Sebanyak 447 item atau buku ditemukan

Penyempurnaan Sistem Bikameral Indonesia & Sinergitas DPD dengan DPR

Buku ini merupakan lahir dari penelitian. Ya, buku ini lahir dari embrio disertasi bertajuk “Sengketa Kewenangan Lembaga Negara dalam Penerapan Sistem Bikameral di Indonesia Studi terhadap Sengketa Kewenangan DPD-RI (DPD) dengan DPR-RI (DPR) dalam Pelaksanaan Fungsi Legislasi”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang mengantarkan riset ini menjadi sebuah buku. Disusun berdasarkan pengalaman empiris bekerja di DPR maupun DPD dan merasakan suasana kebatinan yang timbul dalam dinamika hubungan kedua lembaga dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangannya terutama pada fungsi legislasi. Sebagai sebuah refleksi empiris yang berada dalam dua lembaga tersebut, bahan terakhir penulis menjadi anggota DPD sehingga dapat menjadi rujukan dalam memahami relasi DPD dengan DPR dalam kurun waktu dulu, kini, dank ke depan. Secara teoretis, diharapkan buku ini dapat meberikan kegunaan bagi pengembangan teori ilmu hukum, khususnya hukum tata negara, yaitu berupa kerangka teoritik hubungan lembaga negara dan sengketa lembaga negara khususnya dalam pelaksanaan fungsi legislasi pada parlemen yang menggunakan sistem bikameral. Secara praktis diharapkan memberikan sumbangan bagi perbaikan penanganan sengketa lembaga negara dan pelaksanaan fungsi legislasi yang melibatkan DPD dan DPR, agar dapat berjalan secara sinergis dan pada giliranya akan mampu meningkatkan kinerja legislasi dalam kerangka penerapan sistem bikameral. Penelitian dan penulisan buku hasil riset ini menggunakan paradigma konstruktif. Menurut Thomas S. Kun,[1] paradigma ilmiah adalah contoh-contoh praktik ilmiah yang aktual dan dapat diterima. Contoh tersebut mencakup undang-undang, teori, penerapan, dan instrumentasi secara bersama-memberikan model yang darinya timbul tradisi penelitian ilmiah khusus yang koheran. Paradigma adalah cara kita memahami kehidupan, seperti air bagi ikan. Paradigma menjelaskan kehidupan ini kepada kita dan memudahkan kita untuk mengira-ngira perilakunya. Dalam pemahaman yang lain menegaskan bahwa paradigma adalah kerangka kerja dari pikiran, skema untuk memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari kehidupan ini. Pengertian paradigma juga dimaknai sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelidikan ilmiah.[2] Kaum konstruktivisme berpendirian bahwa manusia pada dasarnya mengkonstruksi dan memodifikasi konsep, model, realitas, termasuk pengetahuan dan kebenaran hukum. Dalam mengembangkan suatu paradigma khususnya paradigma konstruktif harus didasarkan pada aspek filosofi dan metodologis yang meliputi dimensi:[3] Ontologis, yaitu realitas merupakan konstruksi sosial, kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai kontek spesifik yang dinilai relevan pelaku sosial. Epistemologis, yaitu transaksional/subjektif : Pemahaman tentang suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara yang meneliti dan yang diteliti. Metodologis, terutama pendekatan reflective/dialectical menekankan empati dan intraksi dialektik antara peneliti-responden untuk merekonstruksi realitas diteliti melalui metode-metode kualitatif.

Bahkan lebih dari itu, salah satu persyaratan anggota DPRGR yang untuk dapat diangkat semua anggta DPR harus menyetujui Undang-Undang Dasar, dan Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia ...

Perbandingan Sistem Politik; Teori dan Fakta

Pendahuluan ini menyajikan tiga hal. Yang pertama adalah penjelasan tentang perlunya mempelajari perbandingan politik. Mengapa mengetahui sistem politik luar negeri itu penting? Kedua, pendahuluan ini membahas kelemahan dan kelebihan pendekatan perbandingan terhadap ilmu politik. Dinyatakan bahwa, terlepas dari segala persoalannya, ilmu perbandingan politik menambahkan hal penting ke dalam kemampuan kita untuk memahami apa yang terjadi di jagat politik. Dan ketiga, pendahuluan ini memberi rambu-rambu dalam menghantarkan kita menelusuri buku ini agar isinya lebih mudah dan lebih menarik untuk dipahami dan diserap.

Pada inti ideologi sosialis terdapat keyakinan bahwa bagian-bagian terpenting dari ekonomi umumnya harus dimiliki atau diatur oleh negara guna menghilangkan bentuk-bentuk terburuk ketidaksetaraan, eksploitasi, dan ketidakadilan sosial.

Manajemen Pengembangan Desa Produktif

Desa yang produktif menjadi impian seluruh masyarakat. Untuk itu, perlu upaya manajemen desa yang lebih baik agar tercipta desa yang produktif. Buku ini menyajikan konsep desa produktif disertai dengan strategi dan upaya mengembangkan desa agar lebih produktif. Buku ini hadir sebagai acuan dan referensi bagi kepala desa dan pamong desa untuk meningkatkan kinerja agar memenuhi standar kerja, tuntutan, dan keinginan masyarakat.

B. TEORI DAN PENDEKATAN MANAJEMEN Secara garis besar, perkembangan teori manajemen yang umumnya dikenal dalam teori manajemen kontemporer disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel Perkembangan Teori Manajemen Teori Penjelasan Klasik ...

Teori Pemerintahan

Buku ini memaparkan secara mendasar pemahaman tentang ilmu pemerintahan. Secara garis besarnya ada tiga hal penting yang disuarakan buku ini. Pertama, memaparkan teori pemerintahan yang terdiri dari makna pemerintahan, tata kelola pemerintahan dan sistem pemerintahan secara luas, yakni sistem presidensial, parlemen, dan campuran. Kedua, menjelaskan asas-asas dalam penyelengaraan pemerintahan. Dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan secara universal terdapat asas desentralisasi, asas sentralisasi, asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Diantara asas tersebut, hanya asas desentralisasi dan sentralisasi yang paling familiar dan membumi dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan. Hampir semua negara menolak pelaksanaan asas sentralisasi dan menginginkan praktik asas desentralisasi dalam bangunan relasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Ketiga, menghadirkan lembaga pemerintahan. Lembaga pemerintahan yang menjadi perhatian dalam buku ini adalah lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Tiga lembaga ini biasa disebut trias politika atau sebutan pemaknaan pemerintahan secara luas. Selain itu, dalam postur pemerintahan juga terdapat birokrasi dan pemerintahan daerah. Birokrasi dan pemerintahan adalah ujung tombak dalam implementasi kebijakan yang dibuat oleh pemimpin politik.

Sedangkan pendapat lain mengatakan kriterian pemerintah yang baik adalah penegakan hukum, sistem pengadilan yang efisien dan adil, tingkat partisipasi di ... Efisiensi, yang berhubungan dengan pemaksimalan fungsi manajemen pemerintahan.

Propaganda Technique In World War I

A classic book on propaganda technique proposes a general theory of the strategy and tactics of propaganda. This classic book on propaganda technique focuses on American, British, French, and German experience in World War I. The book sets forth a simple classification of various psychological materials used to produce certain specific results and proposes a general theory of strategy and tactics for the manipulation of these materials. In an introduction (coauthored by Jackson A. Giddens) written for this edition, Harold Lasswell notes that this study was partially an exercise in the discovery of appropriate theory. It raised the crucial questions of how to classify the content of propaganda—for instance, a distinction is made between "value demands" (war aims, war guilt, and casting the enemy as evil personified) and "expectations" (the illusion of victory)—and how to summarize the procedures employed in organizing and carrying out propaganda operations. Propaganda Technique in World War I deals primarily with problems of internal administration and lateral coordination rather than with the relationship between policymakers and propagandists. However, Jackson Giddens enumerates procedures in the book that illustrate an underlying assumption that decision makers were deeply involved in propaganda and influenced by considerations of public opinion. He takes the study of propaganda further by elaborating on the nature and meaning of the category of "war aims" and its relation to the propagandist, for this, more than any other category of content, "is the catalyst of transnational political action." Giddens's exploration of the development of a comprehensive theory of propaganda adds another dimension to Lasswell's study while confirming its value as outstanding groundwork for continuing research.

This classic book on propaganda technique focuses on American, British, French, and German experience in World War I. The book sets forth a simple classification of various psychological materials used to produce certain specific results ...

Propaganda

The Formation of Men's Attitudes

From one of the greatest French philosophers of the 20th century, comes a seminal study and critique of propaganda. Taking not only a psychological approach, but a sociological approach as well, Ellul's book outlines the taxonomy for propaganda, and ultimately, it's destructive nature towards democracy. Drawing from his own experiences fighting for the French resistance against the Vichy regime, Ellul offers a unique insight into the propaganda machine. "A far more frightening work than any of the nightmare novels of George Orwell. With the logic which is the great instrument of French thought, Ellul] explores and attempts to prove the thesis that propaganda, whether its ends are demonstrably good or bad, is not only destructive to democracy, it is perhaps the most serious threat to humanity operating in the modern world."--Los Angeles "The theme of Propaganda is quite simply . . . that when our new technology encompasses any culture or society, the result is propaganda . . . Ellul has made many splendid contributions in this book."--Book Week

"--Los Angeles "The theme of Propaganda is quite simply . . . that when our new technology encompasses any culture or society, the result is propaganda . . . Ellul has made many splendid contributions in this book."--Book Week