Sebanyak 3 item atau buku ditemukan

Terapi Penyembuhan Diri

dari Khazanah al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw

“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka terdapat nikmat yang besar dari sisi Allah.” (QS. Al-Ahzab 47) “Siapa yang bersedih, Akulah yang melepaskan kesedihannya. Siapa yang bertobat, Akulah yang menerima tobatnya. Siapa yang takut, Akulah yang menghilangkan ketakutannya. Dan siapa yang kelaparan, Akulah yang memberinya rasa kenyang. Apabila hambaKu berlaku taat kepadaKu dan membuat Aku ridha, maka Aku mudahkan urusannya, Aku teguhkan dirinya, dan Aku lapangkan dadanya.” (Hadis Qudsi) Mengapa aku begitu mudah sobek hatinya, perasaannya, dan pikirannya hingga koyak-moyak pulalah ketenangan hidupnya di hadapan pelbagai dinamika hidup sehari-hari? Padahal, begitu ruah lagi limpah di dalam al-Qur’an, juga sunnah Nabi Muhammad Saw, keterangan-keterangan jelas perihal diteguhkanNya hati seorang mukmin dan muslim—“la khaufun ‘alaihim wala hum yahzanun, tiada rasa takut dan sedih dalam hidupnya”? Ada apa denganku (hatinya, pikirannya, perilakunya), bagaimana seyogianya aku menyembuhkan diriku agar aku bisa kembali kepada fitrah jiwa yang teguh sang mukmin dan muslim? Buku ini menyajikan kajian ilmu dengan luas dan mendalam terhadap khazanah al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Saw perihal problem umum mental (batin, rohani) manusia mutakhir yang gampang dikoyak kecewa, duka, dan murka. Kegelisahan-kegelisahan pun meruahkan bandang ketakbahagiaan, ditambah dera panjang angan-angan yang berlesatan tak keruan, pelan demi pelan semakin mengempaskan hidup ke liang nirmakna. Hidup terasa begitu kosong dan murung, bahkan acap merajalela di antara deret material dan intelektual yang gemilang. Jika Anda bertakdir berjumpa buku tebal ini, mohon bersabar dan bertekun membacanya secara berurutan, tidak lompat-lompat, insya Allah akan terdulang utuh khazanah ilmu yang mantap secara naqli (sumber spiritual) dan ‘aqli (analisis rasional dan kontekstualisasinya), yang menggali dengan detail ajaran-ajaran spiritual dan amaliah al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw bagi usaha meraih hidup yang seyogianya menenangkan dan menyenangkan. BismiLlah, bisa.

“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka terdapat nikmat yang besar dari sisi Allah.” (QS.

Belajar Mudah Kaidah Ushul Fiqh ala Bucin

Sumber-sumber utama syariat Islam (al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw) sangat luas dan lebar wilayahnya, baik dari segi sebab sejarah turunnya, kekayaan gaya bahasanya, logikanya, sastrawinya, hingga pesan moral yang dikandungnya. Karenanya, tidak bisa dibenarkan mencutat-cutat ayat dan hadis sesuka-sukanya lalu memutuskan suatu hukum Islam (fiqh) tanpa fondasi ilmu-ilmu yang lengkap, utuh, dan otoritatif. Di antara ilmu pokok tersebut adalah Ushul Fiqh. Di antara praktik operasinya ialah menggunakan kaidah-kaidah Ushul Fiqh yang sangat banyak jumlahnya, warisan para ulama salaf agung pendahulu kita. Buku ini menyajikan lintasan pengenalan ilmu Ushul Fiqh dengan sederhana, kemudian mengulas kaidah-kaidah Ushul Fiqh dengan gamblang dan praktis untuk memudahkan siapa pun yang ingin memahaminya ataupun mempelajarinya lebih jauh. Dan, untuk tujuan kemudahan belaka, di setiap kaidah yang diulas, disertakan cerita-cerita humor. Dengan pola demikian, diharapkan kaidah-kaidah Ushul Fiqh takkan lagi “seram” untuk dikenali, dipahami, dan dipelajari. Satu hal lagi yang sangat penting, yakni memahami kaidah-kaidah Ushul Fiqh, walau dengan sederhana, akan sangat berguna untuk membuka mindset kita dalam berfiqh dan berislam. Bahwa khazanah hukum Islam (fiqh) sungguhlah amat luas, kaya warna, dan penuh dinamika, sangat dipengaruhi konteks lokal masing-masing, sehingga khittahnya tidaklah pantas untuk dikatakan “hukum ini benar, itu salah; hukum ini sesuai syariat, itu sesat”, dengan tujuan semata kepada kemaslahatan hidup. Sinopsis: Buku ini menyajikan lintasan pengenalan ilmu Ushul Fiqh dengan sederhana. Setelah itu, diulas tentang kaidah-kaidah Ushul Fiqh secara gamblang dan praktis. Tujuannya, untuk memudahkan siapa pun yang ingin memahaminya ataupun mempelajarinya lebih jauh. Bagusnya, di setiap kaidah yang diulas, disertakan cerita-cerita humor untuk tujuan kemudahan belaka. Dengan pola demikian, diharapkan kaidah-kaidah Ushul Fiqh takkan lagi “seram” untuk dikenali, dipahami, dan dipelajari. Buku ini sangat penting dimiliki dalam rangka membuka mindset kita dalam berfiqh dan berislam. Artinya, dengan memahami kaidah-kaidah Ushul Fiqh, walau dengan sederhana, kita menjadi tahu bahwa ternyata khazanah hukum Islam (fiqh) sungguhlah amat luas, kaya warna, dan penuh dinamika, , sangat dipengaruhi konteks lokal masing-masing, sehingga khittahnya tidaklah pantas untuk dikatakan “hukum ini benar, itu salah; hukum ini sesuai syariat, itu sesat”, dengan tujuan semata kepada kemaslahatan hidup.

Sumber-sumber utama syariat Islam (al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw) sangat luas dan lebar wilayahnya, baik dari segi sebab sejarah turunnya, kekayaan gaya bahasanya, logikanya, sastrawinya, hingga pesan moral yang dikandungnya.

Islamku Islammu Islam Kita

“Tidak ada agama yang namanya menunjukkan visinya, kecuai Islam. Dan tidak ada nama Allah yang paling banyak disebut, kecuali al-Rahman dan al-Rahim, yang berarti kasih sayang. Buku cendekiawan muda Islam ini mengurai kedua makna tersebut dengan cara yang bersahaja, tetapi substansial.” K.H. Husein Muhammad “Dan Aku tidak mengutusmu (Wahai, Muhammad) selain sebagai rahmat bagi alam semesta.” (QS. Al-Anbiya’, 107). Buku ini secara khusus saya susun dengan tuturan sederhana untuk memperlihatkan bahwa Islam kita adalah sebenar-benarnya agama yang rahmatan lil ‘alamin. Musykil betul buat siapa pun untuk menciptakan dunia ini, semua umat Islam, berada di bawah satu panji paham, aliran, dan mazhab. Hasrat begitu bukan hanya menentang sunnatullah yang telah menggariskan dunia ini majemuk, tapi sekaligus rawan menjungkalkan kita pada kepongahan hawa nafsu merasa diri paling benar, paling suci, dan paling sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah Saw, hingga terjerembab mengesahkan sikap-sikap negatif kepada orang lain, melukai teladan akhlak karimah Sang Nabi Saw. Sungguh tiada sikap terbaik buat semua kita di tengah khittah kemajemukan Islam ini selain semata mengedepankan akhlak karimah, seperti hormat-menghormati atas pilihan paham dan mazhab setiap kita dan welas-asih sebagai sesama manusia yang sejatinya sedang sama-sama berjuang dan mengharap ridha Allah Swt dan syafaat Rasululah Saw. Ihwal paham dan mazhab siapa yang mutlak benar, biarkanlah ia selalu menjadi Hak Prerogatif Allah Swt. Mari gempalkan Islam yang telah dikaruniakanNya dengan hati cemerlang dan wajah bercahaya: bahwa Islamku dan Islammu, dalam keragaman perbedaannya, adalah Islam kita –Islamnya Allah, Islamnya Rasulullah Saw.

Mari gempalkan Islam yang telah dikaruniakanNya dengan hati cemerlang dan wajah bercahaya: bahwa Islamku dan Islammu, dalam keragaman perbedaannya, adalah Islam kita –Islamnya Allah, Islamnya Rasulullah Saw.