Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

CAPITA SELECTA ZAKAT

Esei-Esei Zakat Aksi Kolektif Melawan Kemiskinan

Buku ini merupakan kumpulan tulisan penulis dalam tema besar filantropi Islam dengan fokus bahasan seputar zakat dan penanggulangan kemiskinan. Sebagian artikel pernah dimuat di media cetak harian umum Republika, Pelita, Media Indonesia dan majalah BAZNAS. Sebagai sumber utama keuangan sosial islam (Islamic Social Finance) zakat menjadi instrumen korektif terhadap kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi. Peran zakat dalam mengontrol harta dan mengalirkannya di tengah masyarakat sebagai solusi kemiskinan perlu dipahami secara luas di kalangan umat Islam. Selain membersihkan harta dan jiwa, zakat menumbuhkan konsumsi, daya-beli dan investasi. Di samping mensucikan dan menumbuhkan harta, zakat menjaga dan melindungi martabat kemanusiaan. Pemberi zakat tidak boleh merasa lebih mulia daripada penerima zakat. Muzaki menunaikan zakat sebagai kewajiban karena Allah dan mustahik menerima zakat sebagai hak yang telah ditentukan untuk melindungi dan memperbaiki kehidupannya. Semenjak dekade belakangan gerakan zakat telah membaur dan ambil bagian (take part ) dalam berbagai aksi solidaritas kemanusiaan di negara kita. Pengelolaan keuangan sosial Islam terutama zakat dan wakaf, termasuk cash waqf, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah. Seperti diketahui sistem ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya mendorong pertumbuhan sektor riil, tetapi juga sektor sosial dalam hal ini zakat, infak, sedekah dan wakaf sebagai mekanisme redistribusi aset dan pemerataan keuangan inklusif.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan penulis dalam tema besar filantropi Islam dengan fokus bahasan seputar zakat dan penanggulangan kemiskinan.

KEGAGALAN KUDETA G 30 S PKI

Berdamai dengan Sejarah

Jenderal A.H. Nasution atau akrab disapa Pak Nas beberapa kali memberi kenang-kenangan kepada saya buku-buku karya beliau yang bernilai sejarah. Pak Nas adalah korban fitnah, penculikan dan pembunuhan dalam tragedi nasional G30S/PKI tahun 1965 yang lolos dan selamat atas pertolongan dan perlindungan Allah SWT. Dalam rangka mengungkapkan kebenaran sejarah, saya kira apa yang ditulis oleh Pak Nas dan kawan-kawannya mengenai prolog, peristiwa dan epilog Gerakan 30 September 1965 sangat penting diketahui dan dipahami oleh generasi bangsa yang tidak mengalami peristiwa itu. Sebagai generasi penerus saya merasa terpanggil untuk menggali “bahan-bahan langka” yang saya miliki dan secara ilmiah dapat diterima. Faktor kedua yang mendorong saya menyusun buku ini, ialah saya pernah diberi kenang-kenangan berupa bundelan makalah ceramah mengenal ancaman bahaya Marxisme-Leninisme dan Komunisme oleh tokoh pejuang nasional dan sesepuh bangsa almarhum Bapak Dr. H. Roeslan Abdulgani. Dalam surat beliau kepada saya tanggal 3 Oktober 1997 Bapak Roeslan Abdulgani berpesan, “Semua itu memerlukan pembacaan yang teliti, penuh renungan, dan proyeksi masa depan. Semoga ada guna dan faedahnya”. Sejak tahun 1966 paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme telah dinyatakan dilarang di seluruh wilayah negara Republik Indonesia berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Sementara) No: XXV/MPRS/1966 tanggal 5 Juli 1966. Dalam kaitan itu perilaku Komunis atau mirip Komunis yang bertentangan dengan Pancasila harus benar-benar ditinggalkan, dan ketahanan nasional kita harus mampu mencegah bangkitnya kembali segala ideologi yang menghalalkan fitnah, adu-domba, anarkisme dan mengacau-balaukan pemerintahan. Ketahanan ideologi bagi bangsa Indonesia mustahil dicapai tanpa keadilan dan kemakmuran, persatuan serta tanpa ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jenderal A.H. Nasution atau akrab disapa Pak Nas beberapa kali memberi kenang-kenangan kepada saya buku-buku karya beliau yang bernilai sejarah.