Sebanyak 248 item atau buku ditemukan

Emancipation(s)

In Emancipation(s), Ernesto Laclau addresses a central question: how have the changes of the last decade, together with the transformation in contemporary thought, altered the classical notion of "emancipation" as formulated since the Enlightenment? Our visions of the future and our expectations of emancipation, have been deeply affected by the changes of recent history: the end of the Cold War, the explosion of new ethnic and national identities, the social fragmentation under late capitalism, and the collapse of universal certainties in philosophy and social and historical thought. Laclau here begins to explore precisely how our visions of emancipation have been recast under these new conditions. Laclau examines the internal contradictions of the notion of "emancipation" as it emerged from the mainstream of modernity, as well as the relation between universalism and particularism which is inherent in it. He explores the making of political identities and the status of central notions in political theory such as "representation" and "power," focusing particularly on the work of Derrida and Rorty. Emancipation(s) is a significant contribution to the reshaping of radical political thought.

In Emancipation(s), Ernesto Laclau addresses a central question: how have the changes of the last decade, together with the transformation in contemporary thought, altered the classical notion of "emancipation" as formulated since the ...

Metafisika Tauhid Islam Ma'rifaturrasul

Untuk mengingat perjalanan hayat orang yang kita teladan Muhamad bin Abdullah,Muhamad Rusli bin Amin , Ghafar Harun Al Rasyid bin Adam as, serta tanda bakti kami kepada orang tua. Semoga buku ini bisa meruKundang umat Islam yang pecah menjadi 73 golongan menjadi satu golongan yang rahmatan lil alamin.

Untuk mengingat perjalanan hayat orang yang kita teladani Muhamad bin Abdullah,Muhamad Rusli bin Amir , Ghafar Harun Al Rasyid bin Adam as, serta tanda bakti kami kepada orang tua.

Pengantar Filsafat Islam

Filsafat Islam sejatinya merupakan metode berpikir kenabian, prophetic philosophy, dalam rangka menyibak kebenaran perenial. Filsafat Islam sebagai metode berpikir profetik yang mampu menghadapi pusparagam problematika kehidupan justru sudah jarang dipraktikkan umat Islam dewasa ini. Melalui buku Pengantar Filsafat Islam ini, Zaprulkhan ingin memperlihatkan dimensi profetik filsafat Islam dalam merespons berbagai persoalan kehidupan manusia. Sebuah buku yang harus dibaca oleh siapa pun yang ingin memahami filsafat Islam. —Prof. Dr. Musa Asy'arie, Guru Besar Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. * Buku-buku filsafat Islam yang beredar di kalangan mahasiswa lazimnya hanya membahas filsafat Islam secara historis-sosiologis, perkembangannya, para tokoh, dan konsep-konsepnya secara global. Konsep-konsep filsafat Islam secara tematis, seperti Filsafat Ketuhanan dan perdebatannya dengan konsep-konsep materialisme, Filsafat Rasionalisme Islam, atau epistemologi burhani, dan konsep lain yang diformulasikan oleh sebagian filsuf Muslim tidak tersentuh secara utuh, melainkan hanya secara sekilas. Dengan alasan tersebut, buku ini berupaya melengkapi kekurangan tema-tema yang belum dibahas sebelumnya dan mengelaborasi filsafat Islam secara tematik dengan memfokuskan pada bagian-bagian filsafat Islam secara umum yang mencakup Filsafat Rasionalisme Islam, Filsafat Ketuhanan, Filsafat Manusia Perspektif al-Qur’an, Filsafat Mistikal, Filsafat Pendidikan Islam, Filsafat Politik Islam, Filsafat Sains Islam, dan Filsafat Sejarah Islam. Inilah keistimewaan sekaligus kelebihan buku Filsafat Islam ini dibandingkan dengan buku-buku sejenis lainnya. Selamat membaca!

Melalui buku Pengantar Filsafat Islam ini, Zaprulkhan ingin memperlihatkan dimensi profetik filsafat Islam dalam merespons berbagai persoalan kehidupan manusia.

Filsafat Hukum

Dialektika Wacana Modernis

Buku ini mencoba menguraikan berbagai pergumulan dialektika filsafat hukum modern. Sejak kemunculannya kajian filsafat telah mengalami perkembangan luar biasa dan merambah ke berbagai kajian lainnya. Dalam konteks filsafat hukum, perubahan dalam memaknai hukum secara reflektif berkembang dari masa ke masa sebagai konsekuensi dari perkembangan yang terjadi pada filsafat ilmu. Ada kalanya filsafat hukum didominasi oleh wacana agama sebagaimana pada masa abad pertengahan, selanjutnya disusupi oleh pandangan rasionalisme dan empirisme serta dominasi bahasa dan sastra hingga ilmu-ilmu sosial menjado jalan bagi penerawangan sosiologis terhadap wacana modernitas dalam ilmu hukum.

Ada kalanya filsafat hukum didominasi oleh wacana agama sebagaimana pada masa abad pertengahan, selanjutnya disusupi oleh pandangan rasionalisme dan empirisme serta dominasi bahasa dan sastra hingga ilmu-ilmu sosial menjado jalan bagi ...

Filsafat Inklusivisme

Menyingkap Melalui Fenomena Agama, Budaya, Politik, Sains, dan Teknologi hingga Sejarah Pemikiran

Buku “Filsafat Inklusivisme” barangkali merupakan produk dari adventure Antono Wahyudi di hutan lebat filsafat. Manakala terpesona oleh “pohon besar dengan dedaunan yang menjulang tinggi” yaitu dialog agama, toleransi, dia menguraikan keterpesonaannya di bagian dua (dari buku ini); ketika duduk-duduk di bawah ranting-ranting yang besar berupa relasi agama dan sains, dia menorehkan tintanya di bagian tiga; tatkala ada “gubug reyot di tengah hutan” yang tak lain adalah kebudayaan, dia menulis beberapa ulasan kritis di bagian empat, dan seterusnya sampai berjumpa dengan wilayah hutan yang tak kalah memesona (bagian tujuh), yaitu manusia inklusif, intersubjektif, dan sebagainya yang banyak diasalkan dari pembacaan dan diskusi tentang tema fenomenologis, Relasionalitas dalam hidup sehari-hari. Prof. Dr. FX. Eko Armada Riyanto, CM STFT Widya Sasana, Malang

Buku “Filsafat Inklusivisme” barangkali merupakan produk dari adventure Antono Wahyudi di hutan lebat filsafat.

Metode Kritik Filsafat Ibnu Rusyd

Perbincangan apa pun tentang filsafat Islam atau rasionalisme Islam bila tidak menyertakan kiprah intelektual Ibnu Rusyd, tokoh dari Andalusia, adalah sama dengan omong kosong. “Bullshit!” Demikian kira-kira ungkapan yang sangat tepat untuk menggambarkan urgensi kontribusi filsafat Ibnu Rusyd—sebagaimana begitu pentingnya meletakkan sosok R.A. Kosasih dalam jagat perkomikan Indonesia. Apa gerangan sesungguhnya yang telah disumbangkan Ibnu Rusyd? Pelik memang, namun bukannya mustahil untuk dipetakan. Apa yang telah dilakukan dengan baik oleh Muhammad Atif al-Iraqi dalam buku yang kini ada dalam genggaman pembaca ini merupakan satu bukti esensial yang berhasil mendudukkan eskalasi filsafat Ibnu Rusyd di antara percaturan filsafat Islam khususnya, dan bahkan filsafat dunia umumnya. Kita seolah-olah dihidangi “metode kritik” Ibnu Rusyd yang sangat komprehensif, mencakup dimensi teologis/kalam hingga sufistik, yang berhasil memetakan dengan baik bagaimana sebenarnya cara penalaran Ibnu Rusyd dalam melihat setiap dimensi Islam. Penelitian yang sangat serius dari seorang pakar sejarah filsafat di Cairo University ini menghadirkan nuansa baru dalam melihat ketajaman dan keberanian Ibnu Rusyd.

Apa yang telah dilakukan dengan baik oleh Muhammad Atif al-Iraqi dalam buku yang kini ada dalam genggaman pembaca ini merupakan satu bukti esensial yang berhasil mendudukkan eskalasi filsafat Ibnu Rusyd di antara percaturan filsafat Islam ...

Tiga Mazhab Utama Filsafat Islam

Seyyed Hossein Nasr merupakan salah seorang tokoh dan “orang pertama” yang paling otoritatif dalam membicarakan kajian-kajian Timur, utamanya disiplin filsafat dan mistisisme Islam. Oleh karenanya, kita patut bersyukur bahwa Ach. Maimun Syamsuddin telah meluangkan waktu untuk menerjemahkan salah satu teks kunci filsafat Islam ini ke dalam bahasa kita secara bernas. Buku yang pada mulanya disampaikan sebagai bahan kuliah di Harvard University ini penting kita baca jika kita hendak memahami lebih mendalam tentang korpus filsafat Islam. Penulis buku ini punya hipotesis menarik. Ia menyatakan bahwa filsafat Islam, pada prinsipnya, dapat diklasifikasikan ke dalam tiga madzhab utama: Madzhab Ibnu Sina, Madzhab Suhrawardi, dan Madzhab Ibnu ‘Arabi. Adapun percikan-percikan filsafat dari filsuf-filsuf Islam lainnya tak lebih hanyalah “catatan kaki” dari ketiganya. Maka, untuk mendalami filsafat Islam secara lebih detail, orang terlebih dahulu memahami secara benar buah pikiran ketiga filsuf tersebut. Dan, melalui karya ini, penulis hendak menuntun pembaca bertamasya ke taman filsafat Islam yang sesungguhnya yang lebih kompleks, rumit, dan membahagiakan.

Seyyed Hossein Nasr merupakan salah seorang tokoh dan “orang pertama” yang paling otoritatif dalam membicarakan kajian-kajian Timur, utamanya disiplin filsafat dan mistisisme Islam.

Filsafat yang mengelak

... teologis ” ; problem hati nurani tidak secara tuntas diawasi oleh filsafat etika ,
agar supaya etika sesuai dengan hati nurani . ... maka metakomunikasi yang
menjadikannya komunikasi betul janganlah dibenarkan oleh filsafat itu sendiri .