Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

Sekolah Kapitalisme Yang Licik

Buku ini berusaha mengungkapkan pandangan Paolo Freire. dalam pendidikan klasik, sekolah selalu dilihat sebagai sebuah institusi masyarakat yang bertujuan mencerdaskan anak didik. Sehingga diharapkan, begitu sorang peserta didik menyelesaikan sebuah jenjang sekolah, ia akan tampil sebagai pahlawan bagi masyarakatnya. Tapi kenyataan yang dominan adalah sebaliknya.Seringkali begitu peserta menyelesaikan jenjang pendidikannya, ia menjadi terasing dari lingkungan sekitarnya. Ilmu-ilmu yang mereka pelajari di sekolah sama sekali tidak memiliki kegayutan dengan realitas kehidupan mereka.

Buku ini berusaha mengungkapkan pandangan Paolo Freire. dalam pendidikan klasik, sekolah selalu dilihat sebagai sebuah institusi masyarakat yang bertujuan mencerdaskan anak didik.

Sekolah Kapitalisme yang Licik

Awal 1997, dunia pendidikan, terutama praktis pendidikan pembebasan telah kehilangan seorang pendekarnya. Paulo Freire, tokoh pendidikan pembebasan asal Brazil telah berpulang ke hadirat penciptanya. Ia pergi meninggalkan setumpuk karya, segudang jasa dan segugus gagasan di bidang pendidikan. Di Indonesia, nama Freire sangat terkenal di kalangan LSM. Model pendidikan partisipatif yang digunakan oleh LSM dalam aktivitas pengembangan masyarakat mengambil inspirasi dari praksis pendidikan pembebasan yang digagas Freire. Meskipun gagasan dan praksis pendidikannya banyak digandrungi oleh praktisi pendidikan di Dunia Ketiga, tapi banyak yang menganggap teori dan praksis Freire itu gagal. Anggapan ini erat kaitannya dengan posisi Freire sendiri yang tidak bisa didefinisikan dengan pasti. Sebagai intelektual, ia tidak bisa dikelompokkan sebagai intelektual organis atau intelektual institusional. Memang ia mengklaim sebagai orang radikal, tapi penekanannya pada kebebasan dan demokrasi menempatkan dirinya pada posisi intelektual liberal yang tentu saja berharap-harap dengan kelompok revolusioner. Teori pendidikannya pun tidak bisa ditempatkan dalam genre teori tradisional, modernis, maupun posmodernis. Karena begitu rumitnya posisi Freire, teori dan praksisnya bisa saja dianggap gagal oleh satu pihak, tapi dianggap sukses oleh pihak yang lain. Rumitnya posisi Freire ini akan semakin jelas terasakan dalam perbedaannya dengan para akademisi Universitas Nasional Meksiko (UNAM) mengenai pendidikan tinggi.

Awal 1997, dunia pendidikan, terutama praktis pendidikan pembebasan telah kehilangan seorang pendekarnya.