Sebanyak 41598 item atau buku ditemukan

Nilai Dasar Logo Konseling

Buku ini memuat pemikiran penulis mengenai nilai dasar logo konseling yang merupakan perspektif teoretis terhadap konseling makna hidup yang bersumber pada spiritual dalam rangka meningkatkan kesadaran diri, penerimaan diri, ketegasan diri, tujuan hidup, tanggung jawab diri, integritas diri untuk menemukan makna dan tujuan hidup serta penghargaan atas dirinya. Nilai dasar logo konseling merupakan suatu proses pendidikan yang signifikan dan efektif karena memiliki: (1) nilai-nilai sikap sebagai sumber kekuatan menyikapi kondisi dan masalah yang dialami; (2) model Logo Konseling untuk Memperbaiki Low Spiritual Self-Esteem; (3) kompetensi dan integritas diri untuk mengeksplorasi nilai-nilai sikap; (4) penerimaan dan ketegasan diri untuk mengembangkan keyakinan inti seimbang dan asumsi berpikir positif; (5) transendensi diri untuk melakukan transformasi nilai dan modifikasi sikap; (6) realisasi makna yang berhubungan dengan pengendalian dan pengembangan diri untuk memperoleh healthy spiritual self-esteem dan menemukan meaning of life.

Nilai dasar logo konseling merupakan suatu proses pendidikan yang signifikan dan efektif karena memiliki: (1) nilai-nilai sikap sebagai sumber kekuatan menyikapi kondisi dan masalah yang dialami; (2) model Logo Konseling untuk Memperbaiki ...

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat, kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian, kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, kekerasan di kalangan pelajar, menurunnya etos kerja, rendahnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidakjujuran, adanya rasa saling curiga dan benci di antara sesame, meminum minuman keras (mabuk-mabukan), pergaulan bebas, ngisap lem, gaya hidup hura-hura (hedonisme), penyalahgunaan obat-obat terlarang, maraknya geng pelajar dan geng motor, kekerasan (bullying) dan tindakan kriminal seperti pemalakan, penganiayaan, bahkan pembunuhan jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah dan salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karakter manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia. Sangat penting membangun karakter bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi sebagai bentuk gerakan demokrasi (Budimansyah, D. 2009). Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik. Ki Hajar Dewantara (Usman & Eko, 2012) dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter karena tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah atau setelah lulus dari sekolah (Kesuma, 2011). Karena pada hakikatnya pendidikan karakter merupakan nilai inti dari upaya pembinaan kepribadian bangsa (Budimansyah, D., & Komalasari, K. 2011). Hal tersebut menjadi dasar perlunya ditanamkan nilai-nilai karakter di lingkup sekolah khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada dasarnya tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan potensi murid agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, peka terhadap masalah yang terjadi di masyarakat dan mampu mengatasinya baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat serta memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat berperan terhadap interaksi sosial murid guna membentuk karakter dalam mengembangkan potensi yang bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Maka demikian, ilmu pengetahuan sosial yang bersentuhan langsung terhadap kehidupan sosial murid, perlu dirancang sedemikian rupa untuk membentuk kepribadian yang berkarakter dalam menopang pengalaman-pengalaman sosial untuk membangun potensi diri. Selain itu, ilmu pengetahuan sosial juga dirancang untuk mencapai tujuan bersama dalam membentuk hubungan dengan sikap dan keterampilan sosial. Dengan mengkondisikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang kondusif, akan memungkinkan murid terlibat langsung dalam pembelajaran sebagai upaya mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, moral, dan keterampilan sosial. Murid mampu berperan serta dalam melakoni kehidupan masyarakat modern yang dinamis dalam rangka menyongsong era globalisasi. Pada akhirnya peran kritis yang diemban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk membentuk warga negara yang baik dapat terwujud. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, mulai pendidikan dasar (SD/MI) hingga pendidikan tinggi (PT) pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus dirancang dan diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka pembentukan karakter murid sehingga beragama, beretika, bermoral dan sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat, maka pendidikan harus disiapkan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya khususnya pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tingkatan kelas dalam Sekolah dasar dibagi menjadi dua yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas tinggi Sekolah Dasar (9 tahun sampai umur 12 tahun) termasuk dalam kelas IV, V,dan VI memiliki ciri-ciri yaitu (1) Sudah mulai mandiri; (2) Sudah ada rasa tanggung jawab pribadi; (3) penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain; (4) sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional (Boejest, 2013). Sedangkan menurut (Soloangsa, 2012) ciri-ciri pada masa siswa kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) yaitu (1) Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; (2) Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar; (3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus; (4) Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya; (5) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya, dan; (6) Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. Sehingga pada tahap kelas tinggi sangat memungkinkan hasil pendidikan karakter sejak kelas rendah yang telah diajarkan atau diberikan oleh guru sudah mulai tampak hasilnya.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS yang memuat pendidikan karakter. Guru mengintegrasikan nilai-nilai karakter kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) baik pada kurikulum tingkat satuan ...

Dasar-dasar Konseling Pastoral

elayanan konseling memiliki posisi penting dalam gereja. ISayangnya, pelayanan ini sering "dianaktirikan" dan dipandang sebelah mata. Padalhal, melalui pelayanan konselinglah kita akan menemukan akar permasalahan yang menghambat pertumbuhan umat dalam mengenal dan menyerap kebenaran firman Allah. Kerap kita mendengar jemaat mengeluh tidak diperhatikan, tidak dijawab kebutuhannya, dan tidak diberdayakan dengan baik. Seringnya umat berpindah-pindah gereja menjadi salah satu indikasi bahwa gereja masih perlu banyak belajar untuk membuat "domba- domba" merasa aman dan dihargai. Nah, pelayanan konseling pastoral mempunyai peran besar untuk menjawab tantangan ini. Selama pelayanan konseling tidak berfungsi dengan baik, banyak umat yang terlantar dan tidak diberdayakan secara maksimal. Buku ini menawarkan dasar-dasar yang mudah dipelajari, terutama bagi orang-orang yang ingin atau sedang membuka pelayanan konseling pastoral. Bahasa yang sederhana dan kiat-kiat praktis yang dipaparkan akan mempermudah kita untuk mempelajari cara-cara mengonseling. Buku ini juga bisa dijadikan pengantar pada kuliah konseling dasar.

Tetapi percakapannya tetap mendorong konseli menemukan solusi berdasarkan bimbingan konselor . Kalau konseli minta nasihat , konselor dapat mengajak konseli untuk berpikir . Misalnya , konseli bertanya : “ Pak , apa nasihat Bapak untuk ...

Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar

KONTRIBUTOR: Dr. Ina Magdalena, M.Pd. Aditya Dwi Nokhriyana Alifah Oktania Alim Aqqil Nashrulah Annisa Dwi Pratiwi Asika Fauziah Della Destiana Febri Yanti Fitri Ramadanti Firsta Azzahra pasyah Hadana Nur Fauzi Hani Melly Mayanti Hasanah Fitriah Hilda Firliyansyah Irwan Kurniawan Kristin Novita Sari Sipayung Lusy Nur Rahmayani Novia Permata Sari Nurmanita Yuniawan Nurul Hasanah Nurul Rossatia Putri Indah Sari Raafiza Putri Rachmah Nurfitriah Rideva Az-zahra Rizka Surya Putri Syamsul Arief Sekartini Rikawan Syaputri Sholikhatu Tsania Siti Santi Milawati Sri Wulandari Pamungkas Tika Yuliyani Yollha Yuandrani Yulia Septina

KONTRIBUTOR: Dr. Ina Magdalena, M.Pd. Aditya Dwi Nokhriyana Alifah Oktania Alim Aqqil Nashrulah Annisa Dwi Pratiwi Asika Fauziah Della Destiana Febri Yanti Fitri Ramadanti Firsta Azzahra pasyah Hadana Nur Fauzi Hani Melly Mayanti Hasanah ...

Robohnya Asuransi Kami: Senjakala AJB Bumiputera 1912 - Jalan Terjal Menjaga Warisan Bangsa

Buku ini menunjukkan konsistensi dan perjuangan penulis menjaga warisan usaha bersama AJB Bumiputera 1912 sebagai asuransi mutual yang telah berumur lebih 100 tahun. Penulis membuka alternatif solusi lain mengembangkan asuransi ini melalui demutualisasi, tetapi tetap memberikan hak dan kedaulatan kepada anggota pemegang polis menentukan apa pun bentuk kelanjutan AJB Bumiputera 1912. Untuk melaksanakan amanat Pasal 33 UUD 1945, penulis tegas meminta pemerintah memperkuat bentuk asuransi dengan dasar hukum UU. Buku yang diperkaya dengan perbandingan bentuk asuransi mutual di berbagai negara dan perkembangannya memperkaya pengetahuan kita. Ternyata Bentuk usaha mutual terbukti tetap eksis dan memiliki daya tahan ketika krisis. Indonesia dengan norma konstitusi yang mengamanatkan pembangunan ekonomi yang berasaskan usaha bersama dan kekeluargaan _seharusnya tetap menjaga bentuk asuransi mutual ini.

Mutual di Berbagai Penjuru Dunia Sebagian ahli asuransi syariah bahkan meyakini bahwa bentuk usaha bersama asuransi atau mutual bahkan “lebih syariah “ daripada asuransi syariah yang berbentuk perseroan terbatas.

Mindset Kaya Agen Asuransi: Jurus Anti Gagal Agen Asuransi

Agen asuransi yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya, ia perlu memiliki mindset kaya. Buku ini akan mengungkap kekayaan potensi di dalam diri kita, yang disebut mindset kaya dan bagaimana mengubahnya menjadi perilaku yang mendukung penjualan asuransi, dalam rangka menciptakan kehidupan yang lebih bernilai. Dalam buku mindset kaya ini, diungkap sembilan jenis kekayaan: Kaya Keyakinan, Kaya Nilai-Nilai, Kaya Identitas, Kaya Pendapat, Kaya Harapan, Kaya Keputusan, Kaya Sikap, Kaya Kebiasaan, dan Kaya Pola Pemikiran. Yang lebih menarik, buku ini juga dilengkapi tinjauan model bisnis agen asuransi, menanamkan mental entrepreneur, serta 27 jurus dahsyat yang praktis untuk membantu agen dalam menjual asuransi jiwa dengan berhasil.

Syariah: Selain Pasar produk l P u b lis asuransi h in asuransi g syariah jiwa dapat dikatakan juga dapat ditawarkan produkD igit a syariah perorangan, asuransi jiwa syariah kumpulan untuk pasar yang tidak terbatas pada komunitas muslim ...

Mindset Sukses Agen Asuransi

"Anda masih mencari-cari peluang bisnis dengan penghasilan tinggi? Jika Anda menyukai tantangan, tidak canggung bergaul dengan berbagai kalangan, biasa bekerja keras dan bekerja cerdas, jadilah agen asuransi! Tidak perlu ragu dan takut gagal. Apa yang perlu Anda siapkan adalah kesediaan untuk mau belajar terus menerus. Ingat, seorang agen asuransi bukan karyawan biasa yang bekerja dengan imbalan gaji rutin. Agen asuransi merancang sendiri pendapatannya berdasarkan prestasi yang dicapainya. Melalui buku ini Anda diajak untuk: + Menemukan rahasia besar tentang jalan kesuksesan yang berbasis pada mindset. + Memberdayakan diri agar lebih tangguh dan produktif melalui pengembangan keterampilan praktis. + Menyiapkan mental, khususnya para agen, agar mampu mengatasi kesulitan, hambatan, dan tantangan. + Memahami strategi alternatif agen asuransi agar dapat menjadi sukses, kaya, dan terpuji melalui produktivitas penjualan asuransi. Ditulis oleh seorang Ahli Asuransi Indonesia bidang Jiwa (AAIJ) dan anggota AAMAI (Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia), buku ini hadir di tengah Anda sebagai suatu 'panduan praktis' dalam meningkatkan produktivitas dan keahlian dalam penjualan asuransi. Dengan buku ini pula, tanpa menunggu program pelatihan dari perusahaan, Anda bisa bertumbuh secara profesional, bekerja lebih mandiri dan lebih cepat meraih impian. Bacalah dan buktikan"

Dalam hal ini, agen asuransi perlu berhatihati dalam menjelaskan kepada prospek agar tidak salah paham terkait risiko yang ditanggungnya. Produkasuransi jiwa juga telah banyak dirancang dan dijual melalui sistem syariah (hukum islam).

Manajemen Risiko dan Asuransi serta Implikasinya

syariah. Dengan demikian terdapat lima jenis asuransi yang akan dijelaskan sebagai berikut: a. Asuransi sejumlah uang b. Asuransi Kerugian c. Asuransi Varia d. Asuransi Rekayasa e. Asuransi Syariah 3. Memilih Program Asuransi yang Tepat ...

Mengenal Dan Memahami Perjanjian Dalam Asuransi Jiwa

Perjanjian asuransi khususnya asuransi jiwa adalah perjanjian antara para pihak secara timbal balik, para pihak wajib melakukakn pemenuhan pretasi berdasarkan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dalam hal ini, penanggung menerima pengalihan resiko terhadap objek yang dipertanggungjawabkan, sedangkan tertanggung berkewajiban membayar premi asuransi yang disepakati oleh kedua pihak. Risiko akan beralih jika premi sudah dibayar tetanggung kepada penanggung. Perjanjian asuransi berjalan dengan baik jika para pihak mematuhi prinsip-prinsip dalam asuransi sehingga buku ini menjelaskan tentang konsep hukum perjanjian yang meliputi definisi perjanjian, asas-asas hukum perjanjian, syarat-syarat sahnya perjanjian, dan jenis-jenis perjanjian. Mengenal Dan Memahami Perjanjian Dalam Asuransi Jiwa ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

05/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 69/POJK.05/2016 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi dan Perusahaan Reasuransi Syariah.

HUKUM ASURANSI JIWA

MASALAH-MASALAH AKTUAL DI ERA DISRUPSI 4.0.

Buku ini dibagi menjadi lima bagian yang membedah berbagai problem Hukum Asuransi Jiwa antara lain: Prinsip Iktikad Baik dalam Perjanjian Asuransi Jiwa Studi Perbandingan Indonesia dan Inggris, Kewajiban Menjelaskan dan Mengungkapkan Fakta Material sebagai Iktikad Baik dalam Perjanjian Asuransi Jiwa, Karakteristik Perjanjian Keagenan Asuransi jiwa, Penyelesaian Sengketa Asuransi Jiwa Melalui Jalur Non Litigasi serta Penerapan Iktikad Baik oleh Pengadilan dalam Perjanjian Asuransi Jiwa.

... tidak palsu, dan/atau tidak menyesatkan kepada pemegang polis, tertanggung, atau peserta mengenai risiko, manfaat, kewajiban dan pembebanan biaya terkait dengan produk asuransi atau produk asuransi syariah yang ditawarkan.