Beberapa waktu yang lalu, cukup marak di pemberitaan di beberapa media massa, tentang artis yang mencerai-gugatkan suaminya. Adapun hasil dari upaya cerai-gugat tersebut adalah umumnya jatuhnya khulu’atau fasakh yang diputuskan oleh Hakim, meski adapula yang perkawinannya terselamatkan. Namun demikian angka perceraian semakin meningkat dari waktu ke waktu. Perceraian itu bisa terjadi apabila kedua belah pihak baik suami maupun istri sudah sama-sama merasakan ketidakcocokan dalam menjalani rumah tangga. Apabila kita menelaah dalam hukum Islam, hak cerai sebenarnya terletak pada suami, dan istilah yang digunakan umumnya talak. Namun apabila seorang Istri memiliki keinginan untuk diceraikan dengan alasan-alasan tertentu yang dibenarkan agama dan undang-undang, maka istilah yang digunakan adalah cerai-gugat atau khulu’/ fasakh. Perceraian adalah sesuatu yang menyakitkan bagi kedua belah pihak, apakah itu suami atau istri, dan dalam Hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dikatakan, “Perceraian itu adalah hal yang halal namun di benci oleh Allah SWT, dan bahkan apabila kata “cerai” terucapkan, maka Ars (Singgasana) Allah SWT akan berguncang”. Hal ini disebabkan karena pada hakekatnya perkawinan itu memiliki tujuan yang mulia yaitu termaktub dalam Al-Qur"an Surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi: “Dan di antara tanda-tandaNya bahwa Dia menciptakan jodoh untuknya dari dirimu (bangsamu) supaya kamu bersenang-senang kepadanya, dan Dia mengadakan sesama kamu kasih sayang dan rahmat. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berfikir”. Berdasarkan ayat ini pula, maka tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah wa-rahmah. Dengan kata lain harapan akhir dari suatu perkawinan adalah kebahagian sampai hari tua, dimana maut memisahkan pasangan tersebut, dan bukanlah perceraian.
Beberapa waktu yang lalu, cukup marak di pemberitaan di beberapa media massa, tentang artis yang mencerai-gugatkan suaminya.
Family planning from the Islamic point of view.
Family planning from the Islamic point of view.
Educational psychology is the scientific study of how people learn and how teachers can foster learning. An understanding of these principles and how they can be applied to classroom situations is as crucial as it ever has been for the contemporary Australian school teacher, from early childhood through to secondary school. Australian school environments and students are changing. Many issues are having an impact on the dynamics of the contemporary learning and teaching environment, such as: • Increasing student diversity, including those with special needs • The pervasive impact of technology • The introduction of the Australian National Curriculum • The public reporting of school NAPLAN results. This text prepares pre-service teachers for their profession by encouraging reflective practice and critical thinking. It helps inform the ‘practical' teaching experience and develop skills through thought-provoking questions, activities and lesson plan analysis. It is suited for educational psychology subjects taught to student teachers from all sectors - early childhood, primary, middle and secondary.
This text prepares pre-service teachers for their profession by encouraging reflective practice and critical thinking.
O'Donnell's latest issue of Educational Psychology: Reflection for Action 3rd Edition has the reflective practice framework that teaches skills necessary to know how to connect the theory to various situations. This issue teaches critical thinking and reflective practice skills that are essential to long-term success and growth. Reflective practice is woven throughout the text using real classroom examples, and features such as "Analyze This Lesson Plan" and "How Can I Use This" to encourage probing and examining in order to find a solution.
Reflective practice is woven throughout the text using real classroom examples, and features such as "Analyze This Lesson Plan" and "How Can I Use This" to encourage probing and examining in order to find a solution.
