Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

BUDAYA BELAJAR DAN INOVASI PEMBELAJARAN PAI

Perubahan budaya belajar anak Indonesia dan kreativitas inovatif pembelajaran harus dilakukan secara mendasar, menyeluruh, mengena, intensif, progresif, dan membudaya. Kebiasaan belajar hanya untuk ujian, enggan membaca kalau tidak ada tugas, tidak ada rasa ingin tahu hanya ingin diberi tahu, belajar tidak tuntas dan tidak berkelanjutan, belajar bergantung pada guru, rendahnya motivasi belajar dan puas dengan hasil belajar apa adanya, serta masih banyak hal-hal negatif lainya yang masih menjadi budaya belajar pesrta didik di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan perubahan budaya belajara yang baik. Ada beberapa faktor yang menjadikan budaya belajar kurang baik, antara lain disebabkan oleh budaya proses pembelajaran yang kurang baik.

Dalam mengimplementasikan inovasi pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013, ada banyak model pembelajaran dan beberapa yang disarankan di dalam kurikulum 2013 diantaranya adalah (1) Inquiry Based Learning, (2) discovery Based ...

PERUBAHAN BUDAYA BELAJAR DAN INOVASI PEMBELAJARAN PAI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (Studi Multikasus di SMP Negeri 3 dan SMP Islam Sholahuddin Kota Malang)

Perubahan budaya belajar dan pembelajaran dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 termasuk dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti menjadi keniscayaan. Proses belajar dan pembelajaran menuntut penigkatan ompetensi lulusan baik dari segi soft skill maupun hard skill yang meliputi aspek sikap (attitude), pengetahuan (Intelektual), dan ketrampulan (Skill). Dalam kurikulum 2013 mengupayakan perubahan keseimbangan pengembangan kompetensi spiritual, social, pengetahuan dan keterampilan secara utuh dalam pembelajaran. Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dikembangkan dengan dilengkapi pendekatan ilmiah (scientific approach) melalui tahapan 5M (Mengamati, Menanya, Mengekplorasi, Mengasosiasi, Mengkomunikasikan). Belajar dikembangkan tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat dan guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)Proses belajar mengajar yang efektif semestinya menumbuhkan daya kreasi, daya nalar, rasa keingintahuan (curiosity), dan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru (meskipun hasilnya keliru), memberikan keterbukaan terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, menumbuhkan demokrasi, dan memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan akibat kreativitas berpikir itu.

Perubahan budaya belajar dan pembelajaran dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 termasuk dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti menjadi keniscayaan.