Sebanyak 18173 item atau buku ditemukan

Dasar-dasar Jurnalistik Televisi

Panduan Praktis Memahami Teknik-Teknik Reportase dan Menulis Naskah Berita untuk Media Televisi

Buku Dasar-dasar Jurnalistik Televisi menghidangkan panduan paling praktis kegiatan reportase dan penulis naskah berita untuk media televisi. Buku ini bukan saja ditujukan bagi calon-calon jurnalis televisi di Fakultas Imu Komunikasi dan jurusan-jurusannya, tapi para praktisi yang mencoba mengembangkan SDM di lingkungan organisasinya.

Buku Dasar-dasar Jurnalistik Televisi menghidangkan panduan paling praktis kegiatan reportase dan penulis naskah berita untuk media televisi.

Fotobiografi Kartono Ryadi

pendobrak fotografi jurnalistik Indonesia modern

Biography of Kartono Ryadi, an Indonesian photojournalist.

Biography of Kartono Ryadi, an Indonesian photojournalist.

Trilogi Novel Jurnalistik: Lelaki Senja Terakhir (Bagian ke-2)

(The Last Oldman)

Lelaki Senja Terakhir (The Last Old Man) adalah novel yang didedikasikan untuk pekerja medis yang menjadi korban akibat wabah virus yang melanda dunia. Pandemi yang menelan korban lebih dari 500 ribu jiwa menimbulkan penderitaan yang berimplikasi pada seluruh kehidupan manusia. Pekerja medis baik dokter, tenaga kesehatan, perawat dan sebagainya adalah garda terdepan dalam menghadapi ancaman ini. Berlatar belakang aktivitas jurnalis televisi yang mencari tahu apa dan bagaimana di balik wabah virus ini. Seorang profesor berusia senja menutup mata bersama puluhan dokter dan perawat karena derasnya serangan wabah. Perjuangan mereka tertutup dengan jiwa-jiwa yang kembali ke haribaanNya. Kepada Tuhan kita berserah diri, kepadaNya pula kita memohon pertolongan.

Lelaki Senja Terakhir (The Last Old Man) adalah novel yang didedikasikan untuk pekerja medis yang menjadi korban akibat wabah virus yang melanda dunia.

Trilogi Novel Jurnalistik: Lelaki Senja Terakhir (The Last Oldman) 3

Bagian ke-3

Lelaki Senja Terakhir (The Last Old Man) adalah novel yang didedikasikan untuk pekerja medis yang menjadi korban akibat wabah virus yang melanda dunia. Pandemi yang menelan korban lebih dari 500 ribu jiwa menimbulkan penderitaan yang berimplikasi pada seluruh kehidupan manusia. Pekerja medis baik dokter, tenaga kesehatan, perawat dan sebagainya adalah garda terdepan dalam menghadapi ancaman ini. Berlatar belakang aktivitas jurnalis televisi yang mencari tahu apa dan bagaimana di balik wabah virus ini. Seorang profesor berusia senja menutup mata bersama puluhan dokter dan perawat karena derasnya serangan wabah. Perjuangan mereka tertutup dengan jiwa-jiwa yang kembali ke haribaanNya. Kepada Tuhan kita berserah diri, kepadaNya pula kita memohon pertolongan.

Lelaki Senja Terakhir (The Last Old Man) adalah novel yang didedikasikan untuk pekerja medis yang menjadi korban akibat wabah virus yang melanda dunia.

Perempuan Radikal dari Santa Fe

Antologi Catatan Perjalanan Jurnalistik ke Amerika Serikat dan Inggris

Buku ini adalah serangkaian catatan reflektif penulis selama melakukan perjalanan jurnalistik ke Amerika Serikat dan Inggris. Beragam topik diangkat, mulai dari kehidupan sehari-hari, perjumpaan dengan orang-orang unik, hingga perjalanan jurbalistik yang diperoleh di dalam kelas. "Pengalaman Eben sebagai wartawan memberinya keterampilan menulis untuk melengkapi dengan informasi latar belakang atas hampir setiap unsur baru di dalam ceritanya. Dia seolah memberikan explanatory paragraph dalam beritanya sehingga pembaca seperti terbawa ke dalam tempat atau suasana yang diceritakannya, atau mendapat penjelasan langsung dari sumber berita." Abdullah Alamudi, Pengajar Utama Lembaga Pers Dr. Soetomo, Anggota Dewan Pers 2007-2010. "Kisah perjalanan jurnalistik Eben ini, yang berlangsung lebih dari 20 tahun lalu, mengingatkan saya ketika membaca novel Cerita Dari Jakarta yang oleh penulisnya pengarang besar Pramoedya Ananta Toer diberi judul tambahan “Sekumpulan Karikatur Keadaan dan Manusianya” di masa awal kemerdekaan. Membaca kisah sederhana sehari-hari yang bisa memberikan kita pencerahan tentang situasi waktu itu." Gde Anugrah Arka, Alumni Thomson Foundation (1994), Mantan Wartawan Senior Bidang Ekonomi dan Finansial Sebuah Media Internasional, Kini Entrepreneur di Bidang Pariwisata. "Melalui buku ini, Eben kembali mengingatkan saya pada perjumpaan dengan salju, dengan mentor-mentor jurnalis Inggris, dan terutama, buat saya, ruang belajar yang lebih menyerupai laboratorium media......Kami, yang hidup di era Orde Baru dengan segala kisahnya, berkesempatan mendengar, melihat, dan merasakan jurnalistik yang 180 derajat berbeda: bebas." Her Suharyanto, Alumni Thomson Foundation (1995), Pekerja Teks Komersial. "Indonesia itu multikultur. Meski saya, Eben dan Gde berbeda kepercayaan, toh chemistry bisa nyambung. Keakraban saya, Eben dan Gde menjadi semacam duta diplomasi kepada orang Jordania, dan kepada pengurus Thomson Foundation di Cardiff. Multikulturalisme di antara kami bertiga juga mendapat pujian dari pemilik rumah tempat kami tinggal, Glynn dan Gwenda. Budhiana Kartawijaya, Alumni Thomson Foundation (1994), Mantan Pemimpin Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Bandung. "Buku ini membuat kita lebih mengenal Eben: pria sederhana tanpa pretensi, penuh rasa ingin tahu, polos, tulus dan selalu siap mendengar. Berkat rasa ingin tahunya, yang besar, misalnya, kita lalu tahu bahwa ternyata salju memiliki makna berbeda bagi setiap orang (bangsa)....Pertemuannya dengan seorang pria muda di Jackson City, Mississippi, menghasilkan cerita tentang segregasi, perjuangan melawan diskriminasi ras, dan nasib anak-anak kulit hitam di AS." Lela E. Madjiah, Alumni Thomson Foundation (1994), Mantan Wartawan The Jakarta Post, Kini Penulis dan Editor Independen. "Beberapa tulisan di buku ini membuat saya senyum-senyum membacanya karena ditulis dengan jujur, apa adanya. Tentang visa single entry misalnya, yang membuat Eben terpaksa harus diam di London sementara rekan-rekannya termasuk saya, bisa keluar UK sebelum kembali lagi ke Tanah Air. Atau komentar orang tentang gayanya berpakaian sehingga dikira pendeta. Saya tak menyangka, Eben yang terkesan kalem dan santai, diam-diam mengamati segala hal dengan sangat cermat." Retno Bintarti, Alumni Thomson Foundation (1994), Mantan Wartawan Kompas.

"Indonesia itu multikultur. Meski saya, Eben dan Gde berbeda kepercayaan, toh chemistry bisa nyambung. Keakraban saya, Eben dan Gde menjadi semacam duta diplomasi kepada orang Jordania, dan kepada pengurus Thomson Foundation di Cardiff.

Jurnalistik Sinematografi

Buku ini membahas tentang karya audiovisual hybrid yang mengandung unsur informasi dan hiburan terutama dalam proses desain konten dan kemasan produksi yang berorientasi pada nilai edukasi, informasi, berita, estetika, seni, etik, dan hiburan. Buku ini sangat cocok dan penting bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) penyiaran multi media, mahasiswa bidang studi penyiaran multi media, televisi, perfilman, dan mahasiswa atau masyarakat umum yang memiliki minat pada karya audiovisual jurnalistik dan sinematografi sebagai sumber inspirasi dalam bidang karya, feature show, documentary film, magazine show, independent film, short movie, indie film atau content untuk media sosial berupa, Do It Yourself (DIY), Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR), dan juga format compilation, review dan lainnya. Buku ini ditulis dari berbagai sumber, terutama dari buku-buku yang ditulis oleh putra-putri terbaik Indonesia di bidang ilmu jurnalistik, televisi, dan film. Juga bersumber dari praktisi profesional yang penulis temui secara tatap muka maupun melalui media online, dan dari pengalaman penulis sendiri yang pernah bergelut dengan karya audio visual serta pengalaman mengajar di beberapa perguruan tinggi di bidang studi ilmu jurnalistik, produksi program televisi dan film Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup #Kencana

Buku ini sangat cocok dan penting bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) penyiaran multi media, mahasiswa bidang studi penyiaran multi media, televisi, perfilman, dan mahasiswa atau masyarakat umum yang memiliki minat pada karya ...

Satu Kota Tiga Tuhan

Deskripsi Jurnalistik di Yerusalem

Yerusalem, dengan sejarahnya yang penuh konflik, adalah tempat suci dari tiga agama monoteisme yang berakar pada tradisi Ibrahim: Yahudi, Kristen, dan Islam. Orang Yahudi menyebut Yerusalem dengan Yerusblayim, artinya kota perdamaian; sementara orang Arab menyebutnya Al-Quds, artinya Kudus (suci). Lazimnya, suasana kekudusan selalu identik dengan suasana kedamaian, namun Yerusalem mengajarkan lain. Kekhusyukan, ketaatan, dan kesalehan masing-masing penganut agama di kota yang berumur lebih 2000 tahun tampaknya tidak menetes ke dalam interaksi keseharian mereka. Yang tampak justru adalah kebekuan yang memendam bibit-bibit permusuhan. Hubungan antara orang Arab Palestina dengan orang Yahudi sebenarnya tidak sesederhana seperti yang terlihat dalam konflik fisik saja, namun karena berada di bawah yurisdiksi yang sama, akhirnya mereka terpaksa berhubungan karena kepentingan ekonom, misalnya. Karena kepentingan ekonomi inilah maka hubungan-hubungan sosial dalam bentuk lain berkembang. Sebagai contoh: berbagai perusahaan orang Yahudi mempekerjakan orang Arab Palestina dan sejumlah barang produk Arab Palestina dipasarkan oleh orang Yahudi. Jadi, sebenarnya banyak di antara orang Arab Palestina dan orang Yahudi dalam interaksi keseharian mereka saling memandang satu sama lain dengan sudut pandang yang berbeda dari sekadar konflik belaka, sebagaimana opini yang selalu diekspose media massa. Tulisan-tulisan dalam buku ini-meski ditulis oleh seorang jurnalis-menawarkan sudut pandang yang berbeda. Alih-alih melaporkan perang, buku ini justru melukiskan sisi-sisi kehidupan sehari-hari antara dua bangsa yang "terpaksa" hidup bersama meski memiliki perbedaan yang nyaris tak terjembatani.

Yerusalem, dengan sejarahnya yang penuh konflik, adalah tempat suci dari tiga agama monoteisme yang berakar pada tradisi Ibrahim: Yahudi, Kristen, dan Islam.

Mutiara Hikmah (Antologi Quotes Taklim Jurnalistik dan Komunitas Muslimah Berpena)

Mutiara Hikmah (Antologi Quotes Taklim Jurnalistik dan Komunitas Muslimah Berpena) PENULIS: Taklim Jurnalistik & Komunitas Muslimah Berpena Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-281-569-8 Terbit : Juli 2020 www.guepedia.com Sinopsis: “Di saat hati terasa gundah, resah, cemas, dan apapun itu yang menyesakkan hati. Datanglah kepada Allah di sepertiga malamnya. Rayulah, ceritakan semua keluh kesah kepada-NYA. Kerena setelahnya kamu akan sadar, janji itu nyata.” -Shinta Seftyana- Cuplikan sebuah quotes dari buku ini. Pahit, manis kehidupan adalah hal biasa. Semua rasa gundah, resah, sedih, kecewa pasti pernah dirasa setiap manusia. Hidup itu bukan sekedar tentang kebahagiaan. Allah tidak berjanji untuk tidak menguji hamba-Nya, namun Allah berjanji akan membersamai orang-orang yang bersabar. "Kita hidup ibarat berlayar. Dihadang gelombang dan batu karang, dihempas ombak dan badai. Lalu pulang, dan kembali untuk meraih tepi pantai." -Kurnia Affandi- Pada akhirnya kehidupan pun akan berakhir, sudahkah bekal kita cukup untuk pulang? Sebuah pertanyaan yang harus direnungkan. Mungkin bukan karena puasa kita, sholat kita, dan sodaqoh kita yang mengantarkan kita ke surga. Tapi dengan kesucian hati, kerendahan jiwa, kesabaran ketika mendapat ujian, keikhlasan saat mendapat cobaan, sehingga membuka pintu rahmat dan maghfiroh Allah Swt untuk kita bisa ke surga-Nya. Sebuah karya ini berisi kumpulan quotes, semoga bisa memberikan segelintir mutiara hikmah bagi sang pembaca. Dengan mengambil hikmah dari kehidupan, berharap bisa memotivasi banyak orang, menyejukkan hati dan pikiran, serta bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. “Kehidupan itu adalah hikmah, maka ambillah hikmah itu agar kamu merasa tenang.” *"Jalani, Hadapi, Setiap masalah yang terjadi, Dan yakinlah bahwa kamu mampu melewatinya"* *Akh Hendra* www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Mutiara Hikmah (Antologi Quotes Taklim Jurnalistik dan Komunitas Muslimah Berpena) PENULIS: Taklim Jurnalistik & Komunitas Muslimah Berpena Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-281-569-8 Terbit : Juli 2020 www.guepedia.com Sinopsis: “Di ...