Sebanyak 21038 item atau buku ditemukan

Gizi Geriatri

Buku ini berisi tentang kesehatan dan gizi yang terjadi pada masa usia lanjut. Berisi teori dan disertai dengan kasus dan contoh nyata yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman belajar dalam pengkajian gizi geriatri yang meliputi: pengantar gizi geriatri, teori penuaan, komposisi tubuh pada usia lanjut, pengukuran status gizi, perubahan fisiologis pada geriatri, penyakit infeksi dan difisiensi pada geriatri, penyakit tidak menular pada geriatri, efek proses penuaan teradap kualitas hidup pada geriatri, kebutuhan zat gizi makro dan mikro pada geriatri, olahraga dan aktivitas fisik dan manajemne pelayanan gizi pada geriatri.

Mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman belajar dalam pengkajian gizi geriatri yang meliputi: pengantar gizi geriatri, teori penuaan, komposisi tubuh pada usia lanjut, pengukuran status gizi, perubahan fisiologis pada geriatri, penyakit ...

Mengenal filsafat Pancasila

Akhirnya dibudi daya hubungan antara kerja dan kesenggangan ,
perkembangan pusat - pusat pemukiman dan penggunaan peralatan audio -
visual serta media komunikasi lainnya . ... 4.2.3 . Nilai Etika Yang Terkandung Di
Dalam Garis - 158.

Tantangan multikulturalisme Indonesia

dari radikalisme menuju kebangsaan

On multiculturalism in Indonesia from Islamic perspectives.

On multiculturalism in Indonesia from Islamic perspectives.

Kolonialisme Belanda dan Multikulturalisme Masyarakat Kota Medan

Penegakan Pemerintahan Kolonial Belanda di Sumatera Timur diikuti dengan penerapan berbagai kebijakan di wilayah itu. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah penerapan Undang-Undang Agraria pada 1870. Penerapan undang-undang tersebut, membuka peluang kepada pemodal swasta Belanda khususnya dan Eropa umumnya untuk menanamkan modalnya di Hindia Belanda. Salah satu bentuk penanaman modal adalah pembukaan perkebunan tembakau di Deli, Sumatera Timur. Pembukaan perkebunan tersebut menyebabkan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja untuk dipekerjakan di perkebunan. Pada awal pembukaan perkebunan, penduduk pribumi Sumatera Timur (Melayu dan Batak) kurang berminat bekerja sebagai buruh di perkebunan. Oleh karena itu, para pemilik perkebunan mendatangkan buruh dari luar wilayah itu yaitu orang Cina, Keling, Jawa, Banjar dan Bawean. Kehadiran para buruh dari luar wilayah Sumatera Timur berdampak terhadap terciptanya masyarakat yang multikultur di Kota Medan. Sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, kondisi masyarakat Kota Medan sangat multikultural baik dari aspek suku, ras, agama, budaya maupun status sosial. Dengan kata lain, pembukaan perkebunan di Sumatera Timur telah menciptakan masyarakat perkebunan yang multikultural. Kehadiran kaum buruh perkebunan dari luar Deli menyebabkan penduduk wilayah tersebut sangat heterogen.

Penegakan Pemerintahan Kolonial Belanda di Sumatera Timur diikuti dengan penerapan berbagai kebijakan di wilayah itu.