Sebanyak 186 item atau buku ditemukan

Daya Seni

Bunga Rampai 25 Tahun Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM

Tidak hanya ditujukan sebagai wujud perayaan 25 tahun (1991-2016) berdirinya Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa (PSPSR), Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, inisiatif atas pembuatan buku ini dimaksudkan untuk menstimulasi serta mengembangkan wacana daya seni pada lingkup pembaca yang lebih luas. Buku ini, secara eksplisit dapat menyingkap ketertautan dan keberlindanan seni dengan aspek lain yang telah lebur, dan secara implisit dapat memberikan logika yang taktis dalam membaca, menyikapi, atau menerapkan atas konstelasi seni yang terus berkembang kini. Dengan logika tersebut, pandangan yang kerap kali memosisikan seni hanya sebagai aspek pendukung dari aspek lain, seperti: politik, ekonomi, sosial, hukum, teknik, dan sebagainya, dapat berubah dengan melibatkan kesadaran dan pemahaman atasnya. Buku bunga rampai ini ditulis dari beberapa dosen yang mengajar di prodi PSPSR serta beberapa dosen yang turut membimbing dan menguji tugas akhir, di antaranya adalah: Prof. Dr. R.M. Soedarsono, Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc., Prof. Drs. SP. Gustami, S.U., Prof. M. Dwi Marianto, MFA, Ph.D., Prof. Dr. Victor Ganap, M.Ed., Prof. Dr. Soetarno, DEA., Dr. Rr. Paramtiha Dyah F., M.Hum., Dr. Phil. Vissia Ita Yulianto, Dr. Wiwik Sushartami, M.A., Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A., dan Dr. Kris Budiman. Selain itu, buku daya seni ini turut mengakomodasi beberapa pembicara di seminar The Power of Art yang dihelat setahun silam, yakni: Prof. Dr. Bambang Sugiharto, Prof. Dr. Friedrich von Borries, dan Dr. Paul Rae. Alhasil bertolak dari empatbelas penulis tersebut, pewacanaan akan daya seni dapat mulai tercipta.

Perbedaan vokalisasi yang berasal dari tradisi baca-tulis musik dan tradisi lisan juga menandai perbedaan vokalisasi dalam melantunkan ornamentasi melisma.

Seni Mengelola Konflik

“Gagasan inovatif penulis untuk mengubah persepsi negatif tentang konflik menjadi paradigma bernilai positif merupakan pendekatan baru dalam mengelola konflik. Sebuah upaya penggabungan antara realitas sosial dengan solusi spirit keagamaan. Buku ini seyogianya menjadi bacaan wajib bagi semua kalangan terpelajar dan pemangku kebijakan.”—Drs. KH. Abbadi Ishomuddin, MA., Rektor INSTIKA Guluk-Guluk Sumenep “…Buku ini sangat spesial karena memberikan kita cara mengelola konflik dengan mengambil keteladanan dari Nabi Muhammad Saw. Ide besar ini luar biasa menarik dan menggugah, layak untuk dibaca dan digali secara mendalam.” Zuhairi Misrawi., —Intelektual Muda NU dan Ketua Moderate Muslim Society * Persoalan hidup memang selalu saja berdatangan. Namun, apakah hal itu akan menjadikan kita kehilangan kendali dan gelap mata? Tentu saja tidak, kan? Sebab, jika kita memang benar-benar beriman, maka persoalan seperti apa pun tidak akan mampu membuat kita kalap dan gelap mata. Buku yang ada di hadapan Anda ini menyajikan pembahasan yang menarik perihal pengelolaan suatu masalah ataupun konflik secara lengkap. Dengan mengambil keteladanan dari Rasulullah Saw., tentu cara-cara pengelolaan konflik yang disajikan dalam buku ini menjadi begitu mudah untuk diterapkan. Selamat membaca!

“Gagasan inovatif penulis untuk mengubah persepsi negatif tentang konflik menjadi paradigma bernilai positif merupakan pendekatan baru dalam mengelola konflik.

Seni Memantaskan Diri

Memantaskan diri bukan perkara nanti-nanti. Jangan pernah kita suburkan beragam alasan untuk diam terpaku tanpa aksi. Bukankah kita dilahirkan sebagai khalifah penebar manfaat di Bumi ini? Seni Memantaskan Diri hadir di tanganmu saat ini sebagai bagian dari skenario Tuhan untukmu. Dia ingin kamu segera naik kelas karena buku ini menawarkan lebih dari sekadar motivasi. Buku ini hadir dengan segudang inspirasi, juga solusi. Tentunya bagimu yang sekarang sedang berpeluh memantaskan diri.

Bukan sekadar membaca Al–Qur'an tetapi mendalami Islam lebih jauh. Aku terus mencoba untuk istikamah memperbaiki diri, terlebih kualitas dan akhlakku ...

Seni Hidup Tenang di Usia Muda

Masa muda adalah masa keemasan. Pada masa ini baik tubuh, akal, maupun pikiran sedang berada dalam performa terbaiknya. Masa muda juga memiliki banyak sekali keutamaan sebagaimana yang tercantum di dalam Al-QurÕan dan As-Sunnah. Oleh karenanya, para pemuda harus memanfaatkan masa keemasan ini serta mengeluarkan segenap potensi yang ada pada diri mereka. Namun, tak bisa dipungkiri pula bahwa problematik masa muda amatlah banyak. Sehingga hal itu sering kali menghambat para pemuda, membuat mereka depresi, bahkan ada yang nekat mengakhiri hidupnya sendiri. Nauzubillah min dzalik. Alhamdulillah, dengan izin Allah TaÕala, buku ini hadir di tengah-tengah kita. Buku ini akan membantu para pemuda untuk melewati masa mudanya dengan tenang. Tanpa ada sesuatu yang mengganggu jiwa maupun membebani pikiran mereka. Buku ini berisi ajaran-ajaran Islam berdasarkan Al-QurÕan dan As-Sunnah yang terbukti ampuh dalam menciptakan ketenangan hidup. Sehingga para pemuda dapat memanfaatkan masa mudanya dengan sebaik mungkin.

... berubah Tahajud umat tatkala Islam, adadan Qiyamullail membaca Al-Qur'an adalah bentuk menyendirinya seorang muslim yang dilakukan pada setiap malam.

Seni Merangkai Keberhasilan

Setiap orang pasti menginginkan keberhasilan dalam hidupnya. Ada yang melakukannya dengan kerja keras: mencapai apa yang diinginkan dengan kedisiplinan. Namun, ada yang tak juga bergerak untuk meraih apa yang menjadi cita-citanya: keinginannya besar, tapi tak lebih dari sekadar angan-angan. Buku ini mengajak kepada pembaca untuk mengenal sekaligus melakukan seni dalam merangkai keberhasilan. Menyajikan rahasia hidup sukses dan bahagia dengan membangun seManga, Manhua & Manhwat sekaligus langkah-langkah nyata untuk meraihnya. Penulis pertama, Akhmad Muhaimin Azzet, membeberkan rahasia hidup sukses dan bahagia dengan langkah-langkah nyata yang berangkat dari keyakinan dan petunjuk Tuhan. Lily Suhana menyajikan seni merangkai keberhasilan dengan membangun kebiasaan-kebiasaan hidup yang bernilai positif dan mencerahkan. Sedangkan Abdul Cholik mengajak pembaca untuk membangun hidup dalam kebajikan agar kehidupan semakin bermakna.

Setelah salat berjemaah di masjid, kita bisa duduk di ruang tamu untuk membaca Al-Qur'an. Setelah itu, membuka seluruh jendela dan membersihkan rumah.

Sajak Para Santri (Seni Mengenal Santri Dengan Puisi)

CV. Poetry Publisher

Buku ini sangat pas jika dibaca sembari mereguk secangkir kopi. Jadi selain asik dan menarik, puisi-puisi dalam buku ini juga realistis. Kami mengapresiasi rekan-rekanita yang melek literasi dan piawai dalam berpuisi. Untuk rekan-rekanitaku, teruslah berkarya. Karena jiwa kita akan tetap hidup dan dikenang dalam karya. Salam pelajar … Belajar! Berjuang! Bertakwa! (Ayu Sri Handayani, A.Md.T Ketua IPPNU PC Wonogiri) Menarik untuk dibaca, santri tidak hanya sekadar antri, tapi berlatih untuk mandiri. Ngajinya juga rinci, langsung dari kyai. Bagi anaknya yang belum nyantri, suruh baca buku ini. (Eka Yuni Purwanti, S.Pd.I., M.Pd. Sekretaris PC Fatayat Kab. Wonogiri) Santri selalu asyik di penjara suci, tidak hanya mengaji juga mencari jati diri sebagai bekal untuk mengabdi pada ibu pertiwi. (Suranto, S.Pd.I. Ketua PAC Ansor Kecamatan Kismantoro) Membaca buku ini, bukti bahwa santri juga bisa menulis puisi. Layak untuk diapresiasi. Karya berikutnya perlu dinanti. (Nur Hidayati, S.Pd.I. ASN di Pemerintahan Kabupaten Demak, Jawa Tengah) Hanya seorang santri, tiap harinya ibadah belajar dan mengaji, Bukan anak yang selalu mengumbar ketenaran diri, dengan kata "Manis dan janji" tidak sangka bisa bikin buku puisi, ajib sekali (PAC IPNU-IPPNU Kec. Karangtengah kab. Wonogiri)

... hati ini Apabila bergelar seorang santri Yang selalu membaca Al-qur'an setiap hari Dengan mendengarkan nasihat kiai Sungguh mulia Sungguh indahnya Hidup ...

BUNGA RAMPAI KAJIAN SENI BUDAYA RAGAM PERSPEKTIF

Dalam buku ini akan kita pahami dengan jelas pengertian seni, seni budaya, dan pendidikan seni. Berbagai pengalaman penulis menyajikan tulisannya dalam bidang penelitian seni, karya dan pengembangan seni, pendidikan dan pengembangan pendidikan seni. Eksistensi seni pada masa covid-19 dikaji oleh penulis-penulis dari berbagai instasi.

Mem-baca ayat al Qur'an kemudian tidak hanya merupakan kegiatan biasa, tetapi menjadi kegiatan seni, seni baca al Qur'an. Kasus perkembangan seni dan agama ...

Seni Mendidik Anak Nukilan Hikmah Menjadi Orang Tua Efektif

Anak tak perlu ayah yang hebat dikantor, Ibu yang super kreatif jualan dimedsos. Dengan dalih untuk kebutuhan rumah tangga Karena anak hanya butuh waktu yang berharga agar ia bisa merasakan kebersamaan yang berkualitas dengan kedua orangtuanya. Harta bisa dicari, namun ketika anak kehilangan kasih sayang dan perhatian. Maka kelak orangtua akan kehilangan kebahagiaan masa tuanya karena anak akan sibuk dengan kehidupan dirinya. Seni Mendidik Anak Nukilan Hikmah Menjadi Orang Tua Efektif ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak

Saat menikah dan kemudian berharap memiliki seorang anak; seharusnyalah kita juga telah mempersiapkan konsep seperti apa yang hendak kita terapkan dalam mendidik anak kita kelak, karena mendidik anak dalam Islam memiliki tata cara dan ...

Seni memberdaya diri: Meditasi untuk peningkatan kesadaran

... kemudian meniupi telapak tangan dan membaca tiga surat terakhir dari Al - Qur ' an , lalu mengusap seluruh badannya , termasuk kepala , wajah dan bagian ...