Buku ini sebenarnya berisi kerisauan penulis terhadap kehidupan masyarakat, utamanya masyarakat Indonesia saat ini yang semuanya ingin serba instan, apa yang diinginkan semua langsung tersedia tanpa menunggu lama. Pendidikan modern sejatinya telah gagal menjadikan manusia seutuhnya. Ijazah, sertifikasi yang dikejar manusia modern semuanya hanya menjadikan manusia sebagai sarana cepat menghasilkan pundi-pundi uang dengan bekerja membesarkan usaha orang lain. Menjadi pekerja atau profesional bukanlah sebuah aib. Itu adalah pilihan hidup sebagaimana memilih menjadi wirausahawan atau relawan atau profesi lainnya. Apapun profesinya harus satu yang diingat bahwa rezeki bukan soal uang tunai, rezeki adalah semua yang diberikan Sang Pemberi Hidup kepada mahluknya baik berupa uang tunai, harta, kemudahan bahkan kesulitan yang menimpa
Buku ini sebenarnya berisi kerisauan penulis terhadap kehidupan masyarakat, utamanya masyarakat Indonesia saat ini yang semuanya ingin serba instan, apa yang diinginkan semua langsung tersedia tanpa menunggu lama.
Sebuah Pengantar Memahami Manusia dan Pendidikan dalam Tinjauan Filosofis
Dari hari ke hari problem pendidikan semakin komplek mengikuti arah perkembangan zaman. Berbagai pemikiran manusia dicurahkan untuk menjawab problematika pendidikan. Tetapi apa yang dibutuhkan oleh manusia sesungguhnya berawal dari pertanyaan-pertanyaan mendasar yang diajukan oleh filsafat agar ia bisa semakin mendekati kepada realitas yang diharapkan. Tidak hanya itu, manusia berupaya mengembangkan pengetahuannya dan mengajarkannya kepada orang lain agar hasil-hasil pemikiran dan tradisi budayanya itu dapat diteruskan oleh generasi-generasi setelahnya. Ada yang bertahan, tetapi ada pula yang tergusur oleh hasil pemikiran baru. Itulah pendidikan. Jika makhluk lain bertahan dan berkembang mengikuti selera alam, tidak halnya dengan manusia, ia bertahan dan berkembang melalui proses pendidikan. Peranan filsafat yang mendasari berbagai aspek pendidikan sudah tentu merupakan sumbangan utama bagi pembinaan pendidikan. Teori-teori yang tersusun karenanya dapat disebut sebagai ilmu kependidikan yang landasannya adalah filsafat pendidikan. Dalam pandangan Islam, filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat terhadap masalah-masalah pendidikan sehingga dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu dan umat Islam secara luas. (HM. Arifin dalam buku Ilmu Pendidikan Islam) Pendidikan seharusnya ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan intelektualitas manusia. Pendidikan tinggi harus bersendikan filsafat metafisika. Filsafat pada dasarnya adalah cinta intelektual yang datangnya dari Tuhan. (Robert M. Hutchkins, seorang penganut Perenialisme)
... umum dan sistematis. Ia mengatakan: “Just a formal philosophy attemps to understand reality as a whole by explaining it in the most general and systematic way, so educational philosophy seeks to comprehend educationin its entirely ...
Featuring Immanuel Wallerstein, Joseph Massad, Marnia Lazreg, and other well-known and emerging new authors, this book seeks a more accurate understanding of Islam and Islamic societies' role and relations to global cultural and economic realities. The book confronts a trend today of analyzing Islam as a "cultural system" that stands outside of, and even predates, modernity. The authors see this trend as part of a racist discourse unaware of the realities of contemporary Islam. Islamic societies today are products of the world capitalist system and cannot be understood as being separate from its forces. The authors offer a more carefully constructed and richer portrait of Islamic societies today and forcefully challenge the belief that Islam is not part of, nor much affected by, the modern world-system.
Featuring Immanuel Wallerstein, Joseph Massad, Marnia Lazreg, and other well-known and emerging new authors, this book seeks a more accurate understanding of Islam and Islamic societies' role and relations to global cultural and economic ...
Sekarang ini, mengelola keuangan dalam sebuah keluarga sangat penting. Mulai dari penggunaan uang untuk keperluan pribadi hingga keperluan kita di akhirat nanti. Sebagaimana Nabi Muhammad saw., yang mulai berdagang sejak remaja, itu artinya beliau sudah mengelola uangnya dengan baik hingga akhir hayatnya. Kini, saatnya kita mengelola uang yang ada untuk keperluan saat ini. Ya. Perencanaan keuangan zaman dulu dengan sekarang tentu berbeda. Oleh karenanya, sebagai muslim yang cerdas kita harus mengetahui untuk apa saja uang yang akan kita keluarkan.
ELEKTRONIK. D. i zaman modern saat ini, hampir semua lapisan masyarakat, baik masyarakat kota maupun masyarakat desa sudah memiliki barang elektronik baik berupa televisi, kulkas/lemari es, mesin cuci maupun ponsel.
Kurangnya jumlah tenaga , rendahnya kualitas , dan tidak meratanya ketersebaran tenaga guru merupakan permasalahan besar yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia . Berdasarkan data statistik pendidikan pada tahun ajaran ...