Sebanyak 444 item atau buku ditemukan

Pengantar Metode Penelitian Kualitatif

Buku ini menyampaikan materi kepada pembelajar tentang hal-hal yang perlu diketahui dalam memilih metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sebagai metode yang bisa diterapkan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena politik problem-problem politik. Selain itu, buku ini juga dapat dipakai untuk mengenalkan kepada peneliti pemula dalam rangka menyusun skripsi dan tesis, dan merancang usulan penelitian (desain penelitian) dan tata cara menganalisis hingga menulis laporan penelitian. Beberapa contoh diberikan dalam buku ini untuk memudahkan pembaca memahami penerapan metode dalam mengkaji dan untuk mengembangkan dan desain penelitian ilmiah yang masuk akal dan sistematis menjelaskan fenomena politik untuk memahami dunia politik. Semoga buku ini bermanfaat kepada para pembelajar Ilmu Politik Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Metode penelitian kualitatif sebagai metode yang bisa diterapkan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena politik problem-problem politik.

Pendidikan Kewarganegaraan

Syukur Alhamdulillah, atas izin Allah subhanahu wata’ala, buku yang berjudul: “Pendidikan Kewarganegaraan”, telah dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagi sanak keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman, yang telah membawa manusia ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang telah dirasakan saat ini. Pendidikan Kewarganegaraan adalah bahan pelajaran (mata pelajaran atau mata kuliah) pada pendidikan formal di Indonesia, yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Bahkan, lembaga pendidikan asing pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, juga wajib memberikan pendidikan kewarganegaraan bagi peserta didik Warga Negara Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, buku ini mencoba memberikan jawaban terhadap pertanyaan, yaitu mengapa bahan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus diberikan pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi? Penyusunan buku ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun pada kenyataannya masih ditemukan banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan buku ini. Akhirnya, kepada Allah subhanahu wata’ala dimohonkan taufiq dan hidayah-Nya, semoga buku ini dapat memberi manfaat dan berguna bagi semua pihak, terutama bagi diri penulis, Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah bahan pelajaran (mata pelajaran atau mata kuliah) pada pendidikan formal di Indonesia, yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

America & Islam

Soundbites, Suicide Bombs and the Road to Donald Trump

Donald Trump's first term as the 45th President of the United States of America has shocked the world. His attitudes towards Islam became a key point of contention on the campaign trail, and in power Trump has continued his war of divisive words and deeds. Here, acclaimed journalist Lawrence Pintak scrutinizes America's relationship with Islam since its foundation. Casting Donald Trump as a symptom of decades of misunderstanding and demonization of the Islamic world, as well as a cause of future tensions, Pintak shows how and why America's relationship with the world's largest religion has been so fractious, damaging and self-defeating. Featuring unique interviews with victims and perpetrators of Trump's policies, as well as analysis of the media's role in inflaming debate, America & Islam seeks to provide a complete guide to the twin challenges of terrorism and the polarizing rhetoric that fuels it, and sketches out a future based on co-operation and the reassertion of democratic values.

Nusantara. Three thousand miles away, Indonesians were also working to
recapture the narrative from the extremists—and the Saudis. The Middle East is
on fire; the Middle East is shaking; it is terrifying to look at what is happening in
those ...

Democracy and Islam in Indonesia

Indonesia's military government collapsed in 1998, igniting fears that economic, religious, and political conflicts would complicate any democratic transition. Yet in every year since 2006, the world's most populous Muslim country has received high marks from international democracy-ranking organizations. In this volume, political scientists, religious scholars, legal theorists, and anthropologists examine the theory and practice of Indonesia's democratic transition and its ability to serve as a model for other Muslim countries. They compare the Indonesian example with similar scenarios in Chile, Spain, India, and Tunisia, as well as with the failed transitions of Yugoslavia, Egypt, and Iran. Essays explore the relationship between religion and politics and the ways in which Muslims became supportive of democracy even before change occurred, and they describe how innovative policies prevented dissident military groups, violent religious activists, and secessionists from disrupting Indonesia's democratic evolution. The collection concludes with a discussion of Indonesia's emerging "legal pluralism" and of which of its forms are rights-eroding and rights-protecting.

... Party of Indonesia), 56–57 Partai Aceh (Aceh Party), 36, 121, 163 Partai
Amanat Nasional (National Mandate Party), 79, 130 Partai Damai Sejahtera (
Prosperous Peace Party), 31 Partai Demokrasi Indonesia (Indonesian
Democracy Party).

Modernitas dan Globalisasi: Tafsir Konsep Modernitas & Keindonesiaan HMI dalam Tantangan Abad 21

Posisi kehadiran buku ini tidak lebih sebagai pemicu dan kunci untuk kembali membuka pergulatan intelektualitas dengan tujuan pengembangan yang lebih rill atas konsep-konsep dasar dan gagasan besar pemikiran Modernitas, Islam Keindonesiaan dan NDP HMI, sehingga penulis menyadari bahwa gagasan-gagasan dalam buku ini bukanlah gagasan final dan akhir dari suatu perdebatan intelektualitas dan keilmuan khususnya bagi kader-kader HMI.

Aspek Pendidikan, inti pembaharuan pemikiran di bidang Pendidikan adalah kesadaran perbedaan situasi antara zaman penjajah dengan zaman kemerdekaan, di zaman penjajah pendidikan bersifat diskriminatif dan berorientasi kolonialisme.

Teologi Lingkungan: Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif Islam

Islam adalah agama eco-friendly. Dalam Islam manusia memiliki hubungan yang terkait dengan lingkungannya di mana lingkungan dan sumberdaya alam bukan sub ordinat dari manusia. Lingkungan dan sumberdaya alam merupakan makhluk Allah yang diciptakan sebagai media bagi manusia untuk menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu beribadah dan menjadi khalifah-Nya. Sebuah buku yang membahas tentang etika pengelolaan lingkungan dalam perspektif Islam. Buku dalam format pdf ini mencoba memperkenalkan konsep Teologi Lingkungan sebagai upaya penyelamatan lingkungan melalui pendekatan nilai-nilai agama, terutama Islam. Dimana Islam memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan seseorang muslim terhadap Allah SWT. Buku Teologi Lingkungan ini mencoba menggali kembali konsep (ajaran) Islam yang berkaitan dengan lingkungan, yang diharapkan bisa menjadi landasan untuk implementasi dan revitalisasinya dalam kehidupan manusia, khususnya bagi kaum muslimin. Konsep (ajaran) Islam ini diharapkan bisa menjadi dasar pijakan moral dan spiritual (moral and spiritual base) dalam upaya penyelamatan lingkungan. Upaya ini bisa pula dikatakan sebagai upaya untuk mencari akar teologis pengelolaan lingkungan dalam perspektif Islam.

Islam adalah agama eco-friendly.

Gender, Islam and Democracy in Indonesia

This book explores the relationship between gender, religion and political action in Indonesia, examining the patterns of gender orders that have prevailed in recent history, and demonstrating the different forms of social power this has afforded to women. It sets out the part played by women in the nationalist movement, and the role of the women’s movement in the structuring of the independent Indonesian state, the politics of the immediate post-independence period and the transition to the authoritarian New Order. It analyses in detail the gender relations of the New Order regime, focused around the unitary family form supposed by the family system expounded in the New Order ideology and the contradictory implications of the opening up of the economy to foreign capital and ideas, for gender relations. It examines the forms of political activism that were possible for the women’s movement under the New Order, and the role it played in the fall of Suharto and the transition to democracy. The relationship between Islam and women in Indonesia is also addressed, with particular focus on the way in which Islam became a critical focus for political dissent in the late New Order period. Overall, this book provides a thorough investigation of the relationship between gender, religion and democracy in Indonesia, and is a vital resource for students of gender studies and Indonesian affairs.

Perempuan dalam peta negara di Indonesia. In Menakar 'harga'perempuan:
Eksplorasi atas hak-hak reproduksi perempuan dalam Islam, ed. S. Hasyim, 69–
98. Bandung: Mizan. ———. 2000a. Militer dan kekerasan terhadap perempuan.

Gender, Islam, Nationalism and the State in Aceh

The Paradox of Power, Co-optation and Resistance

This book sets out to open up the space for interpretation of history and politics in Aceh which is now in a state of armed rebellion against the Indonesian government. It lays out a groundwork for analysing how female agency is constituted in Aceh, in a complex interplay of indigenous matrifocality, Islamic belief and practices, state terror, and political violence. Analysts of the current conflict in Aceh have tended to focus on present events. Siapno provides a historical analysis of power, co-optation, and resistance in Aceh and links it to broader comparative studies of gender, Islam, and the state in Muslim communities throughout the world.

Selected Suhaltern Studies. Oxford University Press. H. Ismail Yakub. 1979. Cut
Meutia: Pahlawan Nasional dan Puteranya. Semarang: C.V. Faizan. Hafidz,
Wardah. 1993. 'Misogyny Dalam Fundamentalisme Islam,' in jurnal Ulumul Qur'
an.

Membela Islam, Membela Kemanusiaan

istilah "Aksi Bela Islam" mendadak populer dalam kosa-kata gerakan politik-keagamaan kontemporer di Indonesia. Istilah ini merupakan mantra ampuh untuk memobilisasi dukungan umat Islam dalam merespons isu-isu sosial dan politik aktual yang dianggap berkaitan dengan nasib dan kepentingan umat Islam. Tidak ada yang salah dengan inisiatif aksi solidaritas atas dasar persamaan keyakinan. Yang penting dipahami, memperkuat solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) tidak boleh menegasikan solidaritas kebangsaan yang majemuk (ukhuwah wathaniah) dan solidaritas kemanusiaan (ukhuwah basyariah). Klaim "Aksi Bela Agama" bukanlah monopoli kelompok keagamaan tertentu. Pembelaan terhadap agama Islam hendaklah berpijak pada kepentingan menjaga hak-hak umat Islam yang selaras dengan bangunan politik kebangsaan yang inklusif dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Nalar "Membela Islam, Membela Kemanusiaan" adalah bahwa membela Islam haruslah kongruen dengan membela kemanusiaan. Komitmen membela Islam akan sukar diterima jika aktualisasinya justru mengancam nilai-nilai keadaban, kebinekaan, dan kemanusiaan. Semangat membela Islam akan kehilangan esensinya apabila mengarah pada otoritarianis Buku ini tak hanya memotret tantangan peradaban Islam di Indonesia masih diliputi problema tafsir teks yang kaku, tetapi juga menambah perspektif optimistik bahwa Islam memayungi kemajemukan budaya dan menyuarakan keadilan. Penulis sangat cerdas menyajikannya dalam bahasa yang populis sehingga renyah untuk dicerna" -Prof. Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI "Fajar Riza Ul Haq terus berusaha mencari mediasi-antara lain melalui tulisan-tulisannya-untuk mendorong transformasi sosial menuju Indonesia yang semakin adil dan sejahtera." -Mgr. Ignatius Suharyo Pr, Uskup Agung Jakarta "Karya ini patut dibaca bukan saja oleh kalangannya sendiri, tetapi juga oleh publik Indonesia umumnya. Sebagai seorang intelektual-aktivis, penulisnya punya jaringan luas yang merupakan modal tambahan bagi bobot karyanya. Sebagai Muslim, penulis menunjukkan sikap kritisnya terhadap umat Islam yang jauh dari idealisme Islam tentang persatuan umat." -Ahmad Syafii Maarif, Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah [Mizan, Mizan Publishing, Wacana, Islam, Indonesia, Fiksi, Agama, Polittik]

Nalar "Membela Islam, Membela Kemanusiaan" adalah bahwa membela Islam haruslah kongruen dengan membela kemanusiaan.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Perspektif Santri

Sebagai falsafah bangsa, Pancasila menjadi bagian terpenting dari perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia sejak era pra kemerdekaan hingga reformasi ini. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan sebagai cara hidup (way of life) seluruh komponen bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kini sudah tidak zamannya, Pancasila hanya diajarkan secara formal dan kaku di bangku pendidikan, namun yang terpenting justeru penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini mencoba mengungkap seluk beluk Pancasila dalam perspektif seorang santri, mengingat beberapa bagian dari buku ini merupakan hasil dialektika dan diskusi kelas dengan mahasantri Ma’had Aly Al-Iman Purworejo. Titik tekan buku ini adalah untuk menumbuhkan keyakinan ideologis mahasantri terhadap Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara Indonesia serta membangkitkan (kembali) semangat hubb al-wathan min al-îmân, sebagai bagian dari komitmen santri terhadap ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai falsafah bangsa, Pancasila menjadi bagian terpenting dari perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia sejak era pra kemerdekaan hingga reformasi ini.