Sebanyak 1057 item atau buku ditemukan

Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan

"""Selain faktor keturunan yang menentukan banyak aspek dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir hingga proses menua, akhir-akhir ini diakui bahwa faktor lingkungan tidak kalah pentingnya dalam menentukan karakteristik manusia. Faktor gizi adalah salah satu faktor lingkungan terpenting yang mempunyai dampak terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan-dari tahap pembuahan, bayi, remaja, dewasa, hingga tua. Perhatian terhadap faktor gizi ini dapat menyebabkan perubahan besar dalam peningkatan mutu kehidupan secara menyeluruh. Untuk ini kita perlu memahami ilmu gizi dan cara penerapannya ke dalam makanan sehari-hari dalam seluruh tahap daur kehidupan. Pembahasan dalam buku ini dimulai dengan penjelasan secara singkat tentang zat-zat yang diperlukan tubuh, proses tumbuh kembang secara fisiologis dan psikologis yang terjadi selama daur kehidupan, kebutuhan gizi pada setiap tahap daur kehidupan, Pedoman Umum Gizi Seimbang dan Anjuran Rata-rata Susunan Makanan Sehari, serta senyawa-senyawa lain yang bermanfaat untuk kesehatan. Bab-bab berikut adalah tentang Cara Penilaian Status Gizi dan Gizi untuk setiap Tahap Daur Kehidupan. Buku ini ditujukan kepada para mahasiswa dan pengajar di Jurusan Ilmu Gizi dan jurusan lain yang terkait dengan program kesehatan dan pangan, seperti Kesehatan Masyarakat, Kedokteran, Teknologi Pangan, serta Keperawatan dan Kebidanan. Selain itu, pemerhati dan peminat di bidang gizi juga akan memperoleh manfaat yang besar dari buku ini."""

Pembahasan dalam buku ini dimulai dengan penjelasan secara singkat tentang zat-zat yang diperlukan tubuh, proses tumbuh kembang secara fisiologis dan psikologis yang terjadi selama daur kehidupan, kebutuhan gizi pada setiap tahap daur ...

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak

Regulation of Indonesian Minister of Health on anthropometric standards for measuring nutritional status of the Indonesian childrens.

Regulation of Indonesian Minister of Health on anthropometric standards for measuring nutritional status of the Indonesian childrens.

Aplastic Anemia: New Insights for the Healthcare Professional: 2013 Edition

ScholarlyBrief

Aplastic Anemia: New Insights for the Healthcare Professional: 2013 Edition is a ScholarlyBrief™ that delivers timely, authoritative, comprehensive, and specialized information about Genetics in a concise format. The editors have built Aplastic Anemia: New Insights for the Healthcare Professional: 2013 Edition on the vast information databases of ScholarlyNews.™ You can expect the information about Genetics in this book to be deeper than what you can access anywhere else, as well as consistently reliable, authoritative, informed, and relevant. The content of Aplastic Anemia: New Insights for the Healthcare Professional: 2013 Edition has been produced by the world’s leading scientists, engineers, analysts, research institutions, and companies. All of the content is from peer-reviewed sources, and all of it is written, assembled, and edited by the editors at ScholarlyEditions™ and available exclusively from us. You now have a source you can cite with authority, confidence, and credibility. More information is available at http://www.ScholarlyEditions.com/.

The editors have built Aplastic Anemia: New Insights for the Healthcare Professional: 2013 Edition on the vast information databases of ScholarlyNews.™ You can expect the information about Genetics in this book to be deeper than what you ...

Fiqh al-Aqalliyy?t

History, Development, and Progress

This book examines the development of a contemporary internal debate among Muslim minorities living in Western Europe and North America to establish a specific form of Islamic jurisprudence. Fiqh al-aqalliyyat attempts to strike a balance between Muslim's religious commitments and their civic identity as citizens in Western liberal states.

Al-ʿAlwānī argues: We must inquire whether the ahadith have totally prohibited the making of images as an act of worship, or whether this prohibition is contextual. We must ask about that, which is critical in making proper Islamic ...

Fiqh

'Aql, Amman Message, Awza'i, Bay'ah, Commanding Right and Forbidding Wrong, Consensus Companions, Defensive Jihad, Fat'h Ul Mueen, Hisbah (Busin

Please note that the content of this book primarily consists of articles available from Wikipedia or other free sources online. Pages: 55. Chapters: 'Aql, Amman Message, Awza'i, Bay'ah, Commanding right and forbidding wrong, Consensus companions, Defensive jihad, Fat'h Ul Mueen, Hisbah (business accountability), Islamic ethics, Islamic family relations, Islamic funeral, Islamic hygienical jurisprudence, Islamic marital jurisprudence, Islamic marriage contract, Islamic sexual hygienical jurisprudence, Islamic sexual jurisprudence, Islamic toilet etiquette, Islam and abortion, Islam and blasphemy, Islam and children, Istihsan, Khitan (circumcision), Laythi, List of fatwas, Madh'hab, Mahr, Ma malakat aymanukum and sex, Nisab, Opinion of Islamic scholars on Jihad, Principles of Islamic jurisprudence, Prisoners of war in Islam, Qazi Syed Inayatullah, Qirad, Rada (fiqh), Sources of sharia law, Status of women's testimony in Islam, Syed Hayatullah, Those firmly rooted in knowledge. Excerpt: Islamic ethics ( ), defined as "good character," historically took shape gradually from the 7th century and was finally established by the 11th century. It was eventually shaped as a successful amalgamation of the Qur'anic teachings, the teachings of the Sunnah of Muhammad, the precedents of Islamic jurists (see Sharia and Fiqh), the pre-Islamic Arabian tradition, and non-Arabic elements (including Persian and Greek ideas) embedded in or integrated with a generally Islamic structure. Although Muhammad's preaching produced a "radical change in moral values based on the sanctions of the new religion and the present religion, and fear of God and of the Last Judgment," the tribal practice of Arabs did not completely die out. Later Muslim scholars expanded the religious ethic of the Qur'an and Hadith in immense detail. The foundational source in the gradual codification of Islamic ethics was the Muslim understanding and interpretations of the Qur'an and practices...

Please note that the content of this book primarily consists of articles available from Wikipedia or other free sources online.

Fiqh Scholars

Sunni Fiqh Scholars, Ibn Al-Nafis, Qazi Mian Muhammad Amjad, Pir Meher Ali Shah, Muhammad Sayyid Tantawy, Abu ¿Anifa, Muhammad Ibn Idri

Please note that the content of this book primarily consists of articles available from Wikipedia or other free sources online. Pages: 28. Chapters: Sunni fiqh scholars, Ibn al-Nafis, Qazi Mian Muhammad Amjad, Pir Meher Ali Shah, Muhammad Sayyid Tantawy, Ab an fa, Muhammad ibn Idris ash-Shafii, Qazi Syed Inayatullah, Abu Mansur Maturidi, Yahya ibn Sharaf al-Nawawi, Al-Juwayni, Ibn Hajar al-Haytami, Muhammed Hamdi Yaz r, Muhammad Hamidullah, Khalid Saifullah Rahmani, Khaled Abou El Fadl, Qadi al-Nu'man, Molla emseddin Fenari, Tanzil-ur-Rahman, Al-Qasim ibn Muhammad ibn Abi Bakr, Ibn 'Ulayya, Abu Yusuf Ya'qub, Awn ad-Din ibn Hubayra, Ahmad ibn Naqib al-Misri. Excerpt: Ala-al-din abu Al-Hassan Ali ibn Abi-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi (Arabic: ), known as Ibn al-Nafis (Arabic: ), was an Arab physician who is mostly famous for being the first to describe the pulmonary circulation of the blood. He was born in 1213 in Damascus. He attended the Medical College Hospital (Bimaristan Al-Noori) in Damascus. Apart from medicine, Ibn al-Nafis learned jurisprudence, literature and theology. He became an expert on the Shafi'i school of jurisprudence and an expert physician. In 1236, Al-Nafis moved to Egypt. He worked at the Al-Nassri Hospital, and subsequently at the Al-Mansouri Hospital, where he became chief of physicians and the Sultan's personal physician. When he died in 1288, he donated his house, library and clinic to the Mansuriya Hospital. The opening page of one of Ibn al-Nafis's medical works. This is probably a copy made in India during the 17th or 18th century.The most voluminous of his books is Al-Shamil fi al-Tibb, which was planned to be an encyclopedia comprising 300 volumes, but was not completed as a result of his death. The manuscript is available in Damascus. His book on ophthalmology is largely an original contribution. His most...

Please note that the content of this book primarily consists of articles available from Wikipedia or other free sources online.

MAHAKARYA RAKYAT INDONESIA Renungan Kritis Pancasila sebagai Pilar Bangsa

Penerbitan buku dilatari oleh keinginan penerbit untuk memperkenalkan perspektif baru tentang pewacanaan Pancasila sebagai salah satu dari empat pilar kebangsaan, yang akhir-akhir ini gencar disosialisasikan oleh negara melalui MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Secara personal, pewacanaan ini dikampanyekan secara massif oleh ketua MPR RI, Taufiq Kiemas. Keempat pilar kebangsaan dimaksud adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Gayung bersambut atas keinginan tersebut di atas, Bapak Hayono Isman kemudian mengapresiasi dan memperkenalkan perspektif baru dimaksud. Menurut Hayono, tidaklah tepat memosisikan Pancasila sebagai pilar bangsa, sebab Pancasila bukanlah pilar, melainkan dasar kenegaraan. Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang di atasnya berdiri pilar-pilar kebangsaan, yaitu Proklamasi 17 Agustus, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam bahasa lain, Pancasila adalah ruh dari pilar-pilar kebangsaan tersebut. Tidak hanya berhenti sampai di situ, Hayono dalam buku ini juga menyoroti masalah-masalah kebangsaan yang dilanda krisis multidimensi, mulai dari krisis ekonomi, karut- marut perpolitikan, lemahnya kepemimpinan nasional, hingga konflik antaretnis dan agama. Menurut Hayono, krisis itu bersumber dari ditinggalkannya nilai-nilai dan ajaran Pancasila dalam pemikiran dan perilaku kehidupan kita. Atas dasar keprihatinan tersebut, buku ini sengaja kami hadirkan ke tengah-tengah pembaca sebagai ikhtiar memperkaya perspektif dan wawasan kita tentang Pancasila bagi kehidupan kenegaraan dan kebangsaan kita. Selamat membaca.

Pancasila bukanlah pilar, seperti yang kita kenal selama ini, melainkan dasar bangsa.

Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi

"Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, jadi sangat ideal apabila warga negara Indonesia memahami Pancasila, lalu mempraktikkannya dalam kehidupan pribadi, kehidupan bermasyarakat, maupun dalam dunia kerja. Proses pembelajaran pendidikan Pancasila pada dasarnya dilakukan secara berkelanjutan dari pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi. Pada tingkat pendidikan tinggi, hal tersebut diperkuat oleh UU Pendidikan Tinggi No. 12/2012 tanggal 10 Agustus 2012 Pasar 35 ayat(3) yang menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi tidak hanya wajib memuat mata kuliah Agama, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia, tetapi juga Pancasila. Buku ini memaparkan antara lain proses pertumbuhan nilai-nilai budaya bangsa hingga perumusan rancangan dasar negara secara runtut dan komprehensif, implementasi Pembukaan dan Pancasila dalam UUD 1945, kontroversi tentang penggali dan lahirnya Pancasila untuk menghindari kesalahan persepsi, dan dinamika kehidupan bernegara sejak Proklamasi hingga dewasa ini. Sebagai salah satu rujukan bagi mahasiswa maupun dosen mata kuliah Pancasila, buku ini dilengkapi dengan standar kompetensi pendidikan Pancasila, di mana tiap bab menyertakan kompetensi dasar serta indikator pencapaiannya."

"Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, jadi sangat ideal apabila warga negara Indonesia memahami Pancasila, lalu mempraktikkannya dalam kehidupan pribadi, kehidupan bermasyarakat, ...