Sebanyak 1138 item atau buku ditemukan

Guru SD di Era Digital: Pendekatan, Media, Inovasi

Kita bisa membayangkan, sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan jika masih ada guru yang buta digital di era milenial ini dan awam dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka kondisi pendidikan pasti tertinggal jauh. Padahal guru yang mampu menjawab tantangan zaman ke depan adalah mereka yang melek TIK, literasi digital, juga menguasai teknologi secara teoretis dan praktis. Dalam pendidikan, adanya teknologi tidak sekadar menjadi kebutuhan tambahan melainkan sudah menjadi basic need (kebutuhan dasar), baik itu untuk kebutuhan penelitian, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sampai dengan kebutuhan untuk pelancar dan piranti kesuksesan pelaksanaan pembelajaran. Di sinilah poin urgen yang harus diperhatian guru-guru SD di mana saja berada. Berbagai macam pendekatan, media, metode guru mengajar harus bisa menyesuaikan zaman karena hampir semua anak-anak sudah akrab dengan gadget, game, internet dan juga berbagai aplikasi yang semuanya berbasis digital. Perkembangan teknologi yang hanya dalam hitungan detik ini jika tidak diimbangi dengan akselerasi digital, maka guru ke depan akan terseok-seok dalam mengejar ketertinggalan. Hadirnya TIK harus menjadikan guru semakin melek literasi digital. Di sini tidak sekadar melek sebagai konsumen, melainkan harus berperan aktif dan produktif dalam melakukan inovasi dan pengembangan sebagai penguatan kompetensi guru. Selama ini, guru hanya dituntut memenuhi empat unsur kompetensi (pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional) dan delapan keterampilan mengajar. Namun, guru di era digital diharapkan memiliki “kompetensi digital” yang menjadi alternatif untuk percepatan kemajuan pendidikan melalui aktivitas pembalajaran di dalam kelas. Jika saat ini kita lihat karakteristik belajar peserta didik di SD, memang sudah berbeda jauh. Artinya, guru harus menangkap sinyal ini sebagai pembuka cakrawala untuk melakukan inovasi dan penguatan kompetensi digital agar tercipta sebuah pendekatan, model dan inovasi pembelajaran di dalam kelas yang berbasis TIK, digitalisasi dan mengajak anak untuk melek media. Mudahnya mendapatkan piranti teknologi saat ini harus semakin mempermudah para guru untuk membuka cakrawala pengetahuan untuk bisa menyesuaikan pembelajaran dari konvensional menuju digital. Pembelajaran di SD saat ini memang membutuhkan sosok “guru digital” sebagai figur guru yang mampu memprediksi masa depan peserta didik. Figur ini tidak sekadar figur yang heroik, melainkan guru yang benar-benar paham dunia TIK, literasi digital yang mengajak anak berkonversi di dunia digital dalam pembelajaran. Meski dalam pembelajaran berbasis TIK juga memiliki kelemahan dan kelebihan, akan tetapi hal itu justru membuat semakin rajin mencari, mengolah, dan mengalisis masalah itu untuk menemukan solusinya. Sebab, hanya guru digital yang bisa melanjutkan estafet pendidikan sebagai wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Dalam buku ini, dibagi menjadi delapan bagian yang secara komprehensif memetakan masalah-masalah dalam pembelajaran, penggunaan TIK, kompetensi guru yang diharuskan melek digital, karakter guru SD ideal, dan juga usaha mengembangkan media pembelajaran berbasis digital dalam rangka mencetak guru yang benar-benar digital. Juga menjadikan pembelajaran yang bermutu dengan basis digital untuk menyenangkan peserta didik. Buku ini memberikan spirit dalam merespon kemajuan zaman yang begitu cepat. Era kini tidak hanya generasi digital, namun kehidupan di “benua maya” membuat orang berpola pikir, berperilaku dengan basis digital, milenial dan semua berbasis internet. Jika tidak cepat tanggap, maka guru maupun calon guru akan tertinggal. Sebab, kemajuan pendidikan dasar tidak bisa terlepas dari inovasi dan melek literadi digital dengan wujud melakukan inovasi dalam pembelajaran. Semoga buku ini menjadi jawaban atas masalah ketertinggalan teknologi di dalam pendidikan dasar kita.

Kita bisa membayangkan, sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan jika masih ada guru yang buta digital di era milenial ini dan awam dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka kondisi pendidikan pasti tertinggal jauh.

Manajemen & standardisasi perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah

Management and standardization of Muhammadiyah higher education institutions in Indonesia.

Management and standardization of Muhammadiyah higher education institutions in Indonesia.

Kewirausahaan syariah 

Buku yang berada di tangan pembaca ini, memberikan tuntunan dan bimbingan bagaimana merintis suatu usaha yang diinginkan menjadi maju dan berkembang. Karena pemaparannya mencakup sejak dari bagaimana membangun kepercayaan diri, menghilangkan rasa cemas, dan takut akan gagal berwirausaha. Dilengkapi pula secara teknis bagaimana mendapatkan modal usaha, menjalin kemitraan usaha, dan mengomunikasikannya serta merancang dan melaksanakan manajemen produksi (operasi), manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran/penjualan, manajemen keuangan dan evaluasi usaha. Semua teknis pelaksanaan usaha dikemas dalam lingkup usaha yang berbasis syariah, sehingga memperteguh dan memperkuat motivasi berbisnis secara Islam. Strategi unggul yang dipraktikkan Rasulullah SAW dalam berbisnis dengan ilmu pengetahuan, akhlak yang mulia serta tanpa sikap emosional telah mengantarkan beliau menjadi pebisnis terbesar dan sukses, tentunya para wirausaha pun berharap demikian. Buku persembahan penerbit Prenada Media

Buku yang berada di tangan pembaca ini, memberikan tuntunan dan bimbingan bagaimana merintis suatu usaha yang diinginkan menjadi maju dan berkembang.

Pemahaman Kewirausahaan

Buku ini berisikan ruang lingkup kewirausahaan, pengertian wiraswasta dan wirausaha, sifat sifat wirausaha, ciri-ciri dan kepribadian wirausaha, prinsip-prinsip wirausaha, kiat-kiat sukses berwirausaha, kepemimpinan dalam wirausaha, pengambilan keputusan, pemilihan bidang usaha, pemasaran praktis, negosiasi dalam wirausaha, studi kelayakan bisnis, perencanaan bisnis, strategi menyusun proposal bisnis, serta etika bisnis dan corporate social responsibility. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Buku ini berisikan ruang lingkup kewirausahaan, pengertian wiraswasta dan wirausaha, sifat sifat wirausaha, ciri-ciri dan kepribadian wirausaha, prinsip-prinsip wirausaha, kiat-kiat sukses berwirausaha, kepemimpinan dalam wirausaha, ...

Entrepeneur: Bagaimana Menciptakannya - wawasan & ide dalam proses pengajaran kewirausahaan

Saat ini, orangtua menyekolahkan anak mereka bukan sekadar agar mudah memperoleh pekerjaan, tetapi juga menjadi pengusaha mandiri. Tak heran, pendidikan entrepreneurship (kewirausahaan) telah mendapat perhatian dari lembaga-lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Pendidikan kewirausahaan yang mampu menghasilkan wirausaha andal tidak hanya mengandalkan konsep dan teori, tetapi juga praktik bisnis yang nyata. Tidak hanya tentang mengetahui apa itu entrepreneurship (to know), tapi juga bagaimana cara menjadi entrepreneur (to be). Buku ini memberikan informasi dan ide kepada para pendidik serta orangtua murid mengenai: • Bagaimana konsep pendidikan entrepreneurship dirancang. • Bagaimana konsep pengajaran project based learning merupakan salah satu metode yang ampuh untuk memampukan mahasiswa merintis bisnis. • Bagaimana cara mengembangkan student based learning dan bukan lagi teacher based learning. • Peranan pendidik, yaitu bukan lagi sebagai dosen, melainkan juga coach, mentor, dan fasilitator. • Poin-poin tahapan pembelajaran entrepreneurship dari semester ke semester, bagaimana peserta didik membangun bisnis dengan mengalami beberapa kegagalan dan bangkit kembali. Buku ini tidak bermaksud menggurui, tapi memberikan pertimbangan, ide, serta wawasan dalam pendidikan entrepreneurship berdasarkan pengalaman penulis sebagai salah seorang pengajar pada sebuah perguruan tinggi berbasis pendidikan entrepreneurship dan humaniora.

Saat ini, orangtua menyekolahkan anak mereka bukan sekadar agar mudah memperoleh pekerjaan, tetapi juga menjadi pengusaha mandiri.

Entrepreneurship (Kewirausahaan)

Buku ajar mata kuliah kewirausahaan (entrepreneurship) ini disusun dalam rangka melengkapi buku teks yang telah ada dan bersifat memandu mahasiswa untuk menguasai konsep-konsep Entrepreneurship (Kewirausahaan), menyusun proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan praktek bisnis sehingga mahasiswa semakin mudah mempelajarinya. Buku ajar ini berisi mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha, mengembangkan semangat wirausaha, membangun komitmen dalam berwirausaha, mengelola resiko bisnis, membangun visi dan misi bisnis, peluang bisnis, mengelola aspek-aspek pengelolaan bisnis (aspek manajemen, aspek organisasi, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek pembiayaan (arus kas dan BEP), akuntansi usaha mikro/kecil (akuntansi usaha mikro/kecil dan laporan keuangan), permodalan (jenis modal dan sumber modal), proposal bisnis, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan K 13.

Buku ajar mata kuliah kewirausahaan (entrepreneurship) ini disusun dalam rangka melengkapi buku teks yang telah ada dan bersifat memandu mahasiswa untuk menguasai konsep-konsep Entrepreneurship (Kewirausahaan), menyusun proposal Program ...

Kewirausahaan

Nilai-nilai dan pengetahuan tentang kewirausahaan ini bagi mahasiswa yang akan memulai usahanya atau pengusaha pemula khususnya pengusaha MIKRO. Mereka diharapkan dapat mempelajari dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang selama ini dihadapi. Dengan menerapkan konsep produk dan mengutamakan pelanggan diharapkan mereka dapat menemukan ide, kreativitas, dan inovasi untuk produk atau jasa yang mereka hasilkan. Karena di era globalisasi persaingan diantara sesama pengusaha sangat ketat, baik persaingan di skala lokal, regional, nasional maupun internasional. Perusahaan yang memenangi persaingan adalah yang dapat melakukan kreativitas dan inovasi dalam penciptaan produk atau jasa baru yang sesuai dengan keinginan pelanggan dan mempunyai performance lebih serta harga bersaing.

Nilai-nilai dan pengetahuan tentang kewirausahaan ini bagi mahasiswa yang akan memulai usahanya atau pengusaha pemula khususnya pengusaha MIKRO.

Media Pembelajaran berbasis Wayang

Konsep dan Aplikasi

Sebelum penulis lahir, dan karena penulis juga salah satu di antara jutaan orang yang menjadi penggemar Metallica, pada 1986, ada lagu menarik yang sempat menggemparkan dunia. Judul lagu itu adalah “Master of Puppets”, kalau dalam Bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya dalang. Lagu “Master of Puppets” ini, merupakan lagu kedua dalam album Metallica Master of Puppets. Lagu ini menduduki peringkat ketiga dalam daftar lagu heavy metal terbaik sepanjang masa oleh VH1. Lalu, apa hubungannya dengan media wayang? Jika Metallica pernah mengusung tema “dalang”, begitu juga dengan strategi dakwah Walisongo yang juga menggunakan wayang dan dalang, maka guru sebagai dalang di kelas harus bisa menerapkan media wayang. Sebelum menerapkan, tentu guru harus membaca konsepnya, apa saja karakter, manfaat, cara merancang dan sekaligus bagaimana hubungannya dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan pemerintah. Tentu, hal itu selaras dengan kondisi sekaranga yang hampir semua bidang terkena sindrom “disruption”. Apa itu? Disrupsi, menjadi kajian serius saat ini, sebab, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah lewat. Sekarang, fokus akademisi dan pakar kita ada pada era ketercerabutan, era disrupsi, karena hampir perilaku dan juga gaya hidup manusia abad modern ini sudah tercerabut dari akarnya. Maka wayang sebagai salah satu khazanah Nusantara, harus dilestarikan. Apa cukup lewat seminar dan workshop yang hanya sekadar menggugurkan proyek? Tentu tidak. Dalam buku ini jelas, bahwa wayang sudah didesain rapi menjadi sebuah media pembelajaran. Anda tentu pernah mendengar, bahwa media lebih penting dari materi. Tentu, media di sini adalah media pembelajaran. Media dalam kajian dan juga telaah metodologi pembelajaran menjadi penting untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Maka dalam hal ini guru dituntut untuk berinovasi, berijtihad dan juga mengembangkan metode sesuai dengan karakter siswa, terutama dalam pembelajaran di sekolah di semua jenjang. Maka dari itu, mengembangkan dan berinovasi pada suatu media yang mampu menjawab tantangan zaman semakin dibutuhkan dan urgensinya seratus persen. Mengapa? Banyak media yang berorientasi pada pemenuhan aspek kognitif peserta didik, namun aspek afektif dan psikomotorik tidak diperhatikan. Semakin tercerabutnya kearifan lokal dan karakter konservasi juga menjadi perhatian serius yang harus diteliti dan diwujudkan secara riil dalam bentuk media untuk pembelajaran di sekolah. Dalam kerja pengembangan media, guru atau siapa saja memang bisa melihat dari aspek kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap pengembangan wayang. Dalam buku ini, penulis lebih spesifik mengkaji media wayang dan itu berbasis wayang tumbuhan dan hewan. Tidak hanya itu, wayang itu juga bermuatan konservasi pada pembelajaran menulis naskah drama kreatif dapat dilihat dari aspek kemasan, isi, karakter, keterampilan menulis, materi, buku pedoman, dan RPP. Peserta didik dan juga pendidik, khususnya di jenjang SD/MI bahkan juga SMP/MA dan SMA/SMK/MA sesuai hasil penelitian yang dituangkan dalam buku yang Anda baca ini sangat membutuhkan media wayang tumbuhan dan hewan dalam rangka untuk membantu kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis naskah drama. Kelebihan media wayang tumbuhan dan hewan di sini memiliki karakter nilai yang sudah dituangkan dalam sistem pendidikan nasional. Di sini, media wayang tumbuhan dan hewan merupakan salah satu media yang memiliki muatan nilai-nilai konservasi yang cocok untuk menjawab tantangan zaman dan juga mampu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Wayang yang didesain untuk media pembelajaran yang memiliki karakter tertentu tentu berbeda dengan media wayang biasa. Nilai-nilai atau karakter-karakter tersebut yaitu terdiri atas religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, lalu cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, lalu gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, juga tanggung jawab, dan konservasi. Pemanfaatan media wayang tumbuhan dan hewan dalam pembelajaran menulis naskah drama kreatif melalui wayang tumbuhan dan hewan di sini, bisa dilaksanakan secara berkelompok dengan satu kelompok terdiri atas 2-3 orang. Di sini lah ada kelebihan dibandingkan dengan media yang lain, karena peserta didik secara empirik memerankan peran/drama melalui wayang buatan dari guru. Di kelas, guru hanya memberi contoh sekali dan selanjutnya, anak-anak belajar sesuai dengan tema yang diberikan sesuai kelompoknya dengan media wayang tersebut. Jadi media wayang sangat efektif dan efesien yang bisa digunakan di jenjang SD/MI dan umumnya di semua jenjang sekolah, yaitu SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Dalam konteks bahasa, di sini keefektifan media wayang tumbuhan dan hewan dapat diukur dari hasil karya siswa dalam menulis naskah drama kreatif, namun materi lain bisa menyesuaikan sesuai dengan SK dan KD. Hasil penelitian yang dituangkan di buku ini, menunjukkan nilai rata-rata siswa berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, juga memperlihatkan peserta didik merasa dimudahkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pendidik dalam konteks ini juga merasa terbantu dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu, di sini bisa untuk disimpulkan bahwa media ini efektif dalam pembelajaran. Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada kurun waktu satu tahun saat menempuh studi. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia untuk membantu menyempurnakan buku ini. Pada Bab I, buku membahas konsep media pembelajaran, yang berisi tentang konsep media pembelajaran, macam-macam media pembelajaran, karakteristik pemilihan Media pembelajaran, lalu juga tujuan, fungsi dan manfaat media dalam pembelajaran. Kemudian pada Bab II tentang merancang media pembelajaran wayang yang berisi rancangan media wayang, media wayang tumbuhan dan hewan, media wayang bermuatan konservasi. Sementara itu, pada Bab III tentang desain media pembelajaran wayang, beritisi tentang Garis Besar Isi Media dan Jabaran Materi (GBIM dan JM) media wayang, lalu nilai-nilai karakter media wayang, pengembangan media wayang, desain media wayang berkarakter, manfaat dan kelebihan media wayang dan juga urgensi media berbasis konservasi di abad 21. Semoga hadirnya buku ini menjadi salah satu sumbangsih terhadap perjalanan dunia pendidikan di Nusantara. Khusus untuk guru, semoga memiliki jiwa untuk menjadi “Master of Puppets” di dalam kelas dan lebih luas di luar kelas. Selamat membaca! (*)

Sementara itu, pada Bab III tentang desain media pembelajaran wayang, beritisi tentang Garis Besar Isi Media dan Jabaran Materi (GBIM dan JM) media wayang, lalu nilai-nilai karakter media wayang, pengembangan media wayang, desain media ...

Media & Teknologi Dalam Pembelajaran

Buku ini akan membahas tentang ragam media dan teknologi secara komprehensif yang dapat digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Ragam media dan teknologi tersebut mencakup: (1) media cetak/text; (2) media pameran/display; (3) media audio; (4) gambar bergerak/motion pictures; (5) multimedia; (6) media berbasis web atau internet. Pemanfaatan ragam media yang sesuai dengan atribut-nya dan dirancang dengan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang relevan akan dapat membantu guru dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Buku ini akan dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca tentang ragam media dan penggunaannya untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran. Selain itu, buku Media dan Teknolosi dalam Pembelajaran dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi dalam penulisan artikel dan karya tulis ilmiah. Mahasiswa, guru, dosen, instruktur, praktisi perancang program pembelajaran (instructional desisner), dan akademisi dalam bidang teknologi pendidikan perlu membaca dan mengkaji isi buku ini Media dan Teknolosi dalam Pembelajaran. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Buku ini akan membahas tentang ragam media dan teknologi secara komprehensif yang dapat digunakan dalam aktivitas pembelajaran.