Sebanyak 15 item atau buku ditemukan

Hakikat Ilmu Tasawuf

Tasawuf melatih jiwa dan membebaskan kita dari hal negatif kehidupan yang tercermin pada akhlak mulia dan kita makin dekat kepada Allah Swt. Ilmu tasawuf wajib dipelajari, karena segala sesuatu ada hakikat dan maknanya (tujuan). Datang ditemani tangis, pergi juga ditemani tangis. Maka dari itu tetaplah bersyukur dalam segala keadaan apapun Membangun rumah penting, Membangun Akhlak Mulia jauh lebih penting Apabila seorang mukmin sukses dalam mengendalikan hawa nafsu, maka ia akan mampu menahan diri dari segala larangan Allah Swt dan tidak berat dalam melaksanakan semua perintah-Nya.

Tasawuf melatih jiwa dan membebaskan kita dari hal negatif kehidupan yang tercermin pada akhlak mulia dan kita makin dekat kepada Allah Swt. Ilmu tasawuf wajib dipelajari, karena segala sesuatu ada hakikat dan maknanya (tujuan).

TASAWUF AKHLAKI: Ilmu Tasawuf yang Berkonsentrasi dalam Perbaikan Akhlak

Buku hadir sebagai buah kegelisahan melihat dan mengamati keadaan dewasa ini. Tampaknya akhlak manusia semakin hancur dan kebablasan disebabkan pengaruh global. Kebebasan manusia memperturutkan keinginan dan hawa nafsunya tanpa memikirkan konsekuensinya. Ajaran yang terdapat dalam tasawuf akhlaki antara lain: 1) Takhalli, yaitu penyucian diri dari sifat-sifat tercela. 2) Tahalli, yaitu menghiasi dan membiasakan diri dengan sikap perbuatan terpuji. 3) Tajalli, yaitu tersingkapnya Nur Ilahi (cahaya Tuhan) seiring dengan sirnanya sifat-sifat kemanusiaan yang negatif pada diri manusia setelah tahapan takhalli dan tahalli. Tasawuf akhlaki akan mewujudkan akhlak mulia kepada manusia yang mengamalkan ajaran-ajarannya. Akhlak mulia adalah puncak dari segala amal ibadah manusia, ibarat pohon kayu adalah buahnya. Buah pohon kayu itu, baik atau buruk tergantung perawatannya dan pemeliharaannya. Begitu pula gambaran amal ibadah dan akhlak manusia. Jadi indikator ibadah manusia, diterima atau tidak diterima oleh Allah swt, dapat dilihat dan diamati dari akhlaknya (bersikap dan bertutur kata) dalam kehidupan sehari-harinya.

Buku hadir sebagai buah kegelisahan melihat dan mengamati keadaan dewasa ini.

ILMU TASAWUF

Tuntunan Hidup Kitab Basah di Zaman Edan

Buku yang ada di tangan pembaca ini, mengupas gagasan-gagasan dari tiga tokoh tasawuf yaitu Mahabbah Rabi’atul Adawiyah, Esoterisme Ronggowarsito, dan Asketisme Syekh Siti Jenar. Rabi’ah al-Adawiyah telah memberi pesan kehidupan bagaimana hidup dengan cinta dan kasih sayang dengan tetap istiqomah atas semua yang telah dihamparkan Sang Pencipta. Kezuhudan Rabi’ah al-Adawiyah menjadi teladan bagi siapa pun bagaimana seharusnya hidup menurut aturan Allah bukan aturan manusia. Ke-mahabbahan-nya tidak serta merta ditujukan kepada dunia yang ia singgahi tetapi justru ia berikan kepada Sang Pemilik Hidup. Raden Ngabehi Ronggowarsito meski tidak semasa dengan Rabi’ah al-Adawiyah dan hidup di zaman modern pun mewanti-wanti bahwa kelak manusia akan memasuki zaman edan, sebuah era di mana manusia sudah kehilangan kendali, sudah tidak eling, tidak mawas diri akibat sikap serakah dan keangkaramurkaan manusia sendiri. Manusia sudah tidak mengindahkan nilai-nilai etika dan moralitas, tidak memiliki tata krama, menafikan nilai budayanya, hilang pangkonnya, bahkan sudah tidak lagi mengingat Sang Penciptanya. Selanjutnya, adalah Syekh Siti Jenar, seorang sufi besar dalam perkembangan sejarah tasawuf (tarekat) di Indonesia telah meletakkan dasar kehidupan bermasyarakat (masyarakat ummah) di atas pondasi tauhid yang sangat tinggi. Syekh Siti Jenar mewariskan nilai-nilai kehidupan dunia dan akhirat yang indah bagi masyarakat. Terlepas dari kontroversinya selama beratus-ratus tahun, yang pasti Syekh Siti Jenar adalah wali Allah yang mengajarkan bagaimana menata kehidupan agar menjadi susunan yang terjaga tidak saja akal pikirannya, tetapi juga hati-jiwa, nurani-rohani, jasadi untuk menjadi adi-manusia (insan kamil).

Buku yang ada di tangan pembaca ini, mengupas gagasan-gagasan dari tiga tokoh tasawuf yaitu Mahabbah Rabi’atul Adawiyah, Esoterisme Ronggowarsito, dan Asketisme Syekh Siti Jenar.

Pengantar Ilmu Tasawuf

Agama Islam merupakan sebuah sistem universal yang sempurna, meliputi seluruh persoalan hidup manusia. Di dalamnya terdapat aqidah (keyakinan), ibadah, dan syari'ah. Ketiganya merupakan tonggak penguat Islam. Ia adalah jawaban universal yang sempurna bagi perkara duniawi yang meliputi segala masa dan tempat. Para Sufi, kaum yang mendalami agama lebih dari sekedar pada tataran syari'at, kaum yang menyelami setiap hakikat Islam, mengatakan bahwa sesungguhnya manusia sangat berpotensi untuk mencapai kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang sesungguhnya dengan beragama, kebahagiaan secara utuh, kebahagiaan yang lebih paripurna dan bersifat abadi yaitu kebahagiaan spiritual. Tasawuf selain berfungsi sebagai obat penyembuh krisis moral-spiritual manusia modern, tetapi ia juga berfungsi memanusiakan manusia. Artinya nilai-nilai tasawuf selalu mengajak pada manusia untuk membangun dirinya sesuai dengan fitrahnya. Buku ini mengajak kita kepada pengetahuan bagaiamana tasawuf mengupas tatacara menyucikan hati, mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-sedekatnya, dan merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari guna mewujudkan integritas moral yang tinggi pada pribadi seorang muslim yang sesuai dengan fitrhanya sebagai manusia, demi mencapai kebahagiaan yang hakiki kebahagiaan spiritual. Buku pengantar ini sangat penting untuk dibaca oleh mahasiswa perguruan tinggi Islam, baik UIN, IAIN, maupun PTIS sebagai salah satu bahan referensi pada mata kuliah Ilmu Tasawuf.

Buku pengantar ini sangat penting untuk dibaca oleh mahasiswa perguruan tinggi Islam, baik UIN, IAIN, maupun PTIS sebagai salah satu bahan referensi pada mata kuliah Ilmu Tasawuf.

Ilmu Tasawuf

Tasawuf merupakan salah satu aspek esoterik Islam dan intisarinya adalah kesadaran akan adanya komunikasi rohaniah antara manusia dan Tuhan melalui kontemplasi. Dengan bertasawuf, seseorang akan menjadi lebih bersih hati dan jiwanya, sekaligus dia akan dibimbing oleh cahaya Ilahi secara intens. Dengan demikian, perilaku seorang sufi akan terefleksikan dalam berbagai tindakan dan berkomunikasi secara baik dengan Tuhan sebagai perwujudan hablun minallah (hubungan vertikal) sekaligus berhubungan baik dengan sesama manusia sebagai perwujudan hablun minannas (hubungan horizontal). Buku ini membahas tentang; Apa itu Tasawuf; Posisi Tasawuf dalam Islam; Tujuan Tasawuf; Sejarah Tasawuf; Epistemologi Filsafat dan Tasawuf; Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Tauhid; Filsafat, Fiqh, dan Psikologi; Tasawuf Akhlaki; Tasawuf Irfani; Tasawuf Falsafi; Ajaran-Ajaran Tasawuf; Tokoh-Tokoh Tasawuf dan Pemikirannya; Tarekat dan Sejarah Perkembangannya; Tasawuf dan Tokoh-Tokoh Tasawuf di Indonesia; serta Studi Kritis Terhadap Ajaran Tasawuf. Buku ini menjadi referensi “wajib” bagi Mata Kuliah Ilmu Tasawuf di berbagai perguruan tinggi agama Islam di UIN, IAIN, STAIN, serta PTAIS khususnya di Fakultas-Fakultas Tarbiyah, Dakwah, Syariah, Ushuluddin, dan Adab. Buku ini juga perlu dibaca bagi siapa saja yang ingin mendalami tasawuf secara mendalam dan komprehensif.

Buku ini menjadi referensi “wajib” bagi Mata Kuliah Ilmu Tasawuf di berbagai perguruan tinggi agama Islam di UIN, IAIN, STAIN, serta PTAIS khususnya di Fakultas-Fakultas Tarbiyah, Dakwah, Syariah, Ushuluddin, dan Adab.