Buku ini ditulis sebagai panduan mata kuliah Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya. Buku merangkum tiga topik besar. Materi pertama membahas Dasar-Dasar Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya. Materi tersebut merupakan materi pembuka dimana kita tahu apa sebenarnya Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya itu. Materi ini diintegrasi-interkoneksikan antar keilmuan yaitu keilmuan metodologi studi Islam yang merupakan dasar berbagai cabang keilmuan dalam studi Islam. Melalui pemahaman terhadap metodologi studi Islam yang kuat, maka pemahaman terhadap Aqidah Akhlak juga diharapkan pemahaman yang santun dan toleran serta tidak menimbulkan truth claim. Materi kedua adalah Pembelajaran Aqidah Akhlak dengan Pendekatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Materi ini mengajak pembaca untuk belajar bagaimana membelajarkan Aqidah Akhlak di era yang serba teknologi dan di era pengembangan penyebaran karya ilmiah secara terbuka dan mendunia. Kemudian materi yang ketiga yaitu Langkah-langkah Menulis Artikel Jurnal Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya. Pada bagian ini terdapat step by step contoh atau panduan bagaimana menulis sebuah artikel jurnal dalam keilmuan Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya.
Apabila sukses tampilannya seperti di bawah ini. Kemudian klik “Make a New Submission”. Pastikan sebelumnya kita sudah tahu aturan pengiriman naskah pada jurnal tersebut dan naskah kita sudah sesuai. 51 Pengantar Akidah Akhlak dan ...
Kandungan: Memperkatakan tentang perkara tauhid yang menekankan mengenai akidah dan iktikad yang bersangkutan dengan makrifat, sifat-sifat Allah (s.w.t), syahadah dan dalil-dalil al-Quran yang dapat memberi pengukuhan mengenainya.
... Buku 3 - Akhlak Buku 4 - Pelajaran Jawi Pendidikan Moral. Pakej Utusan ialah
satu program yang menyediakan pengalaman pembelajaran kanak - kanak yang
berumur 4 hingga 6 tahun dengan mengambil kira peringkat pencapaian iaitu ...
Penulisan ini mengandungi perbincangan-perbincangan penting berkenaan ilmu Tauhid yang mudah untuk difahami. Soal dan jawab dalam penulisan ini berbentuk dwi bahasa Arab-Melayu. Antara Topik Menarik dalam buku ini: Penjelasan tentang sifat-sifat wajib dan mustahil untuk Allah, serta ayat-ayat mutasyabihat Keistimewaan Nabi Muhammad s.a.w. berbanding dengan nabi yang lain Balasan kepada Mukmin yang taat dan Mukmin yang berdosa, serta balasan kepada orang munafik dan kafir Persoalan membincangkan tentang zat Allah dengan menggunakan akal Bolehkah kita melihat Allah? Sampaikah pahala amalan kepada orang yang sudah meninggal dunia? Apakah keyakinan kita kepada kitab Injil yang kini berada pada tangan Ahli Kitab (Kristian)? Sekiranya sifat derhaka itu mustahil untuk para nabi, bagaimanakah pula dengan tindakan Nabi Adam a.s. yang memakan buah daripada pohon terlarang? Mengapakah dikatakan bahawa Nabi Muhammad s.a.w. adalah nabi terakhir, padahal Nabi Isa a.s. akan turun pada akhir zaman?
“Di antara yang harus dibersihkan dari Islam apa yang dinamakan oleh sebagian orang dengan ‘Filsafat Islam.’ Suatu istilah yang ditelan bulat-bulat oleh sebagian masyarakat Islam, diajarkan kepada pemudanya, dijadikan kurikulum pendidikan. Sehingga Islam dan semua cabangnya harus difilsafatkan, seakan-akan (dan begitulah kenyataannya) bahwa semua bidang ilmu tidak akan benar jika tidak ada filsafatnya. Yang lebih menyakitkan lagi akidah yang seharusnya diterima kaum Muslimin bersih dan asli dari wahyu langit tanpa ada yang mengotorinya dari pemahaman berhala dan akal yang rusak, telah menjadi sebuah akidah yang telah tercemar dengan telah masuknya filsafat ke dalamnya, itulah yang mereka sebut dengan ‘akidah filsafat’. Maka pembaca budiman akan mendapatkan di buku kecil ini: Benarkah penisbatan filsafat kepada Islam? Benarkah Islam mempunyai filosof? Siapa sebenarnya Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi dan Ibnu Rusyd?”
“Di antara yang harus dibersihkan dari Islam apa yang dinamakan oleh sebagian orang dengan ‘Filsafat Islam.’ Suatu istilah yang ditelan bulat-bulat oleh sebagian masyarakat Islam, diajarkan kepada pemudanya, dijadikan kurikulum ...
Dalam Islam, perbedaan dalam masalah akidah sejatinya merupakan hal tabu dan dilarang. Berbeda halnya dengan permasalahan fikih yang meniscayakan toleransi dalam perbedaan pendapat, selama masih bersandar kepada dalil-dalil sahih lagi kuat. Banyak dari kita yang menganggap bahwa perbedaan pendapat fikih di antara empat madzhab fikih Islam, dibarengi dengan pemahaman dan keyakinan akidah yang berbeda-beda. Bahkan parahnya lagi, tidak sedikit yang menyimpang dari akidah yang dianut oleh keempatnya. Padahal, para imam itu memiliki akidah yang sama; yaitu akidah Ahlu Sunnah wal Jama'ah, biarpun pendapat fikih mereka acapkali berbeda. Namun yang sangat disayangkan adalah mayoritas kaum muslimin tidak mengetahui hal ini. Akidah imam empat madzhab; Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi'i, dan Ahmad adalah sebagaimana ditegaskan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad, sesuai dengan apa yang menjadi pegangan para sahabat dan tabi'in. Tidak ada perbedaan diantara mereka dalam masalah ushuluddin (pokok agama). Sungguh perbedaan fikih di antara para imam fikih tidak lantas membuat akidah dan keyakinan mereka pun berselisihan. Bagaimanakah akidah dan keyakinan yang mereka anut? Jawabannya ada didalam buku ini. - Pustaka Al-Kautsar Publisher -
Pemikiran ini –meski benar– namun tertutupi oleh pemikiran lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu permasalahan-permasalahan akidah, politik dan akhlak yang disampaikan oleh fuqaha dan memiliki ikatan erat dengan pemikiran fikih para ...
Apakah pegangan Akidah Imam As-Syafi’i yang sebenarnya dan mengapa kita jarang mendengar masyarakat mengetengahkan tokoh ini dalam isu akidah? Jawapan yang sering kita dengar ialah kerana Imam As-Syafi’i tidak begitu menonjol dalam bidang akidah, beliau lebih dikenali dalam bidang Fiqh dan Usul Fiqh, tambahan pula beliau tidak meninggalkan hasil karya dalam bidang Akidah sebagaimana hasil tulisan beliau dalam bidang Fiqh yang sampai pada generasi kita pada hari ini. Walaubagaimanapun, beliau meninggalkan ramai anak-anak murid yang terus memperjuangkan Akidah Salaf, antara anak murid utamanya ialah Imam Isma’il bin Yahya Al-Muzani rahimahullah dan beliau meninggalkan sebuah risalah yang sangat berharga bagi menjelaskan pokok-pokok penting mengenai akidah Ahli Sunnah wal Jamaah mengikut fahaman Salafussoleh yang dikenali sebagai “Syarh As-Sunnah”. Daripada hasil tulisan murid utamanya inilah kita dapat mengetahui gambaran sebenar dan bagaimana pendirian akidah guru mereka iaitu Imam As-Syafi’i rahimahullah, sebagaimana pepatah Melayu ada menyebut, “Ke mana tumpahnya kuah, kalau tidak ke nasi”. Wallahu a’lam. Kandungan: => Pendahuluan Penterjemah => Metodologi Penterjemahan => Biografi Imam Al-Muzani => Sanad Kitab => Sebab Penulisan => Pendahuluan => Bab 1: Sifat ‘Uluw (Ketinggian) => Bab 2: Qada’ dan Qadar => Bab 3: Beriman Kepada Malaikat => Bab 4: Penciptaan Adam ‘Alaihis Salam dan Ujian Terhadapnya => Bab 5: Amalan Ahli Syurga dan Neraka => Bab 6: Amal => Bab 7: Al-Quran => Bab 8: Sifat-sifat Allah => Bab 9: Ajal => Bab 10: Kubur => Bab 11: Kebangkitan dan Hisab => Bab 12: Syurga => Bab 13: Ru’yah => Bab 14: Mentaati Imam dan Pemerintah dan Larangan Dari Keluar Memberontak => Bab 15: Menahan Diri daripada Mengkafirkan Ahli Kiblat => Bab 16: Sahabat Nabi => Bab 17: Solat di Belakang Imam dan Berjihad Bersama Mereka => Bab 18: Qasar Solat dan Memilih antara Berpuasa dan Berbuka Ketika Safar => Bab 19: Ijmak Imam-Imam Petunjuk di atas Akidah Ini => Bab 20: Menjaga Kewajipan Amalan Fardu, Sunat dan Menjauhi Perkara-Perkara Yang Haram => Penutup => Bibliografi => Biografi Penterjemah