
Epistemologi Islam
Hujjah al-Islam Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (w.1111), tidak saja Êmengakui empiris, rasio, intuisi dan otoritas sebagai sumber pengetahuan, sebagaimana epistemologi modern, tetapi ia menunjukkan keniscayaan superioritasÊladunniyÊ(ilham-wahyu) dan otoritas (wali-nabi) dalam pengetahuan dan kebenaran. la mengembalikan pengetahuan dan kebenaran itu kepada sumbersegalasumber pengetahuan yaitu AllahÊal-Haqqal-Mubin. Ragam pengetahuan itu kemudian disusun secara hierarkis dalam struktur ilmu pengetahuannya, dengan menempatkan marifah sebagai puncaknya, dengan marifah al-Dzat, sebagai muara akhir segala macam pengetahuan dan kebenaran. Realitas akhir tersebut hanya bisa dicapai oleh para waliyullah. Saat kesadaran benar-benar tersita oleh aI-fardaniyyah al-mandlah, maka terjadilah fang bahkan fang Mereka tenggelam dalam baqa yang secara kurang tepat disebut hulul oleh al-Hal laj dan ittihad oleh Abu Yazid al-Busthami. Bagi mereka yang telah lama pada rnaqam ini menurut al-Ghazali, akhirnya akan dapat meneguhkan kembali dualitas yang semula sirna, sehingga tercapailahÊwahdat al-syuhud. Dua pendekatan ditawarkannya untuk mencapai berbagai jenis pengetahuan yang ada, yaitu: al-insaniy (pendekatan humanistik) dan al-talim al-rabbaniy (pendekatan transendental). Pendekatan pertama berguna untuk memperoleh ilmu pengetahuan empirik-rasional. Adapun pendekatan kedua untuk memperoleh pengetahuan intuitifÊladunniy. ------- Penerbit Kencana (Prenadamedia Group)
- ISBN 13 : 6024221800
- ISBN 10 : 9786024221805
- Judul : Epistemologi Islam
- Pengarang : Akhmad Sodiq,
- Penerbit : Kencana
- Bahasa : id
- Tahun : 2017
- Halaman : 180
- Google Book : https://play.google.com/store/books/details?id=k_pDDwAAQBAJ&source=gbs_api
-
Ketersediaan :
Hujjah al-Islam Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (w.1111), tidak saja Êmengakui empiris, rasio, intuisi dan otoritas sebagai sumber pengetahuan, sebagaimana epistemologi modern, tetapi ia menunjukkan keniscayaan superioritasÊladunniyÊ(ilham ...