Masalah menulis tidak dapat dipisahkan dari masalah kehidupan berkomunikasi dengan bahasa. Dalam banyak hal, dunia seseorang dalam hidupnya terletak pada bahasanya. Melalui bahasa kita mengerti, memahami, menikmati, mengontrol, mengembangkan dan menciptakan dunia kehidupan manusia. Di dalam membangun dan mengembangkan siswa ke arah kemungkinan-kemungkinan berbahasa secara kreatif melalui pengajaran menulis, guru dapat membantu atau menolong para siswa untuk merentang dan meluaskan dunia mereka, untuk hidup lebih penuh dengan makna. Hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran pantun biasanya hanya bertumpu pada aspek membaca naskah pantun. Metode tersebut ternyata kurang memadai dan tidak memberikan solusi dalam melatih, memotivasi, dan mengekspresikan imajinasi peserta didik. Aspek keterampilan menulis pantun biasanya kurang mendapatkan perhatian bagi guru. Menurut pengamatan penulis keterampilan menulis pantun dianggap sulit oleh peserta didik, karena dalam pengajaran pantun biasanya guru memaksakan peserta didik untuk menulis pantun di dalam kelas dan harus selesai dalam satu pertemuan sehingga menghasilkan hasil karya pantun yang rendah kualitasnya dan tidak memberikan motivasi bagi peserta didik. The Learning Cell Dalam Pembelajaran Menulis Pantun ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.
Dalam bahasa Minang, pantun berasal dari kata patuntun 'petuntun'. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama parikan, dan dalam bahasa Sunda pantun dikenal dengan paparikan, masyarakat Batak menyebut pantun dengan sebutan umpama ...