Sebanyak 38352 item atau buku ditemukan

Islam itu mudah

Islam adalah agama yang benar. Ajarannya selalu memihak kepada kepentingan manusia. Tidak pernah sedikit pun menyulitkan, apalagi memaksa. Semua apa yang disyariatkan Allah SWT dalam Islam sudah disesuaikan dengan batas kemampuan setiap manusia. Islam selalu memberikan kemudahan, bukan kesukaran. Ia adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Pemahaman yang benar tentang Islam akan mengantarkan manusia berbuat baik dan dengan cara yang baik. Begitu juga, pemahaman yang salah akan melahirkan aksi nyata yang salah. Karena output akan selalu selaras dengan input. Juga, ketika seseorang telah berislam dengan benar, sikap dan etos kerjanya pasti akan semakin baik. Mempunyai semangat yang tinggi, serta fokus terhadap setiap pekerjaan yang dilakukannya. Setiap masalah selalu disikapinya dengan kepala dingin dan penuh kedewasaan. Karena ia yakin, apa yang terjadi selalu telah sesuai dengan kehendak Allah SWT. Melalui buku ini, pembaca diajak untuk merenungi Islam sebagai agama yang ramah dan juga aplikasinya dalam kehidupan nyata. Selamat membaca!

Islam adalah agama yang benar.

Telling Islam to The World

Gerakan menyebarkan Islam ke seluruh dunia (Telling Islam to the World) itu telah resmi diluncurkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2015 lalu. Akan tetapi implementasi dan pergerakan utamanya akan digenjot dari kota New York, Amerika Serikat. Kenapa Jakarta dan New York? Peluncuran inisiatif “Telling Islam to the World” dilakukan di Jakarta, ibukota Indonesia, karena Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tentu disadari atau tidak, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan Islam yang sesungguhnya. Islam yang berwajah alternatif dari wajah-wajah Islam yang sedang dipropagandakan oleh dunia Barat saat ini. Nusantara Foundation sebagai eksekutor gerakan ini berpusat di kota New York Amerika Serikat. Kota yang sering kali dijuluki sebagai jantung dunia atau ibukota dunia. New York adalah rumah bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Wall Street. Dan New York pula adalah kota yang menjadi “target” serangan anti peradaban (terorisme) tahun 2001. Dengan menampilkan Islam yang berkarakter Indonesia dari kota New York dimaksudkan, antara lain: 1) bahwa Islam itu memang benar-benar agama dunia (global). 2) Menghadirkan Islam yang secara langsung menjadi jawaban terhadap tuduhan jika Islam adalah inspirasi serangan 9/11. Oleh karena itu, gerakan telling Islam to the world adalah gerakan yang akan mempertemukan antara Jakarta dan New York (connecting Jakarta to New York) dengan sinar Islam. Bahwa Islam yang sejati adalah yang berkarakter rahmatan lil-alamin. Dan Islam yang seperti itu yang dirindukan oleh dunia kita saat ini. Dan cahaya ini pulalah yang digerakkan dari jantung dunia global kita (New York), Amerika Serikat. Gerakan ini adalah mimpi. Mimpi besar yang tampaknya jauh dalam pandangan kasatmata. Akan tetapi mimpi bagi orang-orang beriman adalah kekuatan dahsyat. Mimpi di saat terjaga itu adalah mimpi besar dalam kenyataan. Rasulullah saw., itu adalah pemimpi besar. Dan mimpi besar Rasulullah itulah yang membawa Islam ke seluruh penjuru dunia, hingga ke bumi persada Nusantara. Dan dengan mimpi ini pula kita beranjak dari tidur panjang, menyingsingkan lengan baju, memulai langkah menuju seluruh pelosok dunia dalam membawa cahaya Islam yang damai.

Oleh karena itu, gerakan telling Islam to the world adalah gerakan yang akan mempertemukan antara Jakarta dan New York (connecting Jakarta to New York) dengan sinar Islam. Bahwa Islam yang sejati adalah yang berkarakter rahmatan lil-alamin.

Menghidupkan Islam

Islam adalah agama yang Rahmatan lil alamin, sehingga tidak seorang pun muslim yang diperbolehlan untuk mengganggu orang lain termasuk juga non-muslim. Terorisme, dan perbuatan-perbuatan merusak lainnya yang telah mengatasnamakan Islam, hal itu hanyalah sebuah upaya dari orang-orang Islam yang sebetulnya tidak mengerti bagaimana Islam itu sebenarnya. Selaku umat Islam yang taat dan bertakwa, hendaknya kita mempererat dan menjalin kerjasama yang baik dengan sesam umat manusia, dapat memberikan rasa damai kepada tetangga dan kerabatnya, dan tidak pernah membeda-bedakan agama dan berbagai macam latar belakang. Keyakinan kepada Tuhan menurut Islam berbeda dengan teori ilmu kebudayaan. Pandangan Islam dapat mengikuti evolusi(pemikiran manusia) sampai kepada Tiga yang Satu, tetapi menolak bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah produk manusia, ujung evolusi kepercayaan kepada Tuhan. Buku yang berjudul “Menghidupkan Islam”, berisi/membahas dua garis besar pembahasan, di antaranya Khalik dan makhluk, agama, Tuhan YME, iman, tauhid, alam ghaib, syariat Islam, Al Quran, sunah, akhlaq, ilmu 107, ibadah, taqwa, surga, dan neraka.

Buku Menghidupkan islam ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Islam Bukan Hanya Teriak Allahu Akbar

Lafal “Allahu Akbar” sejatinya adalah untuk mengagungkan asma Allah, sayangnya kini banyak disalahgunakan. Lafal “Allahu Akbar” sering diikuti dengan aksi-aksi kebrutalan oleh sekelompok militan. Mereka mengaku bahwa sikap mereka adalah jihad untuk menegakkan agama Islam secara benar. Melihat realitas tersebut, banyak orang mengalami ketakutan ketika lafal “Allahu Akbar” disuarakan. Padahal, setiap azan dan iqamah lafal tersebut pasti digaungkan, memulai shalat pun dilantunkan sedemikian khusyuk. Padahal, Islam itu bukan cuma teriakan “Allahu Akbar”. Di dalam Islam, ada pula lafal “Alhamdulillah” untuk bersyukur dan memuji Allah, lafal “Subhanallah” untuk menegaskan kesucian Allah, lafal “Assalamu’alaikum” untuk bertegur sapa dengan sesama, dan lafal-lafal lainnya. Artinya, Islam tidak hanya mengajarkan nilai-nilai perjuangan (jihad), tetapi mengajarkan kasih sayang karena Islam adalah rahmatan lil’alamin. Sementara itu, lafal “Allahu Akbar” yang kemudian diikuti perusakan dan aksi-aksi kebrutalan sungguh tidak berdalil dan hal itu bukanlah jihad. Karena, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mempunyai misi kasih sayang untuk semesta alam. Tulisan-tulisan dalam buku ini memperbincangkan Islam yang tidak sekadar “Allahu Akbar”. Tulisan-tulisan yang disajikan merupakan refl eksi atas realitas saat ini dengan mempertimbangkan berbagai kisah teladan serta epik moral lainnya. Marilah kita mengamalkan ajaran Islam dalam setiap sendi kehidupan kita. Bukankah Islam untuk hidup kita dan kita hidup untuk mengamalkan Islam?

Lafal _Allahu Akbar_ sejatinya adalah untuk mengagungkan asma Allah, sayangnya kini banyak disalahgunakan.

Ruh Islam dalam budaya bangsa

Reflection on Islam in Indonesia related to local and regional culture, art and literature, women and youth, science and technology, globalization and entrepreneurship; papers of Forum Ilmiah Festival Istiqlal II, 1995, discussion forum.

Nah, moderat (sekadarnya) inilah yang merupakan falsafah keutuhan, falsafah
jalan tengah. Jawaban Alois A. Nugroho: Ada beberapa hal atau bidang
kebudayaan yang bisa membuat hati kita bergetar, meskipun sumbernya itu tidak
berasal ...

Expressions of Islam in Recent Southeast Asia's Politics

Oleh sebab itu , moderat adalah sikap ketiga yang baru . Keistimewaannya
terletak pada kemampuannya mengombinasikan unsur - unsur " sengketa ”
menjadi satu keharmonisan yang tidak saling memusuhi . Ia adalah keadilan dan
 ...

Islam Transitif: Filsafat Milenial

Konsep Islam Transitif yang ditawarkan dalam buku ini adalah bentuk dari pemikiran akal gerak—mengkaji dan menemukan nilai-nilai maslahat dalam berbagai dimensi kehidupan sosial seperti hukum, ekonomi, politik, teknologi, dan sosial budaya maupun dimensi keilmuan lainnya. Di samping itu, mendorong gerakan berproduksi yang diawali dengan semangat pengembangan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi melalui penelitian, penemuan, kreativitas, imajinasi, dan inovasi perangkat kehidupan yang melahirkan peradaban yang rahmatan lil ‘alamin. Buku persembahan penerbit Prenada Media Group.

Konsep Islam Transitif yang ditawarkan dalam buku ini adalah bentuk dari pemikiran akal gerak—mengkaji dan menemukan nilai-nilai maslahat dalam berbagai dimensi kehidupan sosial seperti hukum, ekonomi, politik, teknologi, dan sosial ...

Kontestasi Merebut Kebenaran Islam di Indonesia

Buku ini menganalisis secara kritis-apresiatif argumen para pemikir muslim yang tergabung dalam pemikiran Islam eksklusif, inklusif, dan pluralis di Indonesia tentang esensi Islam dan sikap al-Qur'an terhadap penganut Yahudi dan Nasrani. Selain itu, penulis juga menawarkan argumen pemikiran Islam sendiri tentang kedua masalah tersebut dengan menggunakan metode berpikir pluralis dan humanis. Hasilnya, buku kritis ini menawarkan konsep Islam tunggal universal dan plural. Semua agama Samawi yang disebut Yahudi, Nasrani, dan Islam adalah satu esensi, yakni Islam, sebagai sikap kepasrahan total manusia kepada Allah. Buku ini juga menawarkan penyikapan yang humanis kepada pihak-pihak lain yang satu esensi itu, terutama dalam konteks kehidupan beragama di Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika ini. Dengan metode berpikir tersebut, nilai-nilai luhung rahmatan lil 'alamin Islam akan memancar luas ke pelbagai aspek kehidupan umatnya sendiri sekaligus umat agama lain: sebuah bangunan berbangsa dan bernegara yang menjadi dambaan semua orang.

Buku ini menganalisis secara kritis-apresiatif argumen para pemikir muslim yang tergabung dalam pemikiran Islam eksklusif, inklusif, dan pluralis di Indonesia tentang esensi Islam dan sikap al-Qur'an terhadap penganut Yahudi dan Nasrani.

ISLAM MODERAT

Islam dengan misi rahmatan lil’alamin yang diembannya sering kali dikontraskan antara idealisme ajarannya dengan realitas umatnya. Tak hanya itu, Islam juga sering didikotomisasi antara dimensi sakral dengan dimensi profan ajarannya; antara teosentris dengan antoposentris kandungannya; bahkan antara aspek religiositasnya yang paling asasi dengan perkembangan peradaban bangsa yang paling terkini. Buku ini mencoba merekonstruksi pemaknaan Islam sebagai agama samawi terakhir yang sempat terlahir di muka bumi ini. Kita menyadari, di tengah derasnya arus globalisasi dan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini posisi Islam sering diperdebatkan. Apakah Islam harus takluk mengikuti irama perubahan yang niscaya atau sebaliknya, setiap perubahan mesti memiliki acuan formal berupa nilai-nilai mashlahah dalam ajaran suci? Kemunculan wahyu sebagai sumber inspirasi ajaran mempunyai nilai kebenaran mutlak dan absolut. Tetapi pemahaman terhadap teks wahyu itu sendiri bersifat nisbi dan relatif. Melalui kerangka pemahaman wahyu yang kreatif dan dinamis (istinbath) diharapkan Islam dapat memantulkan nilai-nilai eternal dan universal. Dalam tataran praksisnya, Islam sering memadukan dua titik ekstrimitas yang saling berlawanan: antara esoteris dan eksoteris; antara konstan dan elastis; antara pokok dan cabang; antara otoritas wahyu dan kapasitas akal-budi; dan seterusnya. Dengan pemaknaan seperti ini Islam diharapkan tampil dengan performanya yang inklusif, moderat dan kosmopolit menghadapi tuntutan perubahan tanpa harus bergeser dari titik orbitnya.

Dengan pemaknaan seperti ini Islam diharapkan tampil dengan performanya yang inklusif, moderat dan kosmopolit menghadapi tuntutan perubahan tanpa harus bergeser dari titik orbitnya.

Keutamaan Etika Islam: Menjadi Manusia Berkarakter & Berkualitas

Islam memiliki ajaran yang bernilai tinggi. Tidak hanya dari sisi pahala atau balasan di akhirat, tapi juga dari sisi efek positif yang ditimbulkannya dalam kehidupan sosial. Efek yang terasa bagi pelakunya, juga bagi masyarakat luas dan lingkungan. Demikianlah adanya, karena Islam tidak sekadar doktrin kaku yang diamalkan lalu selesai tanpa makna. Islam adalah ajaran yang hidup membawa misi abadi: rahmatan lil alamin, menjadi rahmat bagi alam semesta. Inilah buku tentang keutamaan-keutamaan etika Islam yang mendorong manusia untuk menjadi pribadi berkarakter dan berkualitas pada ujungnya. Disampaikan dengan bahasa sederhana, lugas dan penuh dengan eksplorasi dan perenungan tentang kehidupan, serta ditopang oleh sumber-sumber klasik dan autentik Islam: Al-Qur’an dan hadis Nabi, serta pandangan-pandangan dari para ulama besar, saleh, dan bijak bestari yang inspiratif dan motivatif.

Inilah buku tentang keutamaan-keutamaan etika Islam yang mendorong manusia untuk menjadi pribadi berkarakter dan berkualitas pada ujungnya.