Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

Pancasila dan Kewarganegaraan

Melalui buku "Pancasila dan Kewarganegaraan," pembaca diantar pada perjalanan memahami nilai-nilai dasar Indonesia yang tercermin dalam Pancasila. Melalui penelusuran mendalam, pembaca diajak menjelajahi esensi dari lima sila yang menjadi landasan negara. Dari nilai Ketuhanan yang Maha Esa hingga prinsip Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, buku ini menguraikan dengan jelas bagaimana Pancasila tidak hanya mengatur sistem pemerintahan tetapi juga menyentuh kehidupan kewarganegaraan setiap individu. Pancasila bukan semata sekadar seperangkat prinsip untuk ditinjau dari aspek filsafat semata. Buku ini turut menyoroti implementasi nilai-nilai Pancasila dalam praksis kewarganegaraan sehari-hari. Dari kehidupan sosial hingga keberagaman agama dan budaya, pembaca dibimbing untuk melihat bagaimana Pancasila dapat menjadi katalisator pembangunan masyarakat yang berkeadilan dan berdasarkan persatuan. Melalui buku ini, esensi dari kewarganegaraan yang kokoh dan memiliki kedalaman moral dieksplorasi. Pembaca diajak untuk mempertajam pemahaman mereka tentang tanggung jawab individu dan kolektif sebagai bagian dari bangsa yang ber-Pancasila. Menjelang babak akhir, pembaca diberikan wawasan yang mencerahkan untuk bersama-sama berkontribusi dalam memperkuat fondasi kaum warga negara yang sejahtera dan berbudi pekerti luhur di bumi Indonesia.

... Citizenship in flux : The figure of the activist citizen . Subjectivity , 29 ( 1 ) , 367-388 . Ignatieff , M. ( 2001 ) . Human rights as politics not idolatry . Humanities Department , Harvard University , Center for Human Rights ...

Sejarah & eksistensi tasawuf di Kalimantan Barat

Penulisan buku ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kedua peneliti, dengan judul, “Melacak Akar Sejarah dan Eksistensi Tasawuf di Kalimantan Barat”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang bagaimana sejarah tasawuf di Kalimantan Barat; eksistensinya dan pengaruhnya pada kehidupan beragama masyarakat sejak awal penyebaran Islam hingga saat ini. Buku yang merupakan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka dan kajian selanjutnya mengenai pola dakwah sufistik yang dikembangkan oleh para ulama di Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sejarah. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan penelusuran kepustakaan terlebih dahulu untuk menemukan bahan awal mengenai keberadaan tasawuf di Kalimantan Barat. Kemudian, peneliti melakukan pengamatan di berbagai markas pembelajaran tasawuf yang ada sekaligus melakukan wawancara kepada pimpinan/pengurus/jama’ah yang dapat ditemui di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode snowballing, dari satu tempat ke tempat yang lain. Data kepustakaan dipadukan dengan data lapangan, untuk kemudian dianalisis secara kritis mengenai keabsahan data yang terkumpul. Selanjutnya dilakukan penulisan kronologis sejarah tasawuf berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya secara bersamaan dengan penampilan (display data). Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan, peneliti menemukan beberapa point penting mengenai sejarah dan eksistensi tasawuf di Kalimantan Barat sebagai berikut: 1) Eksistensi tasawuf diketahui sejak datangnya Syeikh Hussein al-Qadri di Negeri Matan, Ketapang; 2) Perkembangan Tasawuf dimulai sejak murid-murid Syeikh Ahmad Khatib Sambas pulang dari haji dan mengajarkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Ajaran Syeikh Ahmad Khatib Sambas melalui murid-muridnya ini tidak berlangsung lama, karena ketika mereka wafat, ajaran itu tidak banyak bisa dikembangkan lagi. Kemunculan tokoh-tokoh Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah dari luar Kalimantan Barat, cukup berhasil menumbuhkan kembali semangat bertasawuf, akan tetapi itu pun tidak berlangsung lama. Belakangan, muncul Syeikh Jayadi M. Zaini di Sambas, yang berusaha membangkitkan kembali kejayaan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah; 3) Banyak tarekat-tarekat lain yang juga eksis dan berkembang di Kalimantan Barat, seperti: Tarekat Naqsyabandiyah Muzhariyah, Tarekat Haq Naqsyabandiyah, Tarekat Al-Mu’min, Tarekat Shiddiqiyah dan Tarekat Sammaniyah; 4) Keberadaan tarekat-tarekat di Kalimantan Barat memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kehidupan beragama masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh 3 (tiga) indikator, yaitu: Pertama, diterimanya Islam dengan baik di masyarakat yang sebelumnya sudah beragama; Kedua, sikap toleransi beragama yang tinggi di Kalimantan Barat; Ketiga, Islamisasi budaya leluhur yang masih berkembang dengan tanpa mengurangi nilai-nilai budaya yang ada.

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan, peneliti menemukan beberapa point penting mengenai sejarah dan eksistensi tasawuf di Kalimantan Barat sebagai berikut: 1) Eksistensi tasawuf ...