Sebanyak 92 item atau buku ditemukan

Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini Penulis : Ari Kusuma Sulyandari Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-6410-43-1 Terbit : Juli 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Buku ini adalah buku tentang perkembangan kognitif dan kreativitas anak usia dini yang diambil dari beberapa ahli. Di antaranya adalah Santrock, Hurlock, Vygotsky, Piaget dan Montessori. Buku ini juga membahas tentang tahapan-tahapan perkembangan kognitif anak usia dini serta perkembangan berpikirnya. Juga menyinggung tentang jenis-jenis bermain yang dilakukan anak. Tak hanya perkembangan kognitif, perkembangan Bahasa, baca dan tulis juga diulas, serta apa yang harus dilakukan oleh guru. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini Penulis : Ari Kusuma Sulyandari Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-6410-43-1 Terbit : Juli 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Buku ini adalah buku tentang perkembangan kognitif dan kreativitas ...

Special Education Management-by-information: a Resource Guide

For State and Local Education Agencies

COLORADO SEA OVERVIEW Colorado's information system was developed primarily to meet state reporting requirements mandated by the Colorado Handicapped Children's Education Act . The State Special Education Services Unit designed the ...

Citra Merek dan Word of Mouth (Peranannya Dalam Keputusan Pembelian Mobil Nissan Grand Livina)

Buku ini menjelaskan tentang citra merek dan word of mouth dalam meningkatkan minat beli dan pemasaran mobil di Indonesia.

Buku ini menjelaskan tentang citra merek dan word of mouth dalam meningkatkan minat beli dan pemasaran mobil di Indonesia.

Ketika Wanita Menjadi Guru

Wanita, semakin banyak memasuki dunia profesi dalam berbagai bidang. Fenomena ini tentu tidak dapat dianalisis dari satu sudut pandang saja. Ada beberapa gejala sosial yang berpengaruh pada makin banyaknya wanita memasuki dunia profesi, seperti kemajuan dan keanekaragaman dunia pendidikan memungkinkan jenjang dan pemerataan bagi anak pria dan wanita. Gejala ini menumbuhkan kemampuan bagi kaum wanita untuk menggeluti berbagai bidang profesi. Selain itu, peningkatan dalam bidang pelayanan masyarakat, seringtkali menumbuhkan tenaga kerja yang khas, seperti dokter, perawat, pramuniaga dan guru. Wanita dengan segala keletihannya, curahan perhatiannya kepada anak, pengabdiannya kepada suami, rasanya di luar batas logika. Di luar hitungan matematis ketika kita berbicara angka demi angka. Bahkan di luar analisa psikologis, saat seorang ibu menjalankan kehidupan multiperan. Termasuk kala seorang ibu menjadi penyokong nafkah keluarga baik utama maupun pembantu. Beberapa kondisi di atas, ditambah masalah lain seperti suami yang tidak dapat memberi nafkah keluarga secara langsung dan tidak langsung menambah daftar makin banyaknya wanita yang harus bekerja. Dengan karakter yang khas seorang ibu yang bekerja tentu berbeda dengan ayah yang bekerja. Perannya yang besar dalam keluarga membuat seorang ibu harus membagi dirinya dalam berbagai fungsi. Disinilah terjadi tarik menarik tantangan, dilema dan masalah yang melengkapi ibu bekerja, termasuk guru. Bagaimana ia harus berkompromi dengan keluarga, mengatur waktu, berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sosial, memahami eksistensi dirinya sebagai individu plus sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat, serta sebagai guru, yang harus di gugu dan ditiru. Belum lagi anggapan dari masyarakat bahwa seorang guru adalah “Malaikat” yang tidak pernah melakukan kesalahan. Berbeda dengan profesi lain, bila guru melakukan kesalahan, biasanya masyarakat akan “mengecam” perbuatan guru tersebut. Dewasa ini, banyak sekali siswa kurang motivasi belajar sehingga jarang hadir ke sekolah atau hadir ke sekolah tetapi tidak mengikuti pelajaran. Hal tersebut mereka lakukan dengan berbagai alasan, seperti tidak suka dengan guru, guru terlalu cerewet, guru tidak pernah mengabsen, guru tidak pernah perduli, guru tidak menguasai pelajaran dan sebagainya. Objeknya adalah guru. Sekali lagi guru. Meskipun, bisa jadi siswanya yang memang tidak ada keinginan untuk belajar. Tetapi tetap saja tanggung jawab itu ada di pundak kita sebagai pendidik. Untuk itu peran guru sebagai konselor sangat diharapkan untuk membangkitkan motivasi pada anak didik. Guru profesional harus memiliki keahlian, tanggung jawab, dan memiliki kualifikasi kompetensi yang memadai meliputi kompetensi intelektual, sosial, spiritual, pribadi dan moral sehingga anak didik akan termotivasi untuk belajar. Begitu berat beban seorang guru profesional plus sebagai seorang ibu. Disinilah terjadi permasalahan bagi seorang wanita yang harus mengemban multiperan. Apalagi sebagai guru yang harus benar-benar profesional dengan konsekuensi logis atas sebuah pilihan hidup yang telah dipilih dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab pada pilihan tersebut. Tentu perlu langkah yang “jitu” agar terjadi keseimbangan antara peran yang akan dijalankan, antara rumah tangga dan karir.

Wanita, semakin banyak memasuki dunia profesi dalam berbagai bidang.

Laporan hasil survey perencanaan UDKP Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah

Rehab berat Krempong II Rehab Meningkatkan Pendidikan 3 bln . 8.000 Inpres 17 . Rehab ringan Malebo II Rehab Meningkatkan Pendidikan 8 bln . 3.000 Inpros Rumah Jaga Sucan I Baru Meningkatkan Keamanan Sekolahan 8 bln . 2.000 Inpres 22 .