Sebanyak 3458 item atau buku ditemukan

The Decline and Fall of Public Broadcasting

Concentration of the media has reached new heights, making it harder for alternative and critical voices to gain a hearing. The recent $86 billion merger of Time Warner and AOL is just one of many signs of the narrowing of information sources. Market pressures have also encroached on the original mission of public broadcasting, which was to "provide a voice for groups that may otherwise be unheard." Yet around the country, creative journalists and activists are creating more democratic, informative, and engaging media. Whether they are working to defend and expand democratic access to existing media or building their own media alternatives through the radio, television, or the World Wide Web, they are pioneering new ways of sharing information. In the Decline and Fall of Public Broadcasting, David Barsamian gives an insider's account of these new media activists and the challenges they confront, drawing on his years of experience in public radio. Since 1986, Barsamian has been the producer of the highly acclaimed Alternative Radio, a weekly one-hour public affairs program broadcast in North America, Europe, South Africa, and Australia, as well as short-wave radio and the Internet. David Barsamian is the producer of the award-winning syndicated radio program Alternative Radio. His interview books with luminaries such as Noam Chomsky, Howard Zinn, and Edward W. Said have sold in the hundreds of thousands. His most recent interview book is Propaganda and the Public Mind: Conversations with Noam Chomsky (South End Press, 2001). He is also the author of Eqbal Ahmad: Confronting Empire (South End Press, 2000). Also Available by David Barsamian Propaganda and the Public Mind: Conversations with Noam Chompsky TP $16.00 0-89608-634-8 • CUSA Eqbal Ahmad: Confronting Empire TP $16.00 ISBN 0-89608-615-1 • CUSA

In the Decline and Fall of Public Broadcasting, David Barsamian gives an insider's account of these new media activists and the challenges they confront, drawing on his years of experience in public radio.

Panduan Hukum Acara Pidana

Hukum Acara Pidana dirancang untuk memastikan bahwa hak-hak konstitunsi masyarakat dilindungi selama menjalani proses hukum. Semoga kehadiran buku ini dapat berguna bagi masyarakat secara luas, serta dapat memberikan sumbangsih pengetahuan tentang Hukum Acara Pidana di Indonesia Buku persembahan penerbit MediaPressindoGroup

Hukum Acara Pidana dirancang untuk memastikan bahwa hak-hak konstitunsi masyarakat dilindungi selama menjalani proses hukum.

Kapita Selekta Penegakan Hukum (Acara) Pidana

Membongkar Tindak Tuturan dan Komunikasi Instrumental Aparat Penegak Hukum dalam Praktik Peradilan Pidana

Buku ini menarik juga untuk dicermati. Pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam membahas beberapa persoalan dalam bidang hukum acara pidana, tidak melulu menggunakan pendekatan yang lazimnya sudah dikenal dalam kajian bidang hukum. Penulis juga malah menggunakan pendekatan-pendekatan yang sudah lebih dulu dikenal dalam bidang linguistik dan komunikasi untuk dibawa masuk ke dalam ranah kajian bidang hukum. Sehingga dengan membaca dan mencermati buku ini, para pembaca akan ditambah pula wawasannya, selain mengenai isu-isu di bidang hukum acara pidana, juga mengenai metodologi penelitian. (Duta Besar Prof. Dr. Eddy Pratomo, S.H., M.A. Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila) Buku yang ada di tangan pembaca saat ini memiliki pendekatan yang berbeda untuk membongkar aspek ideologis (kepentingan) dari para penegak hukum, yang tidak umum dilakukan oleh peneliti hukum, yaitu masuk dari sisi kajian semiotika dan komunikasi atau secara umum. Pembeda antara isi buku ini dengan yang lain adalah mengkaji Hukum Acara Pidana melalui kajian ‘bahasa’. Kelebihannya, para Penulis buku ini tidak melepaskan kekhasan dalam suatu kajian hukum yaitu tetap berpijak kepada pendekatan konseptual dan pendekatan kasus. (Prof. Dr. Ade Saptomo, S.H., M.Si. Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Pancasila) Ulasan mengenai penegakan hukum sebagaimana di bahas dalam buku ini, yang berada ditangan pembaca saat ini menarik untuk disimak lebih mendalam. Substansi tulisannya menguraikan hukum bukan saja dari aspek normatif, namun juga dari aspek sosial, serta kajiannya menggunakan pendekatan interdisiplin, multidisiplin, dan transdisiplin, sehingga keberadaan Ilmu Hukum sebagai Ilmu Praktis yang bertujuan untuk menawarkan penyelesaian terhadap masalah (isu) hukum yang konkrit, khususnya yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, tergambar (diuraikan) dengan jelas dalam buku ini. (Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H., MS Guru Besar Ilmu Hukum/Hukum Pidana, Universitas Sumatera Utara)

Dr. Alvi Syahrin, S.H., MS Guru Besar Ilmu Hukum/Hukum Pidana, Universitas Sumatera Utara)

Sejarah Perkembangan Nasionalisme Melayu Sebelum Kemerdekaan

Kajian ini akan menganalisis sejarah perkembangan nasionalisme Melayu dalam menentang kuasa-kuasa Barat, khususnya British di Tanah Melayu sebelum mencapai kemerdekaan pada tahun 1957. Kaedah kajian yang digunakan adalah berdasarkan kaedah penelitian terhadap sumber-sumber yang diperolehi di perpustakaan dan Arkib Negara Malaysia. Kajian ini akan dimulakan dengan merungkai terlebih dahulu sejarah awal perkembangan ekonomi Tanah Melayu. Kedatangan kuasa-kuasa Barat, iaitu Portugis, Belanda dan British ke Tanah Melayu adalah disebabkan oleh kepentingan ekonomi Tanah Melayu yang juga dikenali sebagai Bumi Emas dan Semenanjung Emas oleh bangsa asing. Tanah Melayu telah dijajah selama lebih 400 tahun sejak penjajahan Portugis pada 1511. Apabila British menguasai Tanah Melayu, kemasukan pemikiran pro-Barat mereka telah mewujudkan konflik dengan masyarakat Melayu. Kajian ini akan memfokus kepada pensejarahan masyarakat Melayu bagi melihat sejarah perkembangan nasionalisme Melayu dan pihak-pihak yang terlibat dalam penentangan terhadap British. Selepas negara berjaya mencapai kemerdekaan, perlaksanaan Dasar Pandang Ke Timur oleh Tun Dr. Mahathir Mohamad pada tahun 1982 dilihat menamatkan konflik berterusan antara pemikiran Pro-Barat yang dibawa penjajah dan semangat nasionalisme Melayu, dengan model Jepun yang mewakili model Timur telah menggantikan model Barat yang sekian lama mendominasi kehidupan masyarakat Melayu seawal penguasaan Portugis di Melaka pada tahun 1511.

Kajian ini akan menganalisis sejarah perkembangan nasionalisme Melayu dalam menentang kuasa-kuasa Barat, khususnya British di Tanah Melayu sebelum mencapai kemerdekaan pada tahun 1957.

Islam Liberal Indonesia: Sejarah dan Konsepsi

Berdasarkan pemetaan dalam buku ini terlihat bahwa kelompok liberal di Indonesia tidak tunggal melainkan warna-warni. Tipologi pemikiran liberal Indonesia ini dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: 1. Liberal-Progresif Kelompok liberal tipologi ini gagasannya lebih diarahkan pada pemaknaan dan penafsiran ulang atas Islam yang dimaksudkan agar terjadinya reformasi atau perubahan yang didasarkan atas kebutuhan umat dan perkembangan zaman. Sehingga, Islam yang dipandang sebagai agama yang membawa perubahan dan perbaikan umat atau rahmatan lil’alamin dapat benar-benar secara nyata dapat menjalankan perannya dalam mendorong terjadinya transformasi sosial. Dengan kata lain bahwa liberal-progresif ialah sekelompok liberal yang lebih mengarahkan perhatian intelektualnya terhadap peningkatan dan pembenahan kondisi sosial-kultural umat baik dalam bidang politik maupun keagamaan yang terkait dengan isu-isu yang menyangkut masalah keadilan sosial, keadilan gender, dan pluralisme baik sosial maupun agama. 2. Liberal-Radikal Kaum liberal-radikal secara teologis berpegang pada gagasan teologi pembebasan. Teologi pembebasan yang terutama berhaluan kekiri-kirian Marxian, sehingga mengangkat dan mengembangkan tema-tema tentang ketidakadilan sosial yang dikontruksikan sebagai akibat adanya struktur sosial yang timpang, baik yang terdapat pada negara maupun individu. Sedangkan paradigma yang dipegangnya dalam menjalankan perjuangannya adalah paradigma sosial-konflik, dimana pola relasi materialis dan ekonomi dianggap sebagai basis yang diatasnya terbangun sistem hukum, moral, agama, dan politik, yang kesemuanya disebut sebagai superstruktur. Superstruktur akan menjadi tidak adil dalam implementasinya tatkala ada bias-bias dalam memahami superstruktur sebagai bagian dari otoritas salah satu kelompok dalam masyarakat. Kelompok tersebut adalah kelompok tokoh agama dan alim ulama, seperti ahli fiqih (fuqaha) dan ahli kalam (mutakallimin). 3. Liberal Moderat Sama seperti Islam liberal dari tipe-tipe sebelumnya, kelompok liberalmoderat pun tidak pernah menganggap Islam bersifat idiologis, Islam bagi kelompok ini adalah Islam substantif yaitu nilai-nilai atau norma-norma dasar yang bersifat universal. Kelompok ini cenderung melihat hal-hal yang substansial, yakni mencari hal-hal yang universal melalui pendekatan apresiatif terhadap partikularitas bentuk-bentuk agama yang diwahyukan Tuhan dalam rentangan sejarah. 4. Liberal-Transformatif Islam liberal-trasformatif mencoba mempertanyakan kembali paradigma dan segala praktik sosial-politik keagamaan yang mapan dan menjadi arus utama di masyarakat termasuk idiologi yang berkembang di dalamnya, dan sekaligus mengikhtiarkan ditemukannya paradigma alternatif yang diharapkan akan mampu mengubah struktur dan superstruktur yang menindas rakyat serta membuka kemungkinan bagi rakyat untuk mewujudkan potensi kemanusiaannya. Paradigma baru ini diharapkan mampu melahirkan struktur dan superstruktur yang memungkinkan rakyat untuk mengontrol perubahan sosial dan menciptakan sejarah mereka sendiri, struktur yang memungkinkan bagi rakyat melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dengan jalan demokratis.

Berdasarkan pemetaan dalam buku ini terlihat bahwa kelompok liberal di Indonesia tidak tunggal melainkan warna-warni.

Sejarah Pemikiran Ekonomi: Pemikiran dan Perkembangan

Sejarah pemikiran ekonomi berkaitan dengan pemikiran dan teori yang berbeda dalam subjek ekonomi, dari dunia dulu hingga saat ini. Ini mencakup banyak aliran pemikiran ekonomi yang berbeda. Pemikiran sejarah ekonomi berkaitan dengan asal mula dan perkembangan ide-ide ekonomi. Sejarah pemikiran ekonomi meliputi doktrin dan generalisasi dari berbagai pemikir yang berhubungan dengan fenomena ekonomi kehidupan kita. Ia mengalami banyak evolusi dengan kontribusi khusus dari berbagai pemikir yang berdampak besar pada pemikiran ekonomi masa depan. Untuk membahas pemikiran dan perkembangan terkait dengan sejarah pemikiran ekonomi secara komprehensif maka buku ini disusun menjadi 10 bab yaitu: Sejarah Pemikiran Ekonomi Ilmu Ekonomi Pra Klasik: Ilmu Ekonomi Purba dan Merkantilisme Ekonomi Klasik (Adam Smith) Ekonomi Klasik (Bentham dan Malthus) Ekonomi Sosialis (Karl Marx) Ekonomi Keynesian Ekonomi Kelembagaan Pemikiran ekonomi sosialis Perkembangan Ekonomi Kelembagaan Perkembangan pemikiran ekonomi dan kontroversi

... di mana hubungan keduanya ditandai dengan perubahan teknologi akan mendorong perubahan kelembagaan seremonial. ... Perkembangan Ekonomi Kelembagaan di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri perbankan, ...