Sebanyak 334 item atau buku ditemukan

Citizenship, Inequality, and Difference

Historical Perspectives

"Offers an overview of citizenship's complex evolution, from ancient Rome to the present. Political leaders and thinkers still debate, as they did in Republican Rome, whether the presumed equivalence of citizens is compatible with cultural diversity and economic inequality. The author presents citizenship as 'claim-making'--the assertion of rights in a political entity. What those rights should be and to whom they should apply have long been subjects for discussion and political mobilization, while the kind of political entity in which claims and counterclaims have been made has varied over time and space. Citizenship ideas were first shaped in the context of empires. The relationship of citizenship to 'nation' and 'empire' was hotly debated after the revolutions in France and the Americas, and claims to 'imperial citizenship' continued to be made in the mid-twentieth century. [The author] examines struggles over citizenship in the Spanish, French, British, Ottoman, Russian, Soviet, and American empires, and ... explains the reconfiguration of citizenship questions after the collapse of empires in Africa and India. The author explores the tension today between individualistic and social conceptions of citizenship, as well as between citizenship as an exclusionary notion and flexible and multinational conceptions of citizenship."--

Citizenship, Inequality, and Difference offers a clarifying lens for understanding this critical and multifaceted concept."--Elizabeth F. Cohen, Syracuse University "This is a significant book by a master historian.

Citizenship between Empire and Nation

Remaking France and French Africa, 1945–1960

As the French public debates its present diversity and its colonial past, few remember that between 1946 and 1960 the inhabitants of French colonies possessed the rights of French citizens. Moreover, they did not have to conform to the French civil code that regulated marriage and inheritance. One could, in principle, be a citizen and different too. Citizenship between Empire and Nation examines momentous changes in notions of citizenship, sovereignty, nation, state, and empire in a time of acute uncertainty about the future of a world that had earlier been divided into colonial empires. Frederick Cooper explains how African political leaders at the end of World War II strove to abolish the entrenched distinction between colonial "subject" and "citizen." They then used their new status to claim social, economic, and political equality with other French citizens, in the face of resistance from defenders of a colonial order. Africans balanced their quest for equality with a desire to express an African political personality. They hoped to combine a degree of autonomy with participation in a larger, Franco-African ensemble. French leaders, trying to hold on to a large French polity, debated how much autonomy and how much equality they could concede. Both sides looked to versions of federalism as alternatives to empire and the nation-state. The French government had to confront the high costs of an empire of citizens, while Africans could not agree with French leaders or among themselves on how to balance their contradictory imperatives. Cooper shows how both France and its former colonies backed into more "national" conceptions of the state than either had sought.

Citizenship between Empire and Nation examines momentous changes in notions of citizenship, sovereignty, nation, state, and empire in a time of acute uncertainty about the future of a world that had earlier been divided into colonial ...

Kereta Api : Sejarah Pengembangan Jalur Jakarta-Surabaya

SETELAH mempersolek berbagai gerbong dan membuka lin-lin baru rupanya baru sekaranglah saatnya Perusahaan Jawatan Kereta Api memperbaharui rel warisan zaman Belanda. Menurut rencana rel yang membentang dari Jakarta ke Surabaya sepanjang 800 km akan dibongkar dan diganti dengan rel dari Jepang. Potongan rel yang selama ini berukuran 11,9 m akan diganti dengan 85 m, hingga goncangan kereta baja itu akan berkurang dan waktu perjalanan dapat dipersingkat. Insya Allah kalau rel baru sudah benar-benar terpasang, Jakarta-Surabaya dapat di tempuh dalam 9 jam dibandingkan zaman Belanda dulu 12 jam.

SETELAH mempersolek berbagai gerbong dan membuka lin-lin baru rupanya baru sekaranglah saatnya Perusahaan Jawatan Kereta Api memperbaharui rel warisan zaman Belanda.

Sejarah Kelam Kereta Api : Dua Kecelakaan Kereta di Bintaro

KA 225 dari Rangkasbitung bertabrakan dengan Ka 220 dari Jakarta di Pondok Betung, Jak-Sel. Lebih dari 100 korban meninggal. Kedua gerbong terdepan meluncur menelan kedua lokomotif yang berciuman. TIBA-tiba Wartini berteriak, "Kereta... kereta...." Semua pembeli lontong di warung wanita bertubuh gemuk itu menoleh ke belakang, ke arah rel 30-an meter di depan. Dua kereta api masing-masing sarat penumpang melaju dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi.

KA 225 dari Rangkasbitung bertabrakan dengan Ka 220 dari Jakarta di Pondok Betung, Jak-Sel.

Sejarah Kelam Kereta Api : Berbagai Kecelakaan Besar Commuter Line

JAKARTA - Nahas benar nasib 15 orang yang tengah asyik nongkrong di pinggiran rel kereta api di Kampung Gunung Antang, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/4) dini hari. Ketika mereka tengah asyik mengobrol dan mendengarkan musik disko yang berbunyi nyaring dari warung remang-remang di sekitar rel, kereta api Argo Muria tiba-tiba datang dan menyeruduk mereka.

JAKARTA - Nahas benar nasib 15 orang yang tengah asyik nongkrong di pinggiran rel kereta api di Kampung Gunung Antang, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/4) dini hari.

Ensiklopedia Sejarah Penemuan: Jam - Kereta Api - Telepon - Televisi - Komputer

Buku ini menguraikan beberapa penemuan yang menunjang kehidupan seperti jam, kereta api, telepon, televisi, dan komputer. melalui buku ini kita akan mengetahui sejarah, tokoh penemu, dan perkembangan masing-masing temuan tersebut.

Buku ini menguraikan beberapa penemuan yang menunjang kehidupan seperti jam, kereta api, telepon, televisi, dan komputer. melalui buku ini kita akan mengetahui sejarah, tokoh penemu, dan perkembangan masing-masing temuan tersebut.

Senjata Api: Dari Awal Hingga Pengendalian Senjata

Setelah orang Cina menemukan bubuk hitam (atau bubuk mesiu) selama abad ke-9, penemuan ini kemudian dikirim ke Timur Tengah, dan Eropa. Nenek moyang langsung dari senjata api adalah tombak api, tabung berisi bubuk hitam yang dipasang di ujung tombak dan digunakan sebagai penyembur api. Prototipe tombak api ditemukan di Cina pada abad ke-10 dan merupakan pendahulu dari semua senjata api. Senjata api muncul di Timur Tengah antara akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14.

Setelah orang Cina menemukan bubuk hitam (atau bubuk mesiu) selama abad ke-9, penemuan ini kemudian dikirim ke Timur Tengah, dan Eropa.

Api Sejarah 1

API SEJARAH 1 dan 2, menuturkan kembali juang jihad melancarkan perlawanan bersenjata terhadap penjajah Barat Kerajaan Katolik Portugis dan Kerajaan Protestan Belanda. Dan kerja keras para Ulama Warosatul Ambiya bersama Santri membangun kesatuan dan persatuan membela negara RI Proklamasi 17 Agustus 1945. Ulama dan Santri bersama pemerintah dan TNI menumpas Kudeta PKI. Membubarkan RIS dan menegakkan NKRI 17 Agustus 1950. Dengan melalui Partai Politik Islam Indonesia Masjumi, mengesahkan Lambang Negara Garuda Pantjasila (1950) dan menyelenggarakan Pemilu DPR dan Konstituante (1955). Ulama dan Santri tidak pernah absen dalam perjalanan Sejarah Bangsa dan Negara, hingga hari ini

API SEJARAH 1 dan 2, menuturkan kembali juang jihad melancarkan perlawanan bersenjata terhadap penjajah Barat Kerajaan Katolik Portugis dan Kerajaan Protestan Belanda.

GEOGRAFI dan Permasalahan Pangan

Buku ini diawali dengan bagian pertama yang menjelaskan mengapa manusia perlu makan, kemudian dilanjutkan bagian kedua telisik terhadap sejarah pangan dunia atau revolusi pertanian. Pada bagian ketiga dipaparkan secara singkat faktor-faktor geografi yang mempengaruhi permasalahan pangan, berselang kemudian tiba pada bagian keempat yaitu pendekatan global dan regional terhadap pola produksi dan konsumsi global. Buku ini diakhiri pada bagian kelima yaitu tentang kompleksitas permasalahan pangan.

Pada bagian ketiga dipaparkan secara singkat faktor-faktor geografi yang mempengaruhi permasalahan pangan, berselang kemudian tiba pada bagian keempat yaitu pendekatan global dan regional terhadap pola produksi dan konsumsi global.

Pengertian sejarah

beberapa perbahasan mengenai teori dan kaedah

Kadangkala sains sosial itu dipanggil pula sebagai “ sains ketabiatan ” , ( behavorial science ) , iaitu suatu langkah yang seolah - olah ingin mengaitkannya secara terus dengan sains yang tepat atas hakikat adanya ilmu seperti geografi ...