Sebanyak 56 item atau buku ditemukan

Etika Perbankan

Studi Performa Bank Syariah dan Bank Sosial

Penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan bank yang mempunyai dampak sosial, memberikan performa yang semakin eksis. Hal ini ditunjukkan oleh Bank Etis (Bank Sosial dan Bank Syariah) melalui misi sosialnya yang berhasil lolos dari krisis keuangan global, dibandingkan dengan rekannya bank konvensional yang justru harus dilikuidasi atau bail out, bahkan dalam operasionalnya kedua bank etis tersebut tetap dapat menghasilkan profit dan meningkatkan asetnya. Prinsip yang terjadi adalah SRI (Socially Responsible Investment). Buku ini memperkuat beberapa ahli seperti: Adam Smith (1791) yang dikenal sebagai peletak dasar ilmu ekonomi, bahwa ekonomi secara luas dipahami sebagai ilmu pengetahuan moral. Kemudian M. Yunus (2012) dengan lembaga keuangan yang memiliki tanggung jawab mempersempit ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin. Selanjutnya Orlizky et all (2003) dan Roland Benedikter (2011) yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara performa perusahaan dengan dampak sosial dan lingkungan. Buku ini sekaligus membantah pendapat ahli seperti: Margolis dan Walsh (2003), John Maynard Keynes (1926) dan Teori Neoliberalism. Para peneliti ini dalam kajiannya skeptik dengan hubungan antara performa keuangan dan tanggung jawab sosial dan lebih mementingkan utilitas individu dibanding kelompok.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan bank yang mempunyai dampak sosial, memberikan performa yang semakin eksis.

Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam

Analisis Pemikiran Dosen PAI di Perguruan Tinggi Umum

Pemikiran dosen PAI UNTIRTA Serang-Banten sejalan denganperspektif multikulturalisme dalam bidang ghairu mahdhah (sosial kemasyarakatan) dan tidak sejalan dengan perspektif multikulturalisme dalam bidang aqidah (teologi) dan hukum Islam. dalam pemikiran dosen PAI UNTIRTA mengandung sebelas soal-soal pokok, yakni: Mengenai agama Islam, hukum Islam, pluralitas agama dan toleransi, interaksi antar pemeluk agama, jihad, kesetaraan gender, demokrasi, hak asasi manusia, kepemimpinan dalam Islam, seni dalam Islam dan budaya lain. Pemikiran dosen PAI UNTIRTA dalam melihat multikulturalisme dipengaruhi oleh pendekatan yang bersifat deskriptif-normatif dan judgmental serta pendidikan dan wawasan yang mereka miliki. Pemikiran dosen PAI UNTIRTA Serang-Banten tentangmultikulturalisme mengandung kesan: truth claim (klaim kebenaran), prejudice (prasangka), value Judgment (penilaian berdasar standar nilai yang dianut), stereotype ( penilaian berdasarkan persepsi/ alasan yang dibuat-buat/ salah sangka), discrimination (perilaku terhadap orang lain yang berbeda dengannya yang bersifat negatif), tolerance (sifat mengerti tanpa menilai terhadap pandangan dan praktek orang lain) dan majority-minority (berkaitan dengan keadilan, menuntut persamaan kedudukan dan kesetaraan hak).

... Multicultural and Canadian Constitution , ( Canada : UBC Press , 2007 ) , h . 49 . 10 James A. Banks , Multicultural Education , Issues and Perspectives , ( London : Allyn and Bacon Press , 1989 ) , h . 4 - 5 . 111 Gde Semadi Astra , ...

Kajian Epistemologi terhadap Ilmu Hikmah dan Penyimpangan Prakteknya dalam Masyarakat: Studi pada Wirid Hizib Asror di Pesantren Nurul Hikmah Bojonegara Serang-Banten

Pengamalan ilmu hikmah merupakan suatu kebiasaan yang sering dilakukan bagi masyarakat Banten. Karena tingginya suatu kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat supranatural. Masyarakat Bojonegara masih meyakini bahwa dengan pengamalan ilmu hikmah segala urusan baik urusan sosial maupun ekonomi dapat tercapai karena menganggap ilmu hikmah mempunyai kekuatan yang dapat mempercepat keinginan secara pragmatis. Bagi masyarakat Bojonegara ilmu hikmah yang berkembang saat ini ialah suatu amalan yang berupa ayat al-Qur`an, do`a-do`a tertentu, wirid dan hizib yang semata-mata dijadikan sebagai ikhtiyar untuk mendekatkan diri dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Akan tetapi tanpa disadari masih banyak masyarakat yang praktek pengamalannya tidak sesuai dengan ajaran Islam Untuk Pengamalan ilmu hikmah tersebut biasanya, para warga dapat berguru kepada sang kiyai, yang mengajarkan ilmu hikmahnya melalui pesantren-pesantren, khusunya pesantren salafi, dari berbagai macam ilmu hikmah yang di ajarkan lewat pesantren-pesantren tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaiman memperoleh ilmu hikmah Wirid Hizib Asror dan Penyimpa-ngan prakteknya dalam masyarakat Bojonegara Serang Banten Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendiskripsikan tentang apa itu ilmu hikmah Wirid Hizib Asror, bagaimana proses memperoleh dan manfaat lmu hikmah Wirid Hizib Asror, bagaimana kedudukan ilmu hikmah dalam epistemologi, serta mendiskripsikan praktek pengamalan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam dan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan Pendekatan epistemologi Islam, teknik pengumpulan data yang digunakan Library Research dan Field Research. Ilmu Hikmah Wirid Hizib Asror ialah amalan-amalan baik berupa bacaan zikir, dan do`a-do`a yang mampuh memberikan kekuatan spiritual yang bersifat rahasia, yang diperoleh melalui niat, adanya seorang guru, berijazah, berpuasa,wirid, dan Istiqamah. Kemanfaatan dari ilmu hikmah Wirid Hizib Asror membantu mempercepat tercapainya keinginan menolak suatu bahaya, dan pengobatan. Serta dilihat dari sebuah kedudukannya dalam epistemologi Ilmu hikmah Wirid Hizib Asror jelas dapat dikatakan sebagai epistemologi, sebab unsur-unsur dari sub ontologi, epistemologi dan aksiologinya terpenuhi.

Pengamalan ilmu hikmah merupakan suatu kebiasaan yang sering dilakukan bagi masyarakat Banten.

Kilauan Hikmah di Balik Diksi dan Narasi

Buku ini merupakan kumpulan hikmah yang lahir dari gejolak batin penulis saat menyaksikan beragam ketidakadilan dalam gonjang ganjing perpolitikan di tanah air yang penulis tuangkan dalam status facebook penulis (https://web.facebook.com/syofyan.hadi.14). Setiap hikmah yang ada di buku ini merupakan refleksi pemikiran dan juga ekspresi rasa keprihatinan penulis terhadap kondisi bangsa Indonesia yang nyaris tercabik-cabik akibat keserakahan dan ambisi kekuasaan sekelompok orang yang terlibat dalam kontestasi politik dalam pemilu 2019. Hikmah-hikmah dalam buku ini sekaligus juga menjadi rekaman terhadap beragam kejadian dan peristiwa politik Indonesia sepanjang pemilu dan pasca pemilu 2019 termasuk beberapa kejadian penting yang melanda dunia dan Indonesia khususnya umat Islam sepanjang tahun 2020. Buku ini awalnya hanya satu bagian saja, namun agar pembaca bisa lebih mudah untuk memahamai teks dan pesannya, maka penulis membaginya dalam dua bagian. Bagian ini khusus menghadirkan hikmah-hikmah dan pesan-pesan mendalam dari kisa-kisah yang dihadirkan di dalam al-Qur’an, dan karena itu penulis memberi judul Kilauan Hikmah di Balik Diksi dan Narasi. Sebab, semua hikmah dan pesan yang ada dalam buku ini dipetik dari kilauan cahaya petunjuk dari keunikan bahasa dan narasi kisah-kisah yang ada di dalam alQur’an. Sebagian dari analisis artikel ini terinspirasi dari bacaan penulis terhadap beberapa karya Syaikh Fadhil Shalih alSammara’i yang semoga beliau mendapat pahala dari Allah swt lebih dari penulis sendiri. Sebagian besar dari artikel ini menghadirkan teks ayat jika memang oleh penulis dinilai sangat urgen menghadirkannya. Namun, dalam beberapa artikel sengaja penulis tidak menghadirkan teks ayatnya secara langsung karena lebih bersifat sebagai argumentasi dari hikmah yang dihadirkan.

Pertama, berita pembunuhan manusia pertama. (Rujuklah QS. AL-MA'IDAH [5]: 27). Dua, berita tentang ratu pertama di muka bumi dengan kekuasaan besar. (Rujuklah QS. AL-NAML [27]: 22). Tiga, kiamat yang membuat manusia panik. (Rujuklah QS.

Etika Ekonomi Syari’ah: Kontekstualisasi dan Implementasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam

Salah satu ajaran Islam yang paling menonjol adalah keberpihakannya terhadap keadilan dalam segala sisi dan dimensinya. Baik berupa keadilan politik, sosial, ekonomi dan lain-lain. Nilai-nilai keadilan merupakan inti ajaran Islam yang berusaha melahirkan rahmat bagi semesta alam (QS. 4:135). Diantara keadilan yang demikian diperhatikan Islam adalah keadilan dalam bidang ekonomi. Ada beberapa unsur penting dalam keadilan sistem ekonomi Islam yang harus senantiasa menjadi fokus perhatian kita semua, yaitu keadilan dalam produksi, konsumsi, dan distribusi. Ideologi kapitalisme pada tingkat implementasi melahirkan politik ekonomi kapitalisme. Ideologi sosialisme marxisme juga akan melahirkan politik ekonomi sosialisme marxisme. Demikian juga agama Islam. Sebab Islam merupakan ideologi. Ideologi Islam juga melahirkan politik ekonomi Islam. Gairah tumbuhnya bank-bank syari’ah telah memberikan harapan bahwa kegandrungan pada bank yang manusiawi ini sedang berhembus sangat baik. Dan ini menunjukkan bahwa ajaran Islam benar-benar berpihak pada keadilan yang semestinya.

Salah satu ajaran Islam yang paling menonjol adalah keberpihakannya terhadap keadilan dalam segala sisi dan dimensinya.

Arus Baru Pemikiran Islam: Catatan Kritis dari Gang Buni Ciputat

Uraian buku ini secara umumnya memuat tentang pikiran-pikiran para Doktor yang telah menyelesaikan studinya di Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pikiran tersebut berkaitan erat dengan konsentrasi atau keahlian para penulis yang interdisipliner. Interdisipliner tersebut berisi kajian Islam, terintegrasi dengan ilmu pengetahuan yang termuat dalam kajian Pendidikan Islam, Ekonomi Islam, Tafsir, Pemikiran Islam, Komunikasi Massa, Hukum Islam, Tasawuf, dan Filsafat. Integrasi Islam dan ilmu pengetahuan adalah untuk mewujudkan rahmat Tuhan di muka bumi, mengingat semua ilmu itu pada hakikatnya dari Tuhan. Sumber ilmu berupa ayat-ayat Allah (wahyu) adalah ayat Tuhan (ayat al-qauliyah), alam jagat raya adalah ayat Tuhan (ayat al-kauniyah), fenomena sosial adalah ayat Tuhan (ayat al-insaniyah), akal pikiran dan hati nurani adalah ayat Tuhan. Ilmu pengetahuan yang terintegrasi dengan Islam diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat dan tradisi riset yang pernah dimiliki dan dipraktikkan umat Islam di masa lalu, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pemecahan berbagai problem yang dihadapi masyarakat modern saat ini dan masa yang akan datang. Sudah barang tentu apa yang telah diupayakan dalam buku ini belum sempurna sesuai harapan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kritik, saran dan masukan yang konstruktif sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan penulisan buku ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak dan secara khusus kepada SPS UIN Jakarta yang telah menerima kehadiran serta memperkenalkan kami dalam sidang Promosi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga ide ide segar dapat terus hidup sebagaimana isi di dalam buku ini.

Pada awalnya ekonomi syariah masih sederhana, prinsipnya hanya bersumber dari wahyu al-Qur'an dan ijtihad nabi Muhammad Saw. Setelah kematiannya, Abu Bakar melanjutkan praktik Sistem kharāj pertama kali diperkenalkan oleh khalifah 'Umar ...

Teori Ekonomi Bagi Hasil

Kegagalan Self Regulating Ekonomi Kapitalis dan Konstruksi Teori Self Regulating Ekonomi Bagi Hasil Berdasarkan Tujuh Norma Dasar Ekonomi

Teori Ekonomi Bagi Hasil memberikan landasan teoritis bagi sebuah sistem ekonomi yang menerapkan bagi hasil antara pengusaha dan buruh sebagai pengganti dari upah buruh. Di dalam sistem Ekonomi Bagi Hasil, upah dihapus karena; membuat ekonomi menjadi tidak ‘self regulating‘ (wage rigidity keynes), mengandung resiko krisis yang tinggi, menciptakan konflik abadi laba-upah atau konflik abadi pengusaha-buruh, mewarisi hubungan perbudakan majikan-pelayan dan tidak sesuai dengan prinsip kesetaraan manusia. Dari sudut pandang normatif Islam, upah perlu dihapus karena mengandung sifat prefixed seperti riba. Mengandung gharar karena adanya ruang eksploitasi (ghabn fahish) yang diciptakan oleh mekanisme konflik laba-upah. Tujuannya adalah mendorong terciptanya perekonomian bangsa-bangsa yang dilandasi oleh prinsip keadilan, kebebasan, kerjasama dan persamaan manusia (justice, freedom, synergic cooperation and equalitiy principles) serta tanpa eksploitasi, tanpa bunga, melalui sistem ekonomi bagi hasil, untuk kesejahteraan bersama yang lebih baik dan lebih stabil. Sistem Ekonomi Bagi Hasil adalah sistem ekonomi yang dapat memenuhi prinsip-prinsip tersebut menuju kesejahteraan bersama yang berkelanjutan. Pembiayaan Mudharabah Perbankan Syariah berpotensi besar untuk berkembang lebih baik di dalam iklim Sistem Ekonomi Bagi Hasil. Transparansi dan built-in control perusahaan Bagi Hasil dapat menghilangkan resiko negatif dari asymmetric information; moral hazard and adverse selection, yang mengancam pembiayaan mudharabah. Perusahaan dengan skema Bagi Hasil membuat resiko asymmetric information, biaya supervisi dan biaya monitoring di dalam pembiayaan mudharabah menjadi rendah. Dengan demikian sistem usaha Bagi Hasil mendukung perbankang syariah untuk meraih tujuan utamanya; ekonomi bebas riba dan bebas gharar.

Teori Ekonomi Bagi Hasil memberikan landasan teoritis bagi sebuah sistem ekonomi yang menerapkan bagi hasil antara pengusaha dan buruh sebagai pengganti dari upah buruh.

Islam Liberal Indonesia: Sejarah dan Konsepsi

Berdasarkan pemetaan dalam buku ini terlihat bahwa kelompok liberal di Indonesia tidak tunggal melainkan warna-warni. Tipologi pemikiran liberal Indonesia ini dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: 1. Liberal-Progresif Kelompok liberal tipologi ini gagasannya lebih diarahkan pada pemaknaan dan penafsiran ulang atas Islam yang dimaksudkan agar terjadinya reformasi atau perubahan yang didasarkan atas kebutuhan umat dan perkembangan zaman. Sehingga, Islam yang dipandang sebagai agama yang membawa perubahan dan perbaikan umat atau rahmatan lil’alamin dapat benar-benar secara nyata dapat menjalankan perannya dalam mendorong terjadinya transformasi sosial. Dengan kata lain bahwa liberal-progresif ialah sekelompok liberal yang lebih mengarahkan perhatian intelektualnya terhadap peningkatan dan pembenahan kondisi sosial-kultural umat baik dalam bidang politik maupun keagamaan yang terkait dengan isu-isu yang menyangkut masalah keadilan sosial, keadilan gender, dan pluralisme baik sosial maupun agama. 2. Liberal-Radikal Kaum liberal-radikal secara teologis berpegang pada gagasan teologi pembebasan. Teologi pembebasan yang terutama berhaluan kekiri-kirian Marxian, sehingga mengangkat dan mengembangkan tema-tema tentang ketidakadilan sosial yang dikontruksikan sebagai akibat adanya struktur sosial yang timpang, baik yang terdapat pada negara maupun individu. Sedangkan paradigma yang dipegangnya dalam menjalankan perjuangannya adalah paradigma sosial-konflik, dimana pola relasi materialis dan ekonomi dianggap sebagai basis yang diatasnya terbangun sistem hukum, moral, agama, dan politik, yang kesemuanya disebut sebagai superstruktur. Superstruktur akan menjadi tidak adil dalam implementasinya tatkala ada bias-bias dalam memahami superstruktur sebagai bagian dari otoritas salah satu kelompok dalam masyarakat. Kelompok tersebut adalah kelompok tokoh agama dan alim ulama, seperti ahli fiqih (fuqaha) dan ahli kalam (mutakallimin). 3. Liberal Moderat Sama seperti Islam liberal dari tipe-tipe sebelumnya, kelompok liberalmoderat pun tidak pernah menganggap Islam bersifat idiologis, Islam bagi kelompok ini adalah Islam substantif yaitu nilai-nilai atau norma-norma dasar yang bersifat universal. Kelompok ini cenderung melihat hal-hal yang substansial, yakni mencari hal-hal yang universal melalui pendekatan apresiatif terhadap partikularitas bentuk-bentuk agama yang diwahyukan Tuhan dalam rentangan sejarah. 4. Liberal-Transformatif Islam liberal-trasformatif mencoba mempertanyakan kembali paradigma dan segala praktik sosial-politik keagamaan yang mapan dan menjadi arus utama di masyarakat termasuk idiologi yang berkembang di dalamnya, dan sekaligus mengikhtiarkan ditemukannya paradigma alternatif yang diharapkan akan mampu mengubah struktur dan superstruktur yang menindas rakyat serta membuka kemungkinan bagi rakyat untuk mewujudkan potensi kemanusiaannya. Paradigma baru ini diharapkan mampu melahirkan struktur dan superstruktur yang memungkinkan rakyat untuk mengontrol perubahan sosial dan menciptakan sejarah mereka sendiri, struktur yang memungkinkan bagi rakyat melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dengan jalan demokratis.

Berdasarkan pemetaan dalam buku ini terlihat bahwa kelompok liberal di Indonesia tidak tunggal melainkan warna-warni.

Reorientasi Sistem Pendidikan Nasional

Kritik Nalar Internasionalisasi Pendidikan di Indonesia

Melalui penelitian ini, penulis mendapatkan dua kesimpulan pokok. Pertama, bahwa formasi nalar internasionalisasi tumbuh bersamaan dengan transformasi sosial menuju masyarakat pasca-industri. Dengan demikian logika perumusan, kelahiran, model evaluasi dan pengembangannya didasarkan pada arus industrialisasi global. Hal itu bisa ditengarai dari isu yang mengemuka adalah peningkatan kualitas pendidikan, sebagai upaya untuk 1) memenuhi kebutuhan modernitas; 2) mengejar ketertinggalan dalam pertumbuhan industri; 3) meningkatkan daya saing dengan negara-negara berkembang-maju lainnya. Dalam rangka itu, pemerintah memiliki peran signifikan melalui regulasi serupa keterlibatan dalam OECD, PISA, penetapan SNP, dan beberapa UU dan Peraturan yang mendukung orientasi pendidikan ke arah industrialisasi dan globalisasi. Namun, dalam hal ini pemerintah hanya memainkan peran pendukung, sebatas legislasi dan legalisasi orientasi sebuah kelompok yang memainkan peran utama, yaitu kelas menengah borjuis. Pada dasarnya diksi transformasi sosial, industrialisasi dan modernisasi sosial dapat ditandai sebagai sinyalemen keterlibatan kelas menengah borjuis sebagai aktor utama. Mereka adalah sebuah kelas sosial yang memiliki kecenderungan liberalism politik-ekonomi, relativisme kultural dalam arti mengaburkan sekat-sekat identitas nasional, dan pemikiran keagamaan yang progresif. Sangat wajar jika ide yang diusung dalam bidang pendidikan adalah pendidikan yang berkualitas, penyiapan sumber daya manusia yang kompetitif dan berdaya saing. Semua itu dicanangkan dapat terealisasi dalam program internasionalisasi pendidikan, dengan menempatkan wawasan internasional dan iklim pasar global sebagai orientasi pendidikan. Kedua, orientasi sistem internasionalisasi yang apolitis bahkan cenderung depolitis tidak berarti bahwa ia hanya bergerak dalam bidang pendidikan an sich, atau semata-mata dimaksudkan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan output SDM yang dihasilkan. Depolitisasi ala kelas menengah dalam bidang pendidikan merupakan ideologisasi kepentingan mereka, mengingat pendidikan merupakan superstruktur yang mencerminkan ideologi kelas. Dalam hal ini, penulis menemukan titik lemah internasionalisasi sebagai orientasi pendidikan nasional, karena tiga alasan. Alasan pertama, internasionalisasi pendidikan hanya menguntungkan kelas menengah, baik nasional maupun global, dengan mengabaikan kepentingan nasional, dan kebutuhan rakyat lokal. Alasan kedua, program ini membunuh potensi kearifan lokal sebagai muara pengembangan keilmuan. Alasan ketiga, internasionalisasi juga berarti dehumanisasi, yaitu menempatkan rakyat Indonesia hanya sebagai tuas mesin besar globalisasi, menjadi korban kolonialisasi ekonomi-budaya global, tanpa kesempatan menjadi subjek aktif yang terlibat dalam mengevaluasi sistem. Alasan terakhir ini dapat dijabarkan, bahwa output unggulan pun pada saatnya akan tergilas oleh sistem yang memiliki tingkat perubahan sosial yang cepat.

Sebagai sebuah sistem yang sudah terbentuk, kapitalisme global mengondisikan mental kelas menengah dunia guna memperkuat sistem tersebut. ... perlu juga disimak pandangan Bung Karno tentang kesejahteraan dan kemerdekaan ekonomi.