
Akuntansi Perbankan Syariah
- ISBN 10 : 9793634057
- Judul : Akuntansi Perbankan Syariah
- Pengarang : Wiroso, Muhammad Yusuf, sofyan safri harahap,
- Penerbit : LPFE Usakti
- Bahasa : Indonesia
- Tahun : 2005
- Halaman : 349
- Halaman : 349
-
Ketersediaan :
Questions and answers on Indonesian socialism.
Questions and answers on Indonesian socialism.
Prof. Josef Rauschecker, neuro-scientist dari University College, London, pernah mengungkapkan proses pengartian getaran suara (auditory) di otak jauh lebih cepat daripada proses pengartian getaran gambar (visual). Oleh sebab itulah apabila indera kita menerima sinyal/stimuli gambar dan sinyal/stimuli suara dalam waktu bersamaansekaligus (seperti menonton TV), maka yang terjadi di otak adalah tercipta “gambar imajiner” terlebih dahulu (karena proses getaran auditory sudah selesai, sementara proses getaran visual masih berlangsung). Baru ketika proses getaran visual selesai, maka digabunglah kedua hasil proses tadi oleh otak untuk peng-artian lengkap. Dengan demikian bisa dikatakan, bahwa “gambar asli” dikonfirmasikan terlebih dahulu terhadap “gambar imajiner” (sebagai referensi yang sudah terbentuk lebih dahulu), baru setelah itu proses peng-artian oleh otak dengan masuknya kedua stimuli tersebut selesai/final. Media radio, melalui sarana apapun didengarkannya, tetap saja ia merupakan media “suara/ bunyi”. Maka salah satu kekuatan yang khas karakter radio adalah justru terletak pada hanya suara. Karena dengan suara sajalah bisa tercipta “gambar imajiner yang tak terbatas”. Kemampuan radio untuk menciptakan imajinasi tanpa batas inilah yang sering diistilahkan sebagai “Radio is Theatre of Mind”. Mengutip kata-kata tokoh periklanan dunia David Ogilvy, “Sebotol Coca-cola dengan ukuran dan bentuk yang tak terbatas, serta dapat berubah-ubah setiap saat, hanya bisa dilakukan oleh Radio. Sedangkan kalau Anda melihat sebotol Coca Cola di Televisi, pasti bentuknya dan warnanya ya seperti itulah.. dan ukuran botolnya paling besar hanya sebesar layar televisi Anda”. Kalimat ini secara akurat telah menggambarkan bagaimana Radio bisa menciptakan Theatre of Mind, suatu hal yang tak bisa dilakukan oleh media yang dianggap paling lengkap (audio-visual), yaitu televisi. Sayangnya, tidak banyak yang menyadari hal ini baik dari kalangan radio sendiri maupun dari kalangan pengiklan/biro iklan (advertisers & advertising agency), yang menganggap TV lebih unggul dari Radio. Padahal masing-masing media punya kekurangan dan keunggulannya masing-masing. Ke-effektif-an media sebetulnya sama saja, tergantung bagaimana cara kita mengoptimalkan karakteristik-nya. Melalui buku ini yang menggabungkan beragam teori komunikasi terkait radio dan hasil dari praktik selama puluhan tahun, penulis Harliantara Harley Prayudha dan Andy Rustam Munaf berupaya mengajak Anda untuk mengoptimalkan Keunggulan Radio dalam kondisi kekinian, era digital. Dalam paparan Harliantara Harley Prayudha yang terserak dari bab 1 sampai bab 5, penulis coba mengajak Anda untuk menyelami beragam teori komunikasi yang bisa dan telah diimplementasikan menjadi bagian dunia radio. Tak hanya itu, dengan keterlibatannya secara langsung sebagai praktisi hingga sekarang, Harliantara Harley Prayudha pun memberikan sejumlah tips, terutama bagi para penyiar. Sementara itu, Andy Rustam Munaf dengan bahasa yang ringan juga kritis berupaya memberikan pemahaman esensi radio yang diuraikan dalam puluhan artikel yang tersimpan dalam bab 7 dan ini bisa diharapkan bisa mencerahkan dan melekatkan prinsip bagi siapa pun yang sudah dan ingin memasuki dunia radio sehingga mereka tak sekedar tahu, tetapi bisa paham.
Sementara itu, Andy Rustam Munaf dengan bahasa yang ringan juga kritis berupaya memberikan pemahaman esensi radio yang diuraikan dalam puluhan artikel yang tersimpan dalam bab 7 dan ini bisa diharapkan bisa mencerahkan dan melekatkan ...
A cloth bag containing eight copies of the title, that may also include a folder.
A cloth bag containing eight copies of the title, that may also include a folder.
Adapun tujuan disusunnya buku ini adalah untuk membantu para pembaca, memahami bahwa Ekonomi Politik merupakan bagian tidak terpisahkan dan sangat penting dalam kelangsungan pembangunan ekonomi masa sekarang dan masa yang akan datang. Buku ini berisi materi yang dapat digunakan baik oleh tenaga pengajar maupun mahasiswa, serta para pembaca umumnya untuk menambah wawasan berpikir dan ilmu yang berkenaan dengan ilmu ekonomi dan studi pembangunan. Buku ini terdiri dari 7 Bab yang membahas tentang: Bab 1 Pengertian dan Pemikiran Ekonomi Politik Bab 2 Teori Ekonomi Mengenai Kepolitikan Bab 3 Anatomi Sejarah Pemikiran Ekonomi Politik Bab 4 Ekonomi Politik di Indonesia Bab 5 Ekonomi Politik Liberalisasi Bab 6 Ekonomi Politik Sosialisme Bab 7 Ekonomi Politik Birokrasi
Buku ini terdiri dari 7 Bab yang membahas tentang: Bab 1 Pengertian dan Pemikiran Ekonomi Politik Bab 2 Teori Ekonomi Mengenai Kepolitikan Bab 3 Anatomi Sejarah Pemikiran Ekonomi Politik Bab 4 Ekonomi Politik di Indonesia Bab 5 Ekonomi ...
Sering terjadi, bahwa hasil observasi tidak dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga masih ada kesenjangan antara apa yang diinginkan perusahaan dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen (Zyman, 2000). Sebuah survei online dilakukan oleh Kompas.com, yang menyatakan bahwa ada 5 tren konsumen terkait layanan digital sepanjang tahun 2015. Salah satunya, perkembangan teknologi digital yang terjadi saat ini memicu penduduk di seluruh dunia tanpa mengenal usia untuk saling terhubung satu dengan yang lain. Perkembangan ini memunculkan generasi baru yang diberi nama screenager. Screenager merupakan kelompok masyarakat yang memiliki beragam perangkat digital dan tidak pernah puas terhadap layanan digital tertentu. Masyarakat kelas menengah di Indonesia telah mencapai 74 juta orang dan jumlah ini akan semakin meningkat di tahun 2020 (Setiawan, 2016). Selain itu, 93% konsumen digital memiliki telepon genggam, yang 77% di antaranya sudah menggunakan ponsel pintar. Terkait hal itu, korelasinya adalah dengan meningkatnya jumlah pengguna teknologi dan layanan digital maka hal tersebut juga disertai perilaku konsumen yang menginginkan pengalaman digital yang lebih baik.
008383 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
1.2.1 Konsumen Era Ekonomi Digital Pemikiran bahwa pemasar harus mempelajari dan mengenal konsumennya bukanlah hal baru. Memang pada hakikatnya, pemasar harus melihat dari sudut pandang konsumen. Konsumen pun bukanlah hanya satu mata ...