Sebanyak 15 item atau buku ditemukan

Filsafat Plato

Awalnya ia dipanggil Aristocles, kemudian ia diberi nama Plato karena sosoknya yang kuat. Setelah kematian Socrates, ia menarik diri ke Megara dan berlindung dengan Euclid, tetapi ia lekas kembali ke Athena. Dikatakan oleh para penulis biografi bahwa ia telah melakukan perjalanan ke Kirene, Italia, dan Mesir. Kisah-kisah itu sulit dipastikan karena Plato sendiri tak pernah berkisah tentangnya. Namun yang pasti, Plato mengunjungi Italia dan Sisilia ketika ia berusia empat puluh tahun. Sekembalinya ke Athena, di dekat tempat sakral pahlawan Akademus, Plato mendirikan Akademi. Akademi ini adalah universitas Eropa pertama. Dari sekian banyak sumbangsih pemikirannya tentang moral, politik, pendidikan, dan cinta, beberapa yang tersohor adalah Apologia, Republik, Simposium, Phaedo. Dari Plato muncul gema pertama tentang Atlantis. Dari Plato pula berkembang doktrin Platonik. Dia adalah salah satu filsuf yang karya-karyanya tak pernah berhenti memberi pengaruh terhadap gerak manusia dan zaman. * Buku Seri Filsafat diterjemahkan dari karya termahsyur Frederick Charles Copleston, seorang pendeta Yesuit Inggris, yang sebelumnya diterbitkan dalam sembilan jilid antara tahun 1946 dan 1975. Sebagaimana dicatat oleh The Encyclopedia Britannica, karya ini adalah "teks dasar pengantar filsafat untuk ribuan siswa universitas, khususnya dalam edisi paperback AS-nya."

Dia adalah salah satu filsuf yang karya-karyanya tak pernah berhenti memberi pengaruh terhadap gerak manusia dan zaman. * Buku Seri Filsafat diterjemahkan dari karya termahsyur Frederick Charles Copleston, seorang pendeta Yesuit Inggris, ...

Filsafat Santo Thomas Aquinas

Santo Thomas Aquinas adalah seorang yuris, teolog, dan filsuf yang sangat berpengaruh dalam tradisi skolastisisme selain sebagai pendukung teologi kodrat yang paling menonjol dan populer. Pengaruhnya pada pemikiran Barat cukup besar, dan banyak filsafat modern yang mengembangkan ataupun menentang gagasan-gagasannya, khususnya dalam bidang etika, hukum kodrat, metafisika, dan teori politik. Karya-karyanya yang paling dikenal adalah Summa Theologiae dan Summa contra Gentiles. Diduga kuat ia berkenalan dengan Aristoteles, Averroes (Ibnu Rusyd), dan Maimonides ketika berkuliah sehingga memengaruhi teologi dan filsafatnya. Thomas pernah ditawan oleh keluarganya sendiri lantaran niatnya bergabung dengan Ordo yang ia kagumi dan yakini. Penentangan seperti itu ia alami lagi ketika ia menyebarkan pemikirannya. Ia dikecam oleh keuskupan Paris pada tahun 1277. Namun, perlahan teologinya dikagumi oleh banyak pihak sehingga ia mendapat kanonisasi. Sampai sekarang, kelengkapan filsafat dan kejernihan teologi Thomas masih sering dijadikan pokok diskusi kaum intelek. Buku Seri Tokoh Filsafat diterjemahkan dari karya termasyhur Frederick Charles Copleston, seorang pendeta Yesuit Inggris, yang sebelumnya diterbitkan dalam sembilan jilid antara tahun 1946 dan 1975. Sebagaimana dicatat oleh The Encyclopedia Britannica, karya ini adalah “teks dasar pengantar filsafat untuk ribuan siswa universitas, khususnya dalam edisi paperback AS-nya.”

... General Studies. Teologi Kodrati GARRIGOULAGRANGE, R. God: His Existence and His Nature. 2 vols. Translated by B. Rose. London, 19346. PATTERSON, R. L. The Concept of God in the Philosophy of Aquinas. London, 1933. ROLFES, E. Die ...

Filsafat Schelling

Pada usia lima belas tahun, Schelling diterima di yayasan teologi Protestan di Universitas Tubingen, berteman dengan Hegel dan Hoderlin, yang mana keduanya berusia lima tahun lebih tua darinya. Di usia tujuh belas, ia telah menulis sebuah disertasi tentang bab ketiga dari Genesis, dan di tahun 1973 ia menerbitkan esai “On Myths” (Ueber Mythen). Pada waktu itu, bisa dikatakan bahwa Schelling merupakan anak didik Fichte. Akan tetapi, pemikiran Fichte hanyalah titik pemberangkatan refleksi Schelling. Tidak lama setelah itu, Schelling menunjukkan independensi dalam berpikir. Khususnya, ia tidak puas dengan pandangan Fichte tentang Alam yang hanya dianggap sebagai instrumen untuk aksi moral. Pada pandangannya sendiri, Alam adalah manifestasi terdekat dari Mutlak, sebagai dinamika yang mengorganisir dirinya sendiri dan sistem teologi yang terus bergerak. Di tahun 1798 Schelling ditunjuk menjadi Kepala Universitas Jena. Dia memang baru menginjak usia 23, tapi karya-karyanya berhasil menuai pujian tak hanya dari Goethe, tapi juga dari Fichte. Dari tahun 1802 sampai tahun 1803, ia berkolaborasi dengan Hegel menyunting Critical Journal of Philosophy. Buah pikiran Schelling yang terus tumbuh dengan amat terbuka membuatnya menarik untuk diikuti—lebih daripada filsuf lainnya. Buku Seri Tokoh Filsafat diterjemahkan dari karya termasyhur Frederick Charles Copleston, seorang pendeta Yesuit Inggris, yang sebelumnya diterbitkan dalam sembilan jilid antara tahun 1946 dan 1975. Sebagaimana dicatat oleh The Encyclopedia Britannica, karya ini adalah “teks dasar pengantar filsafat untuk ribuan siswa universitas, khususnya dalam edisi paperback AS-nya.”

... Philosophy General (Ueber die Moglichkeit einer Form der Philosophie uberhaupt). Pada waktu itu, bisa dikatakan bahwa Schelling merupakan anak didik dari Fichte. Fakta tersebut sangat terlihat dalam sebuah karyanya yang dipublikasikan ...

Etika Nikomakea

Etika Nikomakea merupakan karya Aristoteles tentang etika yang melatari diskusi filsafat selama ratusan tahun. Karya ini mulai banyak dibaca pada abad kedua belas. Ia kemudian sampai ke tangan Winston Churchill hingga Leo Srauss, dan memberi pengaruh besar terhadap mazhab-mazhab pemikiran yang berkembang, khususnya Stoisisme dan Epikureanisme. Dalam buku ini, Arsitoteles mengungkap bahwa kebahagiaan terletak pada aktivitas jiwa yang terkait dengan kebajikan. Dalam kebajikan moral, ia berbentuk keberanian, kemurahan hati, dan keadilan, dan dalam kebajikan intelektual, ia berbentuk pengetahuan, kebijaksanaan, dan pemahaman yang mendalam. * Tak ada yang bisa memastikan di daftar manakah Etika Nikomakea akan dengan tepat disejajarkan dengan buku monumental lainnya, karena karya ini layak masuk ke dalam semua daftar tentang buku-buku terbaik. The New York Times Pengantar Etik Nikomake adalah salah satu karya monumental Aristoteles, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.

Etika Nikomakea merupakan karya Aristoteles tentang etika yang melatari diskusi filsafat selama ratusan tahun.

Buddha

(Sebuah Biografi Naratif)

Siddhartha menemukan bahwa tidak ada jaminan keselamatan dan kesejahteraan di mana pun. Hawa dasar dari kehidupan—yaitu kefanaan—mengalahkan apa pun yang coba ditegakkan untuk melawannya, dengan tanpa ampun. Tidak ada impian-impian, tidak ada kepompong dari konvensi atau adat istiadat yang telah ada, yang bisa bertahan terhadap perubahan, penuaan, dan kematian. Sehingga, Sang Pangeran dengan perlahan-lahan meninggalkan kelekatan terhadap ilusi kenyamanan yang muncul tersebut, kemudian mencari fakta di luar semua itu. Dengan keberanian dan pengabdian yang tak kunjung padam dan tanpa henti, dia mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh kecerdasannya. Hasilnya? Seorang pangeran bangkit dari semua mimpi (yang bersifat fana) dan menjadi Buddha. “Thus-Gone One”, sang Tathagata—sebagaimana Sang Buddha disebut—melihat dengan jelas totalitas dari kehidupan dan hal-hal di luar kehidupan itu sendiri. Sang Buddha telah sepenuhnya menjelajahi berbagai jangkauan realitas dan pencapaian yang nyata. Dia berangkat melakukan perjalanan dengan tekad untuk menaklukkan kematian, dan dia benar-benar melakukannya. * Gate gate paragate parasamgate bodhi svaha. “Pergi, pergi, pergilah sampai di luar batasmu, benar-benar melampaui batasmu, bangkitlah, jadilah bagian dari itu.”

Sang Buddha telah sepenuhnya menjelajahi berbagai jangkauan realitas dan pencapaian yang nyata.

Filsafat Masa Kini

“Apakah filsuf harus ambil bagian dalam peristiwa-peristiwa kontemporer dan mengomentari semua itu?” adalah pertanyaan mengenai peran kaum intelektual dalam masyarakat kita. Jawaban atas pertanyaan ini sekarang harus mempertimbangkan dua titik ekstrem. Di satu sisi, partisipasi kaum intelektual dalam kejahatan-kejahatan abad kedua puluh sangat membebani pemahaman diri kelompok sosial ini, setidak-tidaknya sejauh ia masih mempertahankan kenangan praktis sejarah. Di sisi lain, kita bisa menanyakan kepada diri kita sendiri apakah kita mendapatkan banyak manfaat jika kita membiarkan para model, pembawa acara dan kelompok-kelompok serupa menduduki posisi intelektual dalam masyarakat media kontemporer kita. Jawaban-jawaban yang diberikan filsuf Paris Alain Badiou dan filsuf serta psikoanalis Slovenia Slavoj Žižek dalam diskusi mereka tentang tema ini di Wina pada tahun 2004 ternyata lebih sederhana dan lebih skeptis dari yang mungkin diharapkan orang dari para filsuf. Bukannya berlindung pada kejayaan lama yang sudah sejak dulu menjadi kedaluwarsa secara historis, mereka justru mencoba mengingat-ingat kualitas spesifik pemikiran filosofis dan menimba jawaban-jawaban mereka dari situ. Diskusi filsafat biar bagaimanapun selalu menstimulasi, sebagaimana diperlihatkan oleh presentasi dan kini oleh buku ini. Peter Engerlann

Jawaban-jawaban yang diberikan filsuf Paris Alain Badiou dan filsuf serta psikoanalis Slovenia Slavoj Žižek dalam diskusi mereka tentang tema ini di Wina pada tahun 2004 ternyata lebih sederhana dan lebih skeptis dari yang mungkin ...

Filsafat John Locke

John Locke lahir di Wrington dekat Bristol pada tahun 1632. Ayahnya adalah seorang pengacara negara. Ia belajar filsafat di Oxford dan kemudian dipandang sebagai salah satu tokoh yang luar biasa pada Abad Pencerahan. Ia adalah penanda lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian). Locke melakukan penyelidikan tentang pengetahuan manusia. Filsuf lain sebelum dia memang telah merenungkan dan menulis tentang hal tersebut. Namun, Locke benar-benar adalah filsuf pertama yang mengabdikan energi utamanya untuk menyelidiki pemahaman manusia, ruang lingkupnya, dan terutama batasannya—karena menurutnya, manusia tidak jarang menyia-nyiakan tenaganya untuk masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh akal manusia. Pengaruh empirisisme Locke paling baik dapat dilihat pada filsafat Berkeley dan Hume. Pengaruhnya juga sangat kuat pada etika, melalui elemen-elemen hedonistik dalam teori etika dan dalam teori politiknya. Dapat ditambahkan pula bahwa liberalisme ekonomi dari tipe laissez-faire, seperti yang ditemukan dalam tulisan ‘fisiokrat’ Prancis (contohnya, François Quesnay, 1694-1774) dan dalam Wealth of Nations karya Adam Smith pada tahun 1776, setidaknya memiliki hubungan jauh dengan teori ekonomi dan politik Locke.

John Locke lahir di Wrington dekat Bristol pada tahun 1632.

Logika, Bahasa, & Modus Kuasa

Melalui buku ini, kita akan menyaksikan bahwa logika bukan hanya perkara aturan berpikir yang dihafalkan dari diktat kuliah semester satu, melainkan sebuah medan sosial yang di dalamnya suatu kalimat dibunyikan, diturunkan, digeser, atau dipelintir dari kalimat lainnya dan orang-orang mendengarnya dengan sorak-sorai. Buku ini memotret fenomena hari ini bahwa logika tidak lagi mengadili, tetapi justru diadili oleh praktik penyimpulan sosial. Martin Suryajaya Saya cenderung mendapati beragam kerumitan ketika berhadapan dengan pustaka-pustaka tentang nalar, logika, dan topik-topik lain yang terangkum dalam tema Filsafat Ilmu Pengetahuan. Kerumitan yang ada di sana muncul sejak dalam bentuk kerumitan bahasa (baik diksi maupun struktur kalimat) hingga penjelasan yang terasa canggih. Buku Logika, Bahasa, dan Modus Kuasa yang ditulis oleh St. Tri Guntur Narwaya, tidak serta merta menghapus seluruh kerumitan itu, tetapi setidaknya buku ini telah menunjukkan upaya membumikan yang ‘rumit’ tadi dengan menghadirkan contoh-contoh yang aktual. Pun, ia tidak terjebak pada pertunjukan kerumitan dan kecanggihan berbahasa, sehingga pembaca awam seperti saya tidak—atau setidaknya, tidak terasa—‘dizalimi’. Selain memaparkan perkembangan perspektif dalam mendudukkan nalar dan logika, buku ini juga menghadirkan gambaran tentang peta perdebatan metodologis dalam merumuskan dan membangun legitimasi atas “benar” dan “kebenaran”. Ratna Noviani Ph.D Dosen Prodi Kajian Budaya dan Media Sekolah Pascasarjana, UGM. Buku ini menggugat “hilangnya sensivitas” kita atas praktik-praktik kekuasaan yang menerpa kehidupan kita sehari-hari. Dengan kelincahan dan kedalamannya, penulis berupaya menyelami isme-isme (teori-teori) besar dalam Filsafat, dan berhasil membongkar berbagai kesesatan berpikir serta kedok praktik-praktik kekuasaan dalam era pascakebenaran. Dr. Andi Faisal Dosen Sastra Prancis Universitas Hasanuddin.

Buku Logika, Bahasa, dan Modus Kuasa yang ditulis oleh St. Tri Guntur Narwaya, tidak serta merta menghapus seluruh kerumitan itu, tetapi setidaknya buku ini telah menunjukkan upaya membumikan yang ‘rumit’ tadi dengan menghadirkan contoh ...

Retorika (Seni Berbicara)

Socrates, Plato, dan Aristoteles memandang retorika dan puisi sebagai alat yang terlalu sering digunakan untuk memanipulasi orang lain melalui manipulasi emosi dan pengaburan fakta. Mereka mendakwa para sofis, termasuk Gorgias dan Isocrates, sebagai para pengguna manipulasi jenis ini, sedangkan para filsuf merupakan pengguna retorika yang didasarkan pada filsafat dan upaya-upaya pencerahan. Salah satu kontribusi terpenting Aristoteles dalam buku ini adalah ia mengidentifikasi retorika sebagai salah satu dari tiga elemen kunci dalam filsafat, bersanding dengan logika dan dialektika. Aristoteles, melalui buku ini, memberikan dasar-dasar sistem retorika yang berfungsi sebagai batu pijakan bagi perkembangan teori retorika dari zaman kuno sampai zaman modern, sehingga buku ini dianggap sebagai karya tunggal yang paling penting dalam seni persuasi. Gross dan Walzer, sebagaimana Alfred North Whitehead, setuju bahwa semua filsafat Barat adalah catatan kaki bagi Plato dan semua teori retorika hanyalah serangkaian tanggapan terhadap isu-isu yang diangkat dalam Retorika.

Socrates, Plato, dan Aristoteles memandang retorika dan puisi sebagai alat yang terlalu sering digunakan untuk memanipulasi orang lain melalui manipulasi emosi dan pengaburan fakta.

Humanisme dan Kapitalisme

Kita terbiasa menyerang kapitalisme dari posisi kaum sosialis. Dan benar, kita kadang-kadang memiliki kesan bahwa satu-satunya fungsi mereka memang untuk menyerang kapitalisme. Namun kritikus humanis terhadap kapitalisme sebagian besar adalah kaum konservatif, bahkan sangat konservatif. Dengan demikian kita menyaksikan fenomena budaya komersial diserang dari dua sisi, baik oleh kaum kiri maupun kanan, meski sering kali kritisisme ini tampak sangat mirip. Kaum humanis konservatif dan sosialis memegang nilai-nilai pra-modern yang sama, bahkan sampai batas tertentu keduanya sama-sama reaksioner. Baik kaum konservatif maupun sosialis sama-sama menganggap diri mereka sebagai juru penerang, yang memiliki pengetahuan khusus yang memberi hak kepada mereka untuk menjalankan dan menentukan segala urusan. Dengan kata lain, baik kaum konservatif maupun sosialis sama-sama melihat negara liberal sebagai musuh, karena kapitalisme merupakan bagian integral dari negara liberal. Kritisisme mereka atas tatanan ini, menurut hemat saya, memiliki kelemahan besar karena kritik-kritik mereka sangat bergantung pada norma-norma atau ukuran-ukuran pra-modern. Bernard Murchland

Kritisisme mereka atas tatanan ini, menurut hemat saya, memiliki kelemahan besar karena kritik-kritik mereka sangat bergantung pada norma-norma atau ukuran-ukuran pra-modern. Bernard Murchland