu organisasi.

Manajemen Sumber Daya Manusia Teori & Praktik

Manajemen Sumber Daya Manusia(MSDM) adalah pemanfaatan sejumlah individu secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan secara maksimal. Konsep dan penerapan MSDM bagi Setiap organisasi atau perusahaan menjadi bagian yang sangat krusial untuk melaksanakan visi dan mis organisasi secara maksimal. Karena itu, MSDM menjadi komponen utama yang perlu diperhatikan baik oleh Organisasi atau perusahaan. Perusahan dengan konsep pelaksanaan MSDM yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan itu sendiri, begitu juga para pekerja (Karyawan) yang memahami konsep MSDM akan sangat beerguna bagi pengembangan karirnya dimasa depan. Buku Manajemen Sumber Daya Manusia; Toeri dan Praktik ini mengkaji berbagai aspek berkaitan dengan dunia bisnis, baik itu pengembangan SDM dalam dunia kerja ataupun kaitan hubungan timbal balik perusahaan dengan karyawan. Buku ini memuat ... Bab yaitu;

Manajemen Sumber Daya Manusia(MSDM) adalah pemanfaatan sejumlah individu secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan secara maksimal.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Membangun Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja

Tidak dapat dipungkiri bahwa peranan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini telah terbukti sangat vital dalam pertumbuhan organisasi. Sejak awal abad ke-20, SDM telah diposisikan menjadi yang terutama, bahkan sudah ditetapkan sebagai “human capital” dimana manusia dipandang sebagai faktor yang dapat menghasilkan modal. Artinya, SDM yang berkualitas dapat menyusun business plan dengan baik sehingga dapat meyakinkan investor untuk membiayai proyek yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Sumber Daya Manusia selain diposisikan sebagai “human capital”, juga diposisikan sebagai “human investment”, yang berarti bahwa SDM tersebut sebagai investasi. Untuk itu, dibutuhkan pengembangan SDM melalui peningkatan pendidikan formal, informal maupun nonformalnya. Akan tetapi, peningkatan kemampuan tersebut membutuhkan investasi yang besar. Ketika “sudah berhasil”, manusia tersebut akan berfungsi bagaikan “tambang” bagi organisasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan pengelolaan SDM dengan baik. Buku ini ditulis dengan judul Manajemen Sumber Daya Manusia, dengan subtema Membangun Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja. Penekanan pada tim kerja dipandang perlu mengingat sekalipun pegawai sangat terampil, sangat berdisiplin, dan berkomitmen pada pekerjaannya, tetapi kinerja organisasi yang optimal tidak akan dapat dicapai jika hanya mengandalkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, manusia harus dapat bekerja sama dengan baik dalam tim kerja. Apabila tim kerja memiliki kinerja yang baik akan dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja organisasi.

Kegiatan tidaklah berhenti sampai di situ, sebab departemen SDM juga mempersiapkan unit bimbingan imbingan karier atau dalam beberapa organisasi disebut Bimbingan Konseling. Konselor karier adalah seseorang yang mampu dan bersedia ...

Manajemen Sumber Daya Manusia (Tinjauan Strategis Berbasis Kompetensi) - Jilid 2

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Dikatakan penting karena kegiatan ini mengacu pada serangkaian kebijakan, praktik dan berbagai sistem yang terdapat pada suatu organisasi (perusahaan) yang dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan kinerja karyawan. Oleh karenanya peran departemen SDM (Human Resource Department - HRD) dalam suatu perusahaan menjadi sangat vital, terlebih departemen ini harus dapat mencari solusi dari berbagai permasalahan yang terkait dengan para pekerja (karyawan) di dalamnya. Bukan hanya aspek tantangan yang datang dari luar organisasi, namun juga aspek internal yang harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang sehat, sehingga pada akhirnya tujuan dari organisasi tersebut dapat dicapai dengan baik. Buku ini menjelaskan materi ke HRD-an secara komprehensif kepada Pembaca, utamanya ditinjau dari aspek strategis perusahaan melalui pemberdayaan SDM yang berkompeten. Materi dalam buku ini disampaikan dari berbagai sisi perspektif, baik dari sisi perusahaan maupun para karyawan, sehingga menjadi sebuah kisi-kisi strategi yang aplikatif untuk diterapkan oleh masing-masing pihak. Selain itu, keistimewaan materi dalam buku ini juga tidak melulu hanya menjelaskan teori, namun juga menjelaskan berbagai teknik penting yang harus dikuasai oleh para praktisi HRD dan diketahui oleh para karyawan. Seperti halnya teknik menentukan jumlah karyawan yang ideal, proyeksi turnover karyawan, teknik dan strategi wawancara berbasis kompetensi, perangkat assesment center, penyusunan struktur dan skala upah, metode penilaian dan model pengukuran kinerja, serta masih banyak lagi berbagai kajian yang menarik di dalamnya. Berbagai materi komprehensif tersebut disajikan ke dalam 13 bab yang meliputi: Bab 1 – Peran Penting Manajemen SDM Bab 2 – Kompetensi Strategis dan Konsep Organisasi Pengetahuan Bab 3 – Perencanaan SDM Bab 4 – Strategi Rekrutmen Kandidat Terbaik Bab 5 – Seleksi dan Penentuan Kandidat Bab 6 – Manajemen Pelatihan Bab 7 – Pengembangan Karyawan Bab 8 – Pemberdayaan dan Pemeliharaan SDM Bab 9 – Manajemen Kinerja (Perspektif Penilaian dan Evaluasi) Bab 10 – Tinjauan Model Pengukuran Kinerja (Implementasi KPI Berbasis Balance Scorecard) Bab 11 – Manajemen Karier Bab 12 – Penghargaan SDM Melalui Kompensasi Bab 13 – Strategi Menetapkan Tingkat Kompensasi Buku ini sangat direkomendasikan untuk dapat digunakan oleh para akademisi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) pada Program Studi Manajemen, baik program Sarjana maupun Pasca Sarjana, khususnya pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia (Strategik). Selain itu, materi dalam buku ini juga dapat dijadikan referensi dan literasi bagi para praktisi SDM (HR), para karyawan, dan masyarakat umum yang ingin meningkatkan pengetahuannya di bidang MSDM.

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting di dalam suatu organisasi.