Buku ini merupakan refleksi dialektis penulis atas berbagai pemikiran filosofis yang berkembang dengan berbagai wacana dan aliran pendidikan yang berkembang saat ini. Menelaah buku ini berarti mencoba memahami pendidikan dari dua aspek, dasar pemikiran dan wacana yang berkembang. Praktik-praktik pendidikan di Indonesia sekarang ini jika dirujuk kepada dasar-dasar filosofis pendidikan akan mengalir pada pendidikan yang bercorak positivistik dan pragmatik-progresif. Di sisi lain, pendidikan di Indonesia juga berada dalam arus demokrasi, kapitalisme, dan pluralisme. Ketiga “ideologi dunia” ini terus mempengaruhi eksistensi pendidikan yang ada di Indonesia, bahkan menjadi model. Demokrasi pendidikan sudah menjadi bagian dari penyelenggaraan pendidikan di Indonesia walaupun masih ada kelemahan-kelemahan yang muncul. Kapitalisme pendidikan mulai mewabah dalam praktik-praktik penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pluralisme pendidikan mulai digagas dan dicoba implementasinya seiring dengan berjalannya demokratisasi pendidikan di Indonesia. Namun demikian, dalam beberapa hal, wacana-wacana pendidikan ini masih menjadi polemik bagi mereka yang berkepentingan dalam dunia pendidikan. Menelaah buku ini dapat membuka horizon pemikiran pen-didikan yang lebih luas dan komprehensif; tidak hanya dalam tataran konsep, tetapi juga dalam tataran implementasi dan problematika yang terjadi di lapangan.
... philosophy attemps to understand reality as a whole by explaining it in the most general and systematic way, so ... umum dan sistematis. Pernyataan Kneller sejalan dengan pendapat Ahmad Tafsir (2010: 5) yang mengatakan bahwa objek ...
Kewirausahaan yang sebutan populernya entrepreneurship memang sangat erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian. Namun sebenarnya kalau dikaji secara mendalam ternyata lebih luas dari itu. Entrepreneurship yang menghasilkan wirausaha atau entrepreneur seseungguhnya tidak melulu berdampak ekonomis, tetapi dapat pula membuahkan berbagai nilai ideal dalam tataran sosial, politik, budaya dan aspek terkait lainnya. Artinya kalau bicara tentang wirausaha bukan berarti hanya memperbincangkan pengusaha atau pebisnis, melainkan setiap pekerjaan yang dilakukan individu tertentu sesuai dengan bidang profesinya yang didasari oleh jiwa wirausaha serta semangat dan nilai-nilai kewirausahaan.
Teknologi biometrik adalah sebuah metode komputerisasi yang menggunakan aspek-aspek biologi terutama karakte-ristik yang unik dan spesifik yang dimiliki oleh manusia. Karakterisitik fisiologi unik yang dapat digunakan sidik jari, wajah, tangan, iris, retina, suara, tanda tangan, cara penge-tikan. Perangkat presensi dapat mengenali sidik jari para mahasiswa yang akan mengikuti kuliah. Pintu pun terbuka setelah retina mata si pegawai dipindai oleh pembaca retina mata. Hal-hal tersebut menunjukkan beberapa contoh yang melibatkan pengolahan citra. Saat ini telah banyak berkembang peralatan teknologi akuisisi citra medis, salah satu di antaranya adalah teknologi yang lazim disebut CT-scan. CT-Scan (Computed Tomography Scan) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai area kecil dari tulang termasuk tengkorak kepala dan otak. Citra hasil akuisisi atau rekaman CTScan dapat mebantu memperjelas adanya dugaan yang kuat tentang kelainan yang terjadi pada otak, misalnya: gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses, pendarahan pada otak serta perubahan vaskuler berupa malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
Selain itu dalam penerapannya ukuran database template sangatlah besar, bahkan dalam database perbankan pusat pernah terjadi bottleneck saat proses identifikasi. Sistem biometrik yang ideal, diharapkan mempunyai karakteristik sebagai ...
This book brings together a broad and diverse range of new and radical approaches to public relations focussing on the increasingly vital role that visual, sensory and physical elements factors play in shaping communication. Engaging with recent developments in critical and cultural theories, it outlines how non-textual and non-representational forces play a central role in the efficacy and reception of public relations. Challenging the dominant accounts of public relations which center on the purely representational uses of text and imagery, the book critiques the suitability of accepted definitions of the field and highlights future directions for conceptualizing strategic communication within a multi-sensory environment. Drawing on the work of global researchers in public relations, visual culture and communication, design and cultural theory, it brings a welcome inter-disciplinary approach which pushes the boundaries of public relations scholarship in a global cultural context. This exciting analysis will be of great interest to public relations scholars, advanced students of strategic communication, as well as communication researchers from cultural, media and critical studies exploring PR as a socio-cultural phenomenon.
This book brings together a broad, diverse range of radical approaches to PR focussing on the increasingly vital role that visual, sensory and physical elements play in shaping communication.