Sebanyak 250 item atau buku ditemukan

Pendekatan praktis penelitian tindakan kelas

panduan penyusunan PTK untuk guru : dilengkapi dengan contoh-contoh PTK terbaik : berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kredit

Andalusia dan Pensyarahan Hadis

Studi terhadap kontribusi Ibn ‘Abd al-Barr (463h.) dalam kitab al-Tamhīd limā fī al-Muwațța min al-Ma‘āni wa al-Asānid

Al--Tamhīd limā fī al-Muwațța min al-Ma‘āni wa al-Asānid merupakan salah satu dari banyak kitab yang mensyarah hadis al-Muwatta’ pada masa klasik. Kitab ini merupakan karya ulama Andalusia Ibn ‘Abd al-Barr (463h.) yang belum banyak mendapatkan perhatian dari para pengkaji hadis di Nusantara. Padahal ini merupakan simbol dari kemajuan perkembangan hadis dan fikih di Andalusia, serta dunia Islam pada umumnya. Penelitian ini ingin membuktikan adanya upaya sinkronisasi hadis dan fikih yang sudah dilakukan oleh ulama klasik melalui kegiatan pensyarahan hadis. Selain itu juga penelitian ini akan memperkenalkan lebih jauh kontribusi Ibn ‘Abd al-Barr (463h.) utamanya dalam sisi kontekstualisasi terhadap pemahaman hadis era klasik. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan sumber primer berupa kitab Al--Tamhīd limā fī al-Muwațța min al-Ma‘āni wa al-Asānid yang terdiri dari 18 jilid dengan jumlah hadis yang disyarah adalah 790 hadis dari total keseluruhan 2861 hadis dalam kitab al-Muwatta. Selanjutnya sampel data yang akan diteliti dipilih berdasarkan hadis- hadis yang memiliki korelasi dengan sosiol-historis, mengandung periwayatan yang kontradiktif, serta dibahas oleh kelompok al-Zahiri. Adapun pendekatan yang dipilih adalah pendekatan periwayatan hadis, pendekatan ilmu mustalah al-hadith yang memuat kritik sanad dan matan, serta pendekatan fikih. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya kontribusi Ibn ‘Abd al-Barr (463h.) tidak diragukan utamanya dalam menghubungkan antara konsep fikih dan hadis dalam kitab syarahnya, pertama, menggunakan pendekatan muqarin untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap tema hadis; kedua, mengandalkan periwayatan agar tidak terjerumus pada pemahaman yang bebas walaupun periwayatan tersebut berasal dari Nabi, sahabat, dan tabiin; ketiga, tidak melihat teks hadis kosong dari situasi dan kondisi yang mengitarinya, namun mempertimbangkan segala kemungkinan dan perubahan lingkungan yang ada. Keempat, mampu menjadi rujukan ulama lain baik dalam pensyarahan dan kutipan, seperti yang ditulis oleh Ibn Hajar al-Athqalani (853h.) dalam Fath al-Bari dan al-Nawawi dalam Sharh al-Minhaj. Selain itu juga Ibn 'Abd al-Barr merupakan ulama yang memperkenalkan konsep syarah hadis pertama kali yang bersifat kontekstualis serta tidak terjerumus dalam kefanatikan mazhab Maliki yang dianutnya.

... Aron , ' The Economic of Certainty : An Introduction to the Typology of Islamic Legal Theory ' , Lockwood Press , Atlanta Georgia ( Harvard University ( Ph.D Dissertasion ) 1984 , 2013 ) GLOSARIUM Ahl al-Z}immah 'Am Asbab al-Nuzu>l ...

Mysticism and Politics

A Critical Reading of Fī Ẓilāl Al-Qurʼān by Sayyid Quṭb (1906-1966)

This first critical study and selected translation from Arabic of an influential book provides precise information about current radical Islamic thought (in line with extreme unorthodox minor traditions) and also about current official Islamic orthodoxy, both compared to the spiritual, social and political main tradition.

This first critical study and selected translation from Arabic of an influential book provides precise information about current radical Islamic thought (in line with extreme unorthodox minor traditions) and also about current official ...

Pribadi Rasulullah SAW

telaah kitab Taudhih al-Dala'il fi tarjamat hadits al-Syama'il karya Guru Mughni Kuningan, 1860-1935

On Prophet Muhammad and his religious life ; transliteration of an Betawi manuscript in Jawi script.

On Prophet Muhammad and his religious life ; transliteration of an Betawi manuscript in Jawi script.

Citizenship between Empire and Nation

Remaking France and French Africa, 1945–1960

As the French public debates its present diversity and its colonial past, few remember that between 1946 and 1960 the inhabitants of French colonies possessed the rights of French citizens. Moreover, they did not have to conform to the French civil code that regulated marriage and inheritance. One could, in principle, be a citizen and different too. Citizenship between Empire and Nation examines momentous changes in notions of citizenship, sovereignty, nation, state, and empire in a time of acute uncertainty about the future of a world that had earlier been divided into colonial empires. Frederick Cooper explains how African political leaders at the end of World War II strove to abolish the entrenched distinction between colonial "subject" and "citizen." They then used their new status to claim social, economic, and political equality with other French citizens, in the face of resistance from defenders of a colonial order. Africans balanced their quest for equality with a desire to express an African political personality. They hoped to combine a degree of autonomy with participation in a larger, Franco-African ensemble. French leaders, trying to hold on to a large French polity, debated how much autonomy and how much equality they could concede. Both sides looked to versions of federalism as alternatives to empire and the nation-state. The French government had to confront the high costs of an empire of citizens, while Africans could not agree with French leaders or among themselves on how to balance their contradictory imperatives. Cooper shows how both France and its former colonies backed into more "national" conceptions of the state than either had sought.

Citizenship between Empire and Nation examines momentous changes in notions of citizenship, sovereignty, nation, state, and empire in a time of acute uncertainty about the future of a world that had earlier been divided into colonial ...