Sebanyak 41606 item atau buku ditemukan

Mengatasi krisis ekonomi

membangun ekonomi kelautan : tinjauan sejarah dan perspektif ekonomi

Berkembang dalam Bayang-Bayang Jakarta

Sejarah Depok 1950—1990-an

Depok merupakan sebuah kota yang mengalami fenomena menarik dalam perkembangannya. Nama Depok bukan hanya menyiratkan keberadaan sebuah kota yang terletak di antara dua pusat administratif penting dalam sejarah colonial, yaitu Batavia dan Buitenzorg, melainkan punya makna yang lebih luas yang mencakup suatu perubahan struktur sosial masyarakatnya, pola tata ruangnya, dan sistem nilai budayanya. Perubahan yang dialami oleh kota ini menciptakan suatu bentuk dan dinamika kehidupan baru yang sama sekali berbeda dengan tujuan awal kota ini dirancang dan dikembangkan. Dalam proses perkembangannya, Depok terkait erat dengan kota metropolitan Jakarta yang menentukan eksistensinya. Keterlibatan Depok dalam percaturan permasalahan yang disangga Jakarta, lebih disebabkan jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Kehadiran UI sebagai satelit pendidikan yang otonom di Depok pada 1987 di satu pihak berdampak pada terjadinya transformasi ekonomi, sosial, dan budaya yang berlangsung secara cepat. Dari segi ekonomi telah terjadi perubahan dari tata ruang ke tata uang. Sementara itu, dari segi politis, pemerintah pun tidak berupaya untuk memindahkan kedudukan UI ke Depok. Namun, di pihak lain, UI belum sepenuhnya memenuhi harapan pemerintah Kota Depok untuk menjadi identitas baru Depok. Depok adalah UI dan UI adalah Depok. Dalam perkembangan selanjutnya, pada 1999 Depok muncul sebagai sebuah simpul baru, dan merupakan bagian dari realitas Jabodetabek. Kota-kota tersebut merupakan sebuah entitas yang saling berhubungan dalam berbagai dimensi. Apa yang terjadi di Jakarta, akan terjadi juga di Depok. Namun, dalam perjalanannya, terjadi diskoneksi antara Depok realitas dan Depok ideal. Depok masih bergantung pada orbitnya, Jakarta. Dari realitas tersebut, akankah Depok terus berkembang dalam bayang-bayang Jakarta, dan pada akhirnya akan menjadi bagian dari DKI Jakarta seperti halnya Meester Cornelis?

Depok masih bergantung pada orbitnya, Jakarta. Dari realitas tersebut, akankah Depok terus berkembang dalam bayang-bayang Jakarta, dan pada akhirnya akan menjadi bagian dari DKI Jakarta seperti halnya Meester Cornelis?

Sejarah Perkembangan Pers Minangkabau (1859 - 1945)

Peran penting pers dalam membentuk sejarah Minangkabau tak terbantahkan. Lahir dari tanggapan kritis terhadap perubahan zamannya, pers Minangkabau menampilkan mozaik situasi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang dihidupi oleh orang-orang pada zamannya. Kendati pers Minangkabau tergolong salah satu yang tertua di Indonesia, ternyata belum banyak tulisan yang secara mendalam mengangkat sejarah pers Minangkabau khususnya pada periode 1859–1950. Dalam konteks itulah buku ini mengambil perannya. Secara garis besar buku ini akan menunjukkan (1) latar belakang sejarah Minangkabau, adat-istiadat, dan budayanya; (2) sejarah pergerakan reformasi Islam di Minangkabau, yang bermula pada abad ke-8, ketika Islam diperkenalkan di Minangkabau oleh para pedagang dari Arab dan Gujarat; (3) sejarah pers Minangkabau yang diawali dengan pemakaian bahasa dan abjad Arab-Melayu, sampai masa pemakaian bahasa Melayu sepenuhnya oleh media; dan (4) perkembangan pers Islami hingga organisasi dan lembaga pendidikan yang menjadi lokasi awal produksi sebelum akhirnya benar-benar berbentuk penerbitan. Ditulis dengan metode historiografi, buku ini dengan lugas menekankan bahwa pers Minangkabau berkontribusi penting dalam pembentukan jiwa nasionalis hingga akhirnya turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. *** "Sudah lama kita kehilangan gambaran tentang dinamika lokal. Sistem media, termasuk penyiaran kita, terkonsentrasi di Jawa khususnya Jakarta. Ratusan kelompok etnis dan bahasa lokal tak lagi tergambar di media. Keanekaragaman terasa hilang. Buku ini rasanya menggugah kembali keinginan kita untuk memahami Indonesia secara utuh." —Amir Effendi Siregar; Dosen Komunikasi UII, Pemimpin Umum Majalah Warta Ekonomi, Ketua Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2MEDIA) "Sejak awal, perkembangan pers, sastra, pemikiran tertulis, dan segala bentuk pertarungan gagasan nasional melalui media komunikasi berbahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang berasal dari Minangkabau, paling tidak dibesarkan atau menuntut ilmu di daerah itu. Sekelumit nama di antaranya: Adinegoro, St. Takdir Alisyahbana, Marah Rusli, Rosihan Anwar, Usmar Ismail, Asrul Sani, Mochtar Lubis, P.K. Ojong, dll. Khusus dalam pers Islam nasional, misalnya, M. Natsir, HAMKA, Abu Hanifah, Mahmud Yunus... Mudah-mudahan segera menyusul buku-buku sejarah perkembangan pers dari daerah-daerah lain." —Prof. M. Alwi Dahlan, Ph.D; Guru Besar Emeritus Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

Peran penting pers dalam membentuk sejarah Minangkabau tak terbantahkan.