Sebanyak 3 item atau buku ditemukan

Hadis Qudsi Firman Allah Yang Tak Tercantum Dalam Al-Qur`An

Syari`at Islam dibangun di atas dua pondasi; Al-Qur’an dan Hadis. Keduanya memiliki kaitan yang sangat erat. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak bisa diartikan dengan benar dan tepat tanpa bantuan keterangan dari Sunnah Nabi (hadis). Salah satu contoh tentang perintah wajibnya salat dalam Al-Qur`an yang tidak mungkin dipraktikkan tanpa bantuan Sunnah Nabi, karena Al-Qur’an tidak menyebutkan tata cara salat dari awal sampai akhir. Al-Qur’an hanya menegaskan wajibnya salat lima waktu. Arti penting mempelajari ilmu hadis dapat dilihat dari ungkapan Imam Abu Hanifah, ” Tanpa Sunnah tak seorang pun dari kita yang dapat memahami Al-Qur’an.” Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah kumpulan Hadis Qudsi, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Nabi dari Allah. Hadis qudsi disebut juga dengan hadis Rabbani/Ilahi. Kedudukan Hadis Qudsi berada di antara Al-Qur’an dan Hadis Nabawi. Perbedaannya terdapat pada penisbatan lafal dan makna. Lafal dan makna Al-Qur’an Al-Karim dinisbatkan langsung kepada Allah. Sedangkan Hadis Nabawi, lafal dan maknanya dinisbatkan kepada Nabi. Adapun Hadis Qudsi, hanya maknanya saja yang dinisbatkan kepada Allah Ta’ala, sedangkan lafalnya dari Nabi. Oleh karena itulah, membaca Hadis Qudsi tidak terhitung sebagai ibadah, tidak dapat digunakan sebagai bacaan dalam salat, tiada tantangan dari Allah kepada orang kafir untuk menandinginya, dan tidak dinukil secara mutawatir sebagaimana Al-Qur’an. Sehingga Hadis Qudsi ada yang berderajat shahih, dha’if, bahkan maudlu’ (palsu). Meski demikian, bukan berarti mempelajari Hadis Qudsi tidak penting, apalagi bila kumpulan Hadis Qudsi yang telah diseleksi oleh ulama yang teruji kapasitas dan kapabilitasnya sebagai ahli hadis. Imam Nawawi dan Imam Qasthalani, sebagai penyusun kumpulan Hadis Qudsi dalam kitab ini.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara ...

Hadis Qudsi Pilihan

Panduan untuk Memahami Maknanya dan Menyempurnakan Ibadah Lengkap dengan Penjelasan Hadis

Di antara hadis-hadis Nabi Muhammad Saw. Terdapat hadis yang lafaz dan maknanya datang dari Allah. Tetapi lafaz tersebut tidak termasuk ayat Al-Qur’an. Itulah hadis qudsi. Hadis qudsi tidak dikenai hukum-hukum yang terkait dengan Al-Qur’an. Oleh karena itu, hadis qudsi tidak boleh digunakan sebagai pengganti Al-Qur’an yang dibaca saat shalat. Kita juga juga tidak disyaratkan harus dalam keadaan suci terlebih dahulu ketika membaca hadis qudsi. Biasanya sebelum menyebutkan lafaz hadis qudsi, Rasulullah Saw. akan mendahuluinya dengan mengatakan “Allah berkata”. Buku hadis qudsi ini merupakan karya ulama terkemua Al-Azhar yang digelari sebagai imam para dai. Buku ini menuntun kita untuk memahami kewajiban manusia sebagai Allah. Buku ini mampu membimbing kita untuk mempertebal keimanan, mencapai puncak ketakwaan, dan memantaskan diri agar termasuk golongan para kekasih Allah. Tiada tempat yang pantas bagi para kekasih Allah, kecuali surga abadi yang di dalamnya terdapat banyak istana, taman, buah-buahan, hidangan, sungai susu, sungai madu, bahkan sungai khamar. Semua penduduk surga bebas menikmati semua hal itu. Namun kenikmatan tersebut tidaklah seberapa dibandingkan dengan puncak kenikmatan di surga, yakni kenikmatan melihat langsung Zat Allah Swt. Semoga kita termasuk golongan yang yang mendapatkan kenikmatan tersebut. Amiin.

Di antara hadis-hadis Nabi Muhammad Saw.